Antisipasi Radikalisme, Anggota MPR asal Papua Sosialisasi 4 Pilar

Kamis, 28 November 2019 - 06:59 WIB
Antisipasi Radikalisme, Anggota MPR asal Papua Sosialisasi 4 Pilar
Antisipasi Radikalisme, Anggota MPR asal Papua Sosialisasi 4 Pilar
A A A
JAYAPURA - Anggota MPR Fraksi Partai Gerindra, Yan Permenas Mandenas, menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih, Rabu (27/11/2019).

Kegiatan yang turut dibuka oleh Rektor Universitas Cenderawasih, Apolo Safanpo dan Dekan FKIP, Nomensen Mambraku serta diikuti sekitar 300 mahasiswa itu dilakukan untuk pentingnya memahami 4 Pilar Kebangsaan untuk tegaknya NKRI. (Baca juga: MPR Ajak Warganet Gaungkan Empat Pilar)

"Agar adik-adik mahasiswa ini memahami bagaimana kesadaran hukum mereka sebagai generasi penerus. Tentunya sangat berkepentingan untuk mereka harus paham tentang empat pilar kebangsaan, pertama Pancasila, UUD 1945, Bhineka tunggal ika dan Negara Kesatuan republik indonesia. Ini hatus terpatri," kata Yan Mandenas.

Mantan anggota DPR Papua dua periode ini memandang penting kegiatan tersebut.
Pemahaman untuk tidak terpapar faham lain idiologi yang dapat merongrong kedaulatan bangsa perlu simultan dilakukan kepada para mahasiswa.

"ini penting sekali untuk mereka pahami. Supaya doktrin ini benar-benar mereka bisa bawa dan mereka bisa sosialisasikan kepada teman-teman yang lain, karena kita tidak mau Mahasiswa ini terpapar dengan doktrin-doktrin yang diluar empat pilar tadi," tegasnya. (Baca juga: MPR-Bakorhumas Bersinergi Sosialisasikan Empat Pilar)

Dijelaskan, dari empat pilar itu yang utama adalah Pancasila itu sebagai doktrin utama yang mereka harus pahami, dan harus dianut dalam kehidupan sehari-hari, baik di kampus maupun di dalam keluarga. "Supaya mereka ini bisa tumbuh menjadi pemimpin bangsa yang mempunyai wawasan kebangsaan yang cukup mumpuni, dan tentunya itu berdampk luas," ucapnya.

Terpenting lagi, kata Yan, adalah memahami sebagai generasi muda Papua untuk konsisten mengejar masa depan, tidak turut dalam aktivitas-aktivitas melenceng yang malah dapat merugikan diri sendiri.

"Harus dipahami bahwa pentingnya masa depan mereka, kalau mereka mengikuti aktivitas yang sebenarnya tidak terlalu menguntungkan mereka, nanti merugikan mereka sendiri. Saya harapkan dengan begini mudah mudahan bisa membawa dampak yang baik di dalam lingkungan kampus," tandasnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8608 seconds (0.1#10.140)