Membelot di Pilkada, Bupati Semarang dan Anaknya Terancam Dipecat dari PDIP

Rabu, 02 September 2020 - 18:51 WIB
loading...
Membelot di Pilkada, Bupati Semarang dan Anaknya Terancam Dipecat dari PDIP
Tiga kader partai di Jateng terancam dipecat PDI Perjuangan karena dianggap membelot dalam Pilkada Serentak 2020. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
SEMARANG - Tiga kader partai di Jateng terancam dipecat PDI Perjuangan karena dianggap membelot dalam Pilkada Serentak 2020. Kader yang disebut tidak patuh dengan rekomendasi partai tersebut berada di Kabupaten Semarang dan Blora.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Kusriyanto menyampaikan pihaknya akan mengusulkan pemecatan ke DPP terhadap kader yang 'berkhianat'.

"Mereka nggak mendukung rekomendasi pilkada. Pasti ada sanksi, nanti kita usulkan ke DPP. Sanksinya ya pemecatan," tegas Bambang usai Penyerahan Formulir Model B1-KWK Parpol Pilkada Serentak 2020 di Panti Marhaen Semarang, Rabu (2/9/2020).

Ia menjelaskan kader yang dianggap tidak tegak lurus instruksi partai adalah Bupati Semarang Mundjirin. Mundjirin yang saat ini masih kader PDI Perjuangan dianggap memberi ruang kepada istrinya, Bintang Narsasi untuk maju sebagai Bakal Calon Bupati Semarang melalui partai lain.

PDI Perjuangan sendiri memberi rekom ke paslon Ngesti Nugraha-Basari untuk maju di Pilkada Kabupaten Semarang. Sedangkan Bintang Narsasi berpasangan dengan Sekda Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono.

"Padahal awalnya anaknya Pak Mundjirin kita tawari maju sebagai calon wakil, nggak boleh. Tahu-tahu istrinya maju," ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini.

Sementara, anak Mundjirin, Biena Munawa Hatta sendiri juga kader PDI Perjuangan dan kini menjabat anggota DPRD Kabupaten Semarang.

"Anaknya kami beri ruang dengan menjadi anggota dewan karena percaya akan mendukung rekom. Kalau begini kan namanya tidak mendukung rekom," tegasnya.

Sementara di Blora, kader PDI Perjuangan yang juga anggota DPRD setempat, Dwi Astutiningsih justru maju Pilkada melalui Partai Demokrat.

PDI Perjuangan sendiri memberi rekomendasi pada Arief Rohman-Tri Yulisetyowati untuk maju di Pilkada Blora.

Ia menegaskan, yang bersangkutan jelas tidak tunduk pada perintah partai. Posisi sebagai legislator akan diganti melalui mekanisme pergantian antar waktu (PAW). (Baca: Diduga Sakit Hati, Warga Semarang Bakar Rumah Mertua).

"Nanti kita pecati semua. Enak aja, sudah 10 tahun merasakan harkat martabat dari PDI Perjuangan, pindah begitu saja. Kan etikanya nggak ada," pungkasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1160 seconds (0.1#10.140)