Misteri Lokasi Pakuan Pajajaran, Ibu Kota Kerajaan Sunda yang Hilang Misterius
loading...
A
A
A
KERAJAAN Pajajaran menjadi satu kerajaan besar dari tanah Sunda. Konon benteng pertahanan Pajajaran dibuat begitu kokoh sejak masa Prabu Siliwangi hingga diturunkan ke beberapa generasi berikutnya yang menguasai.
Tapi lokasi perihal kedudukan ibu kota kerajaan yang banyak disebut bernama Pakuan Pajajaran masih misteri. Sebab belum ada titik pasti mengenai lokasi keberadaan benteng dan pusat pemerintahan ibu kota.
Suatu sumber konon ibu kota Kerajaan Pajajaran berlokasi tak jauh dari aliran sungai besar di Jawa Barat. Lokasinya cukup strategis karena kedua sungai ini menjadi salah satu penghubung transportasi di masanya kala itu.
C.P. Rouffaer misalnya mencoba memisahkan kata Pakuan dan Pajajaran dan masing masing diberi makan simbolis.
Sebagaimana dikutip dari buku “Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi” dari Saleh Danasasmita, Pakuan diartikan oleh Rouffaer sebagai kota Paku, atau bisa diartikan “kota pusat”, ibu kota, yaitu kota tempat kedudukan Pakuning Jagat (pakunya alam) atau raja.
Sementara ten Dam beranggapan mengartikan lokasi ibu kota Kerajaan Pajajaran berada di Sungai Cisadane dan Ciliwung dinilai tepat, untuk menjadi pusat Kerajaan Pajajaran.
Sebab kedua sungai itu digunakan sebagai lalu lintas dagang antara kawasan pusat dan pesisir - pantai utara.
Pendeknya, kedua sungai itu menjadi urat nadi kehidupan ekonomi Pajajaran. Ditambah dengan Sungai Cipakancilan yang melewati tengah-tengah ibu kota kerajaan, yang pasti memiliki peran besar dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari bagi penduduk kota.
Karena ketika sungai ini betul-betul mengalir di ibu kota dan sejajar beberapa kilometer, maka wilayahnya dinamakan Pajajaran, artinya tanah dua tiga aliran. Begitulah ten Dam menafsirkan wilayah ibu kota Pajajaran.
Nama kota umumnya kerap menjadi nama negara, sedangkan kata pakuan, menurutnya bukan nama tetapi kata jenis yang berarti kota. Pendek kata, ten Dam mengartikan pakuan sebagai kota dan keraton disebutkedatuan.
Adapun nama ibu kotanya Pajajaran, yang kemudian digunakan sebagai nama kerajaan.Melihat penafsiran ten Dam ini lokasi identik dengan Kota Bogor.
Pasalnya keberadaan Pakuan yang diapit oleh Sungai Ciliwung dan Cisadane, dimana bagian yang melewati Kota Bogor sejajar.
Kedua sungai itu ketahuan sejajar apabila diamati peta Kota Bogor. Padahal sehari-harinya bahkan orang Bogor sekarang pun yang mengetahui peta kotanya tidak merasakan kesejajarannya.
Kedua sungai itu juga berkelok-kelok di bilangan Kota Bogor. Selain dua sungai tadi, ada satu sungai besar yang identik dengan lokasi benteng kokoh Pajajaran, yakni Sungai Cipakancilan, yang tak kalah berkelok-keloknya.
Tapi lokasi perihal kedudukan ibu kota kerajaan yang banyak disebut bernama Pakuan Pajajaran masih misteri. Sebab belum ada titik pasti mengenai lokasi keberadaan benteng dan pusat pemerintahan ibu kota.
Suatu sumber konon ibu kota Kerajaan Pajajaran berlokasi tak jauh dari aliran sungai besar di Jawa Barat. Lokasinya cukup strategis karena kedua sungai ini menjadi salah satu penghubung transportasi di masanya kala itu.
C.P. Rouffaer misalnya mencoba memisahkan kata Pakuan dan Pajajaran dan masing masing diberi makan simbolis.
Sebagaimana dikutip dari buku “Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi” dari Saleh Danasasmita, Pakuan diartikan oleh Rouffaer sebagai kota Paku, atau bisa diartikan “kota pusat”, ibu kota, yaitu kota tempat kedudukan Pakuning Jagat (pakunya alam) atau raja.
Sementara ten Dam beranggapan mengartikan lokasi ibu kota Kerajaan Pajajaran berada di Sungai Cisadane dan Ciliwung dinilai tepat, untuk menjadi pusat Kerajaan Pajajaran.
Sebab kedua sungai itu digunakan sebagai lalu lintas dagang antara kawasan pusat dan pesisir - pantai utara.
Pendeknya, kedua sungai itu menjadi urat nadi kehidupan ekonomi Pajajaran. Ditambah dengan Sungai Cipakancilan yang melewati tengah-tengah ibu kota kerajaan, yang pasti memiliki peran besar dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari bagi penduduk kota.
Baca Juga
Karena ketika sungai ini betul-betul mengalir di ibu kota dan sejajar beberapa kilometer, maka wilayahnya dinamakan Pajajaran, artinya tanah dua tiga aliran. Begitulah ten Dam menafsirkan wilayah ibu kota Pajajaran.
Nama kota umumnya kerap menjadi nama negara, sedangkan kata pakuan, menurutnya bukan nama tetapi kata jenis yang berarti kota. Pendek kata, ten Dam mengartikan pakuan sebagai kota dan keraton disebutkedatuan.
Adapun nama ibu kotanya Pajajaran, yang kemudian digunakan sebagai nama kerajaan.Melihat penafsiran ten Dam ini lokasi identik dengan Kota Bogor.
Pasalnya keberadaan Pakuan yang diapit oleh Sungai Ciliwung dan Cisadane, dimana bagian yang melewati Kota Bogor sejajar.
Kedua sungai itu ketahuan sejajar apabila diamati peta Kota Bogor. Padahal sehari-harinya bahkan orang Bogor sekarang pun yang mengetahui peta kotanya tidak merasakan kesejajarannya.
Kedua sungai itu juga berkelok-kelok di bilangan Kota Bogor. Selain dua sungai tadi, ada satu sungai besar yang identik dengan lokasi benteng kokoh Pajajaran, yakni Sungai Cipakancilan, yang tak kalah berkelok-keloknya.
(ams)