Kisah Meutya Hafid, Menteri Prabowo Asal Bandung yang Pernah Ditawan Teroris di Irak
loading...
A
A
A
Al Jazeera menyebutkan bahwa Meutya dan Budiyanto diculik saat melintas di sepanjang jalan dekat Ramadi dalam perjalanan dari Yordania ke Baghdad. Penculikan itu diklaim oleh kelompok bersenjata yang menamakan dirinya Jaish al-Mujahidin.
Beberapa hari ditahan, Meutya dan Budiyanto akhirnya dibebaskan pada 21 Februari. Dalam pernyataan yang dibagikan kepada pers, para penculik mengatakan bahwa pihaknya membebaskan para jurnalis itu setelah diyakinkan mengenai identitas dan kepentingan mereka di Irak.
Peristiwa itu lantas diabadikan oleh Meutya dalam sebuah buku berjudul ‘168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak’. Karya tersebut diterbitkan pada 2007.
Setelah insiden menegangkan di Irak, Meutya tetap melanjutkan profesinya selama beberapa waktu. Kemudian, ia mulai menapaki karier politik hingga akhirnya menjadi salah satu anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran, tepatnya sebagai Menteri Komunikasi dan Digital.
Itulah sedikit ulasan kisah Meutya Hafid, menteri Prabowo yang dulu pernah disandera teroris di Irak.
Beberapa hari ditahan, Meutya dan Budiyanto akhirnya dibebaskan pada 21 Februari. Dalam pernyataan yang dibagikan kepada pers, para penculik mengatakan bahwa pihaknya membebaskan para jurnalis itu setelah diyakinkan mengenai identitas dan kepentingan mereka di Irak.
Peristiwa itu lantas diabadikan oleh Meutya dalam sebuah buku berjudul ‘168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak’. Karya tersebut diterbitkan pada 2007.
Setelah insiden menegangkan di Irak, Meutya tetap melanjutkan profesinya selama beberapa waktu. Kemudian, ia mulai menapaki karier politik hingga akhirnya menjadi salah satu anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran, tepatnya sebagai Menteri Komunikasi dan Digital.
Itulah sedikit ulasan kisah Meutya Hafid, menteri Prabowo yang dulu pernah disandera teroris di Irak.
(shf)