Mahasiswa Baru UIN SMH Banten Harus Kenali Ciri-ciri Penyebaran Radikalisme
loading...
A
A
A
SERANG - Mahasiswa baru di Banten harus dapat mengenaili ciri-ciri penyebaran paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan kampus agar tidak mudah terpapar paham paham tersebut.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Roedy Widodo mengungkapkan hal tersebut dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024 mahasiswa baru UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten.
Acara yang diikuti tidak kurang 2.400 mahasiswa baru UIN SMH Banten digelar di Convention Hall Pusgiwa UIN SMH Banten, Serang.
Dia menjelaskan, mahasiswa ini harus mengenali secara dini. Pertama definisinya terlebih intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Setelah itu bagaimana mereka bisa mengenal ciri-cirinya, bagaimana terpapar radikalisme, terpapar paham terorisme serta gejala ataupun potensi intoleransi itu seperti apa, itu mahasiswa harus dikenalkan terlebih dahulu, diberikan contoh-contohnya. sehingga nanti mereka sudah bisa mengenali ciri cirinya,” ujar Roedy Widodo, dikutip Jumat (30/8/2024).
Sehingga dapat tercipta daya tahan individu atau resilience individu, family resilience, dan nasionality resilience. Hingga akhirnya dapat tercipta suatu daya tahan ataupun ketahanan nasional yang dinamis.
“Sehingga kita dapat melakukan pencegahan secara dini, melakukan perlawanan secara dini dan penangkalan secara dini agar tercipta suatu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang cinta damai dan harmoni,” katanya.
Dia menambahkan, pembekalan kepada mahasiwa baru UIN SMH ini juga dalam rangka untuk menjalankan tujuh program prioritas BNPT, di antaranya perlindungan terhadap perempuan remaja dan anak-anak.
“Karena perempuan, remaja dan anak-anak ini adalah termasuk kategori orang-orang yang rentan terpapar paham paham tersebut. Dan mahasiswa termasuk kategori remaja.maka dari itu penting bagi mahasiswa ini untuk mengenali ciri cirinya,” ujar alumni Akmil tahun 1990 ini.
Selain itu program prioritas lainnya adalah untuk pembentukan ataupun penguatan kamous kebangsaan dalam rangka menangkal secara dini dan memberikan perlawanan terhadap ideologi ataupun paham yang bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
“Ini agar mereka tidak terpecah belah dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat membudayakan kearifan lokal, cinta damai, menghargai perbedaan, tidak mudah untuk mengkafirkan orang lain ataupun punya paham takfiri dan tetap mencintai NKRI, Undang-undang Dasar 1945 dan GBHN,” ujarnya.
Rektor UIN SMH Banten, Prof Wawan Wahyudin mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengundang BNPT untuk membentengi para mahasiswa dari penyebaran paham radikal terorisme dan perbuatan intoleransi.
“Ini merupakan acara yang mesti dilakukan diseluruh perguruan tinggi keagamaan Islam baik negeri maupun swasta yang ada di bawah Kementerian Agama. Sedangkan untuk materinya sendiri tentunya diperlukan dari berbagai aspek, tidak hanya aspek akademik saja, tetapi juga aspek pertahanan NKRI dari berbagai gangguan baik itu radikalisme, terorisme, intoleransi dan lain sebagainya,” ujar Wawan Wahyudin.
Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Roedy Widodo mengungkapkan hal tersebut dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024 mahasiswa baru UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten.
Acara yang diikuti tidak kurang 2.400 mahasiswa baru UIN SMH Banten digelar di Convention Hall Pusgiwa UIN SMH Banten, Serang.
Dia menjelaskan, mahasiswa ini harus mengenali secara dini. Pertama definisinya terlebih intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Setelah itu bagaimana mereka bisa mengenal ciri-cirinya, bagaimana terpapar radikalisme, terpapar paham terorisme serta gejala ataupun potensi intoleransi itu seperti apa, itu mahasiswa harus dikenalkan terlebih dahulu, diberikan contoh-contohnya. sehingga nanti mereka sudah bisa mengenali ciri cirinya,” ujar Roedy Widodo, dikutip Jumat (30/8/2024).
Sehingga dapat tercipta daya tahan individu atau resilience individu, family resilience, dan nasionality resilience. Hingga akhirnya dapat tercipta suatu daya tahan ataupun ketahanan nasional yang dinamis.
“Sehingga kita dapat melakukan pencegahan secara dini, melakukan perlawanan secara dini dan penangkalan secara dini agar tercipta suatu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang cinta damai dan harmoni,” katanya.
Dia menambahkan, pembekalan kepada mahasiwa baru UIN SMH ini juga dalam rangka untuk menjalankan tujuh program prioritas BNPT, di antaranya perlindungan terhadap perempuan remaja dan anak-anak.
“Karena perempuan, remaja dan anak-anak ini adalah termasuk kategori orang-orang yang rentan terpapar paham paham tersebut. Dan mahasiswa termasuk kategori remaja.maka dari itu penting bagi mahasiswa ini untuk mengenali ciri cirinya,” ujar alumni Akmil tahun 1990 ini.
Selain itu program prioritas lainnya adalah untuk pembentukan ataupun penguatan kamous kebangsaan dalam rangka menangkal secara dini dan memberikan perlawanan terhadap ideologi ataupun paham yang bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
“Ini agar mereka tidak terpecah belah dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat membudayakan kearifan lokal, cinta damai, menghargai perbedaan, tidak mudah untuk mengkafirkan orang lain ataupun punya paham takfiri dan tetap mencintai NKRI, Undang-undang Dasar 1945 dan GBHN,” ujarnya.
Rektor UIN SMH Banten, Prof Wawan Wahyudin mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengundang BNPT untuk membentengi para mahasiswa dari penyebaran paham radikal terorisme dan perbuatan intoleransi.
“Ini merupakan acara yang mesti dilakukan diseluruh perguruan tinggi keagamaan Islam baik negeri maupun swasta yang ada di bawah Kementerian Agama. Sedangkan untuk materinya sendiri tentunya diperlukan dari berbagai aspek, tidak hanya aspek akademik saja, tetapi juga aspek pertahanan NKRI dari berbagai gangguan baik itu radikalisme, terorisme, intoleransi dan lain sebagainya,” ujar Wawan Wahyudin.
(shf)