Peran Vital Alumni Politeknik Kementan dan Mahasiswa MBKM dalam Pertanian Modern

Jum'at, 20 September 2024 - 13:59 WIB
loading...
Peran Vital Alumni Politeknik...
Kementan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terus berupaya membangun sumber daya manusia yang unggul di sektor pertanian. Foto/Istimewa
A A A
BANTEN - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui programMerdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM) terus berupaya membangun sumber daya manusia yang unggul di sektor pertanian.

Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam mengatasi tantangan pertanian modern, seperti perubahan iklim, diversifikasi pangan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pemerintah fokus mengubah sistem pertanian tradisional menjadi lebih modern dan efisien. Menurutnya, pertanian modern berpotensi menarik minat generasi muda, terutama di era bonus demografi saat ini.



Mentan percaya bahwa dengan kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, juga menekankan pentingnya teknologi pertanian dalam menarik minat anak muda.

“Banyak yang menganggap bekerja di sawah itu identik dengan panas dan kotor. Padahal, dengan teknologi modern seperti traktor dancombine harvester, pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien,” ungkap Idha di Banten, Jumat (20/9/2024).

Melalui program MBKM Kementan, yang juga mencakupMagang dan Studi Independen Bersertifikat(MSIB), sebanyak 1.105 mahasiswa terlibat aktif, bersama dengan 278 alumni dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia.

Hingga tahun ini, lebih dari 3.000 mahasiswa telah diterjunkan dalam program tersebut, hasil kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini dirancang untuk memberikan pembelajaran langsung kepada mahasiswa.

Salah satu modul unggulan dalam program ini adalahAgribisnis Lahan Rawa, di mana mahasiswa mempelajari cara memanfaatkan lahan rawa yang memiliki potensi besar namun sering kurang dimanfaatkan.

Mahasiswa juga diperkenalkan dengan modulPengembangan Padi Rawa Terpaduyang mengajarkan cara meningkatkan produktivitas padi di lahan rawa melalui teknologi modern. Selain itu, mereka belajar tentang pengelolaan lahan.

Program MBKM juga melibatkanKementan Leadership Programme, yang bertujuan melatih mahasiswa untuk memimpin proyek pertanian berbasis inovasi dan teknologi.

Dalam modulTeknologi Mekanisasi Pertanian, mahasiswa dikenalkan pada teknologi yang membantu meningkatkan efisiensi di seluruh proses pertanian, mulai dari pengolahan hingga distribusi hasil.

Salah satu fokus penting lainnya adalahPemberdayaan Petani Berbasis Korporasi.

Modul ini mengajarkan mahasiswa cara membantu petani meningkatkan kemandirian dalam mengelola bisnis pertanian, serta mendapatkan akses pasar dan modal yang lebih baik, sehingga meningkatkan daya saing di sektor pertanian.

Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menjelaskan bahwa melalui program MBKM, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung dalam pengelolaan pertanian secara modern.

“Milenial diharapkan mampu mengelola lahan, alsintan, hingga manajemen panen dan pasca panen dengan lebih efisien dan menguntungkan bagi petani,” ujar Inneke.

Mahasiswa yang tergabung dalam program ini disebar ke berbagai wilayah di Indonesia, meliputi 10 provinsi seperti Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat, dan lainnya.

Mereka turut serta dalam pengelolaan lahan, penerapan teknologi pertanian, serta pembentukan koperasi petani lokal. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta posisi tawar petani di pasar.

Githa Nirmala, mahasiswa Universitas Indonesia yang mengikuti program MBKM Kementan, membagikan pengalamannya.

“Melalui MBKM, saya banyak belajar tentang kebijakan pertanian nasional dan bagaimana teknologi serta inovasi diterapkan untuk membantu petani di lapangan. Pengalaman ini sangat berharga karena saya bisa melihat langsung bagaimana sektor pertanian dijalankan,” ujar Githa.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1714 seconds (0.1#10.140)