Sosok Sultanah Nahrasiyah, Raja Samudera Pasai yang Juga Pemimpin Perempuan Islam Pertama di Asia Tenggara
loading...
A
A
A
Pada peperangan itu, pasukan Raja Nakur berhasil dikalahkan dan menyerah. Bahkan, sang raja berjanji tidak akan melakukan permusuhan terhadap Kerajaan Samudera Pasai. Sebagai pemimpin sejati, Sultanah Nahrasiyah menepati janjinya dan menikahi Panglima Laot.
Pada tahun 1409, karena sadar akan kewibawaannya, suami Sultanah Nahrasiyah mengantar upeti kepada raja China Ch'engestu yang terdiri dari berbagai hasil bumi dan diterima oleh Raja Cina.
Pada 1412, dia kembali ke Samudera Pasai. Setibanya di kerajaan, putra raja terdahulu yang sudah menginjak dewasa membunuh Panglima Laot.
Diketahui, sosok Sultanah Nahrasiyah wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1428 M. Pada makamnya terukir surah Yasin dengan kaligrafi indah dan ayat kursi yang termaktub dalam surat Al-Baqarah.
Selain itu, di nisannya terdapat petikan kitab suci Al-Quran ayat 18 dan 19 Surat Ali Imran. Selama memerintah di Samudera Pasai, tak ada catatan sejarah dan bagaimana sepak terjang pemerintahan Sultanah Nahrasiyah. Namun, bagaimana pun sudah menggoreskan konsep kesetaraan gender sejak lahirnya kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Lihat Juga: Serangan Mertua Pangeran Diponegoro Bikin Sultan Yogyakarta Pusing hingga Minta Bantuan Belanda
Pada tahun 1409, karena sadar akan kewibawaannya, suami Sultanah Nahrasiyah mengantar upeti kepada raja China Ch'engestu yang terdiri dari berbagai hasil bumi dan diterima oleh Raja Cina.
Pada 1412, dia kembali ke Samudera Pasai. Setibanya di kerajaan, putra raja terdahulu yang sudah menginjak dewasa membunuh Panglima Laot.
Diketahui, sosok Sultanah Nahrasiyah wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1428 M. Pada makamnya terukir surah Yasin dengan kaligrafi indah dan ayat kursi yang termaktub dalam surat Al-Baqarah.
Selain itu, di nisannya terdapat petikan kitab suci Al-Quran ayat 18 dan 19 Surat Ali Imran. Selama memerintah di Samudera Pasai, tak ada catatan sejarah dan bagaimana sepak terjang pemerintahan Sultanah Nahrasiyah. Namun, bagaimana pun sudah menggoreskan konsep kesetaraan gender sejak lahirnya kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Lihat Juga: Serangan Mertua Pangeran Diponegoro Bikin Sultan Yogyakarta Pusing hingga Minta Bantuan Belanda
(jon)