Lapangan Bubat Majapahit, Medan Perang Dahsyat dan Pesta Rakyat Besar-besaran di Era Raja Hayam Wuruk
loading...
A
A
A
LAPANGAN Bubat menjadi saksi kelabu tragedi di hari pernikahan dan lamaran putri Sunda dengan Raja Majapahit Hayam Wuruk berbuah pahit. Semua rombongan termasuk calon mempelai Dyah Pitaloka Citraresmi, harus meninggal dunia akibat bunuh diri.
Saat itu ada informasi bahwa rombongan pengantin asal Sunda diserang oleh pasukan Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada.
Peristiwa yang terjadi di Bubat, itu menggambarkan aib Kerajaan Majapahit semasa dipimpin oleh Hayam Wuruk.
Raja muda itu masih belum bisa berpikir panjang, karena tak bisa menahan kasmaran melihat kecantikan putri Raja Sunda.
Waktu pernikahan pun ditentukan oleh perantara yang dikirim oleh Majapahit ke Sunda. Semua syarat yang diinginkan Sunda sudah disanggupi oleh utusan Hayam Wuruk.
Maka bertolaklah rombongan Sunda ke Majapahit, hingga bertemu di sebuah daerah bernama Bubat dan berujung tragedi.
Kala itu kehendak Hayam Wuruk menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi berbalik dengan keinginan politik Gajah Mada. Tindakan Gajah Mada sama sekali tidak mendapat restu dari Sri Rajasanagara untuk menyerang rombongan Sunda, yang mengakibatkan kematian nyaris seluruh rombongan pengantin itu.
Saat itu ada informasi bahwa rombongan pengantin asal Sunda diserang oleh pasukan Kerajaan Majapahit di bawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada.
Peristiwa yang terjadi di Bubat, itu menggambarkan aib Kerajaan Majapahit semasa dipimpin oleh Hayam Wuruk.
Raja muda itu masih belum bisa berpikir panjang, karena tak bisa menahan kasmaran melihat kecantikan putri Raja Sunda.
Waktu pernikahan pun ditentukan oleh perantara yang dikirim oleh Majapahit ke Sunda. Semua syarat yang diinginkan Sunda sudah disanggupi oleh utusan Hayam Wuruk.
Maka bertolaklah rombongan Sunda ke Majapahit, hingga bertemu di sebuah daerah bernama Bubat dan berujung tragedi.
Kala itu kehendak Hayam Wuruk menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi berbalik dengan keinginan politik Gajah Mada. Tindakan Gajah Mada sama sekali tidak mendapat restu dari Sri Rajasanagara untuk menyerang rombongan Sunda, yang mengakibatkan kematian nyaris seluruh rombongan pengantin itu.