Cabup Mario Pranda Dorong Pengembangan Desa Wisata untuk Kesejahteraan Mabar

Senin, 21 Oktober 2024 - 15:05 WIB
loading...
Cabup Mario Pranda Dorong...
Cabub Manggarai Barat (Mabar), Christo Mario Y Pranda ingin mendorong pengembangan sektor wisata guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Foto/Ist
A A A
MANGGARAI BARAT - Calon Bupati (Cabub) Manggarai Bara t (Mabar), Christo Mario Y Pranda ingin mendorong pengembangan sektor pariwisata guna meningkatkan kesejahteraan rakyat Mabar, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Mario, pola pembangunan yang tidak berkeadilan ini bisa diatasi dengan menyiapkan peta jalan pembangunan yang menyasar pencipataan kemandirian ekonomi masyarakat kecil.



Mario mengatakan, salah satu langkah strategis yang perlu disiapkan dari sekarang adalah melalui pengembangan desa adat menjadi desa wisata. Desa wisata tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal tetapi sekaligus bisa melestarikan budaya.

"Apalagi, di Mabar sendiri, sejumlah desa adat menyimpan potensi besar karena menggabungkan kearifan lokal, tradisi yang unik, serta keindahan alam yang otentik," kata Mario, Senin (21/10/2024).



Mabar yang merupakan kabupaten di ujung barat Pulau Flores membutuhkan sentuhan tangan pemimpin yang punya terobosan baru untuk menunjang kemajuan pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Selama ini, pembangunan pariwisata yang digaungkan cenderung hanya berfokus di Labuan Bajo, kota yang terus dipoles untuk memantik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara.



Mario mengaku sudah sering berdiskusi dengan masyarakat adat di beberapa desa di Manggarai Barat.

Dia banyak mendapat cerita dari mereka soal potensi desa wisata untuk memndonkrak pertumbuhan ekonomi.

Dengan adanya transformasi yang serius, desa wisata membuka peluang ekonomi baru dengan menarik wisatawan baik dosemtik maupuk internasional.

"Juga memberikan peluang lapangan kerja di bidang jasa, kuliner, dan kerajinan tangan. Sementara, desa yang sebelumnya hanya mengandalkan sektor pertanian bisa punya peluang ekonomi yang lebih beragam," katanya.

Kendati demikian, Mario menekankan bahwa keberhasilan pengembangan desa wisata memerlukan perencanaan dan pengelolaan yang matang.

Ia menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara peningkatan ekonomi dan pelestarian budaya agar desa-desa adat tetap mempertahankan identitasnya.

"Tanpa perencanaan yang tepat, desa adat bisa kehilangan esensinya karena tekanan komersialisasi," lanjut dia.

Karena itu, keterlibatan aktif masyarakat adat dalam setiap tahap pembangunan menjadi sangat penting.

Begitu juga kerja sama antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam merumuskan konsep pariwisata berkelanjutan.

Hal ini bertujuan agar dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal dapat diminimalisir.

Di sisi lain, kebijakan dan regulasi, seperti pembatasan jumlah wisatawan serta pengelolaan limbah, sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem di desa wisata.

“Desa wisata harus dikelola dengan prinsip keberlanjutan agar tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga memastikan lingkungan dan tradisi budaya tetap terjaga," kata Mario.

Selain itu, ia menyebut pentingnya pembangunan infrastruktur pendukung, seperti akses jalan, transportasi, dan fasilitas umum, agar wisatawan merasa nyaman selama berkunjung.

Ia mendorong masyarakat desa adat untuk memanfaatkan media sosial dan platform digital sebagai alat promosi. Dengan cara ini, potensi desa dapat dipromosikan ke pasar yang lebih luas, sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan.

“Desa-desa yang mampu memanfaatkan teknologi akan lebih mudah dikenal dan berpotensi mengalami peningkatan kunjungan wisatawan secara signifikan,” ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2139 seconds (0.1#10.140)