Pilkada 2024, KPU Jabar Pasang Target Angka Partisipasi Pemilih 75 Persen
loading...
A
A
A
BANDUNG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar menargetkan, angka partisipasi pemilih pada kontestasi Pilkada Serentak 2024 meningkat 2 persen atau menjadi 75 persen dibanding tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia dalam acara Orasi (Obrolan Santai Demokrasi) bertajuk Wartawan-KPU Bergandengan Tangan, Ciptakan Pilkada Jabar Demokratis dan Aman di Nara Park Bandung.
"Kami punya kepentingan besar kepada rekan-rekan media ini, agar partisipasi pemilu di Jawa Barat ini bisa naik minimal 2 persen dari angka pilkada sebelumnya 73 persen," ujar Hedi dikutip Sabtu (7/9/2024).
Hedi mengakui bahwa untuk mencapai target tersebut bukanlah perkara yang mudah jika melihat realitas politik yang ada di Jabar saat ini. Meski begitu, pihaknya tetap optimistis dengan adanya peran media massa target tersebut bisa terealisasi.
"Berat bagi kami tuh melihat kondisi yang saat ini, tapi mudah-mudahanlah kita masih optimistis dengan apa yang terjadi, kita berusaha dulu semaksimal mungkin bagaimana meningkatkan sosialisasi agar nanti pada 27 November angka partisipasi pemilih di Jawa Barat itu bisa meningkat," paparnya.
Bukan hanya itu, lanjut Hedi, dengan banyaknya pasangan calon yang bertarung di Pilkada 2024 khususnya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar, angka partisipasi pemilih dapat tercapai.
"Harus optimis," ujarnya.
Menurutnya, saat ini antara KPU Jabar dan media massa menjadi saling membutuhkan informasi terkait dengan Pilkada 2024.
"Intinya sudah sama-sama simbiosis mutualisme, kemarin kami yang butuh, sekarang kita sama-sama," ujarnya.
Selain peran media massa, pihaknya juga akan memanfaatkan akses media sosial untuk menarik pemilih pemula.
"Kita harus maksimalkan keberadaan media sosial ini dengan informasi-informasi yang kita harapkan bisa mengedukasi publik terkait dengan pelaksanaan Pilgub Jabar," ungkapnya.
Hedi pun mengingatkan bahwa partisipasi pemilih bukan lagi sekadar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya saja. Namun juga keterlibatan masyarakat secara aktif sejak awal hingga akhir tahapan pemilihan.
"Puncak dari demokrasi itu adalah partisipasi dan partisipasi ini bukan hanya sekedar nanti pemilih datang ke TPS. Tapi kita semua terutama rekan-rekan media memastikan bahwa KPU berjalan atau bekerja sesuai dengan aturan dan tahapannya tidak ada yang terlewati," katanya.
Pihaknya pun berpesan kepada peserta Pilkada 2024, agar dapat bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya selama massa kontestasi.
"Terutama tim sukses, karena apa yang dilakukan oleh tim sukses itu dalam banyak hal berdampak di tingkat akar rumput. Jangan sampai masyarakat ini menjadi terlibat konflik gara-gara kepentingan-kepentingan jangka pendek," tandasnya.
Hal itu disampaikan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia dalam acara Orasi (Obrolan Santai Demokrasi) bertajuk Wartawan-KPU Bergandengan Tangan, Ciptakan Pilkada Jabar Demokratis dan Aman di Nara Park Bandung.
"Kami punya kepentingan besar kepada rekan-rekan media ini, agar partisipasi pemilu di Jawa Barat ini bisa naik minimal 2 persen dari angka pilkada sebelumnya 73 persen," ujar Hedi dikutip Sabtu (7/9/2024).
Hedi mengakui bahwa untuk mencapai target tersebut bukanlah perkara yang mudah jika melihat realitas politik yang ada di Jabar saat ini. Meski begitu, pihaknya tetap optimistis dengan adanya peran media massa target tersebut bisa terealisasi.
"Berat bagi kami tuh melihat kondisi yang saat ini, tapi mudah-mudahanlah kita masih optimistis dengan apa yang terjadi, kita berusaha dulu semaksimal mungkin bagaimana meningkatkan sosialisasi agar nanti pada 27 November angka partisipasi pemilih di Jawa Barat itu bisa meningkat," paparnya.
Bukan hanya itu, lanjut Hedi, dengan banyaknya pasangan calon yang bertarung di Pilkada 2024 khususnya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar, angka partisipasi pemilih dapat tercapai.
"Harus optimis," ujarnya.
Menurutnya, saat ini antara KPU Jabar dan media massa menjadi saling membutuhkan informasi terkait dengan Pilkada 2024.
"Intinya sudah sama-sama simbiosis mutualisme, kemarin kami yang butuh, sekarang kita sama-sama," ujarnya.
Selain peran media massa, pihaknya juga akan memanfaatkan akses media sosial untuk menarik pemilih pemula.
"Kita harus maksimalkan keberadaan media sosial ini dengan informasi-informasi yang kita harapkan bisa mengedukasi publik terkait dengan pelaksanaan Pilgub Jabar," ungkapnya.
Hedi pun mengingatkan bahwa partisipasi pemilih bukan lagi sekadar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya saja. Namun juga keterlibatan masyarakat secara aktif sejak awal hingga akhir tahapan pemilihan.
"Puncak dari demokrasi itu adalah partisipasi dan partisipasi ini bukan hanya sekedar nanti pemilih datang ke TPS. Tapi kita semua terutama rekan-rekan media memastikan bahwa KPU berjalan atau bekerja sesuai dengan aturan dan tahapannya tidak ada yang terlewati," katanya.
Pihaknya pun berpesan kepada peserta Pilkada 2024, agar dapat bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya selama massa kontestasi.
"Terutama tim sukses, karena apa yang dilakukan oleh tim sukses itu dalam banyak hal berdampak di tingkat akar rumput. Jangan sampai masyarakat ini menjadi terlibat konflik gara-gara kepentingan-kepentingan jangka pendek," tandasnya.
(shf)