Jejak Pelarian Raden Wijaya, Perjuangan Menyelamatkan Diri dan Membangun Kekuatan di Pulau Madura

Senin, 30 September 2024 - 09:12 WIB
loading...
Jejak Pelarian Raden...
Raden Wijaya melarikan diri dari Tumapel, ibu kota Kerajaan Singasari. Saat itu, Tumapel memang diserang oleh Jayakatwang dari pasukan Gelang-gelang di Daha, Kediri. Foto/AI Nusantara
A A A
Raden Wijaya melarikan diri dari Tumapel, ibu kota Kerajaan Singasari . Saat itu, Tumapel memang diserang oleh Jayakatwang dari pasukan Gelang-gelang di Daha, Kediri. Konon saat melarikan diri dari Tumapel itu ada beberapa tantangan menuju wilayah Arya Wiraraja, di Pulau Madura.

Prasasti Kudadu mengisahkan bagaimana rute pelarian Raden Wijaya ke luar wilayah Singasari. Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Kertanagara, Raja Singasari mencoba melakukan perlawanan ke pasukan Jayakatwang tapi gagal.



Desakan pasukan lawan membuat Raden Wijaya kabur melarikan diri dari Tumapel. Ia lantas bertemu dengan pasukan lawan di daerah Jasun Wungkal. Konon wilayah ini sekarang berada di Desa Watukosek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Kemudian rute Raden Wijaya berlanjut menuju Kedung Peluk. Tempat ini juga konon pasukan Raden Wijaya yang dalam pelariannya bertemu dengan musuh. Selanjutnya untuk menghindari pengejaran musuh, rombongan pasukan Raden Wijaya masuk ke hutan kawasan Lembah dan Batang, yang kemungkinan berada di wilayah Kecamatan Sukorejo atau Kecamatan Pandaan, Pasuruan.

Kemudian, Raden Wijaya dan pasukannya terus berlari ke utara hingga ke daerah Kapulungan. Di sini sempat terjadi pertempuran antara pasukan Raden Wijaya dengan beberapa pasukan dari Gelang-gelang yang mengejarnya.

Dikutip dari buku "Pararaton: Biografi Para Raja Singhasari dan Majapahit", Senin (30/9/2024), wilayah Rabut Carat konon menjadi rute pelarian berikutnya dari Raden Wijaya. Saat itu Raden Wijaya juga memisahkan diri pasukannya, usai melihat bendera putih yang berkibar-kibar. Ada kemungkinan bendera putih itu memberitahukan ke Ardharaja atau Raden Wijaya bahwa istana Singasari berhasil direbut dan pejabat Singasari tewas.

Saat di Rabut Carat ini konon pasukan dari Raden Wijaya tinggal 600 orang, hingga melanjutkan perjalanan pelarian ke Pamwatan Apajeg. Di tempat ini konon Raden Wijaya banyak kehilangan pasukan karena kejaran musuh. Daerah ini berada di utara Rabut Carat yang harus menyeberangi sebuah sungai.

Sungai ini konon merupakan Sungai Porong, sedangkan nama Pamwatan Apajeg menyerupai nama Desa Pamotan, Kecamatan Porong, Sidoarjo. Apalagi di sana juga terdapat situs Candi Pamotan I dan Candi Pamotan II. Karena kejaran pasukan musuh itu membuat Raden Wijaya kian terdesak hingga akhirnya pergi ke Terung dan meminta bantuan seorang akuwu atau penguasa daerah setempat.

Konon lokasi ini kini berada di Desa Terung Kulon dan Terung Wetan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Di sana pula ia beristirahat sambil menghimpun kekuatan untuk berangkat malam hari menghindari musuh melalui Kulawan tapi tetap bertemu musuh.

Kemudian pasukan Raden Wijaya berbelok ke utara menuju wilayah Kembangsri, menghindari Kulawan yang sudah ditunggu musuh. Wilayah Kembangsri ini konon saat ini di Desa Bangsri, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Sedangkan wilayah Kulawan konon berada di sebelah tenggara Kecamatan Krian tapi keberadaannya masih belum diketahui.

Dari Kembangsri, pasukan Raden Wijaya kembali bertemu musuh hingga akhirnya harus menyeberangi sungai, yang kemungkinan besar Sungai Brantas. Di sungai itu banyak pasukan Raden Wijaya yang tewas karena tenggelam dan ditombak musuh. Tapi ada beberapa pasukan yang kabur tak tentu arah.

Dugaannya rute pelarian ini berada di Desa Gilang dan Desa Krembangan yang masuk wilayah Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Pelarian Raden Wijaya terus berlanjut hingga menyisakan 12 pengikutnya tiba di Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik.

Pasukan kemudian berlanjut ke daerah Kudadu, hingga dijamu oleh Kepala Wanua Kudadu, atau penguasa setempat. Di sini Raden Wijaya dan pasukan yang tersisa dijamu dan disembunyikan dari musuh. Kemudian Raden Wijaya bergerak ke tanah perdikan Rembang, yang konon bernama Krembangan di wilayah Kota Surabaya saat ini.



Dari sini lantas menyeberang ke Pulau Madura untuk menemui Arya Wiraraja. Di Pulau Madura itulah Raden Wijaya kembali menghimpun kekuatan dibantu oleh Arya Wiraraja, yang pernah menjabat sebagai pejabat tinggi di Istana Singasari tapi dimutasi oleh Kertanagara karena perbedaan pendapat.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2462 seconds (0.1#10.140)