Kampus Undip Rawan Disusupi Kelompok Radikal, Densus 88 Turun Tangan

Selasa, 27 Agustus 2024 - 10:42 WIB
loading...
Kampus Undip Rawan Disusupi...
Bedah buku dan seminar Radikalisme – Terorisme: Problem Kekerasan Berbasis Agama dan Sketsa Kelompok Garis Keras di Dunia di Kampus FISIP Undip Semarang. Foto: SINDOnews/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri memetakan kampus, termasuk tempat ibadah masjid, musala di sekitar kampus sebagai lokasi deradikalisasi. Di Jawa Tengah, salah satu lokasi yang digarap Densus adalah Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

“Berdasarkan catatan dan sejarahnya, ada benang merahnya. Di setiap kampus tetap kita lakukan pemantauan,” ungkap Kepala Subdirektorat Integrasi Koordinasi (Inkoor) Direktorat Identifikasi Sosial (Idensos) Densus 88/AT Polri Kombes Pol Indra Kurniawan, Selasa (27/8/2024).

Densus, tidak bisa menyebutkan secara spesifik temuan yang ada. Namun, Densus menegaskan program deradikalisasi itu perlu dilakukan.

“Kita tidak bisa sebutkan spesifik (temuan, hasil pemantauan), tapi yang kita lakukan ini merupakan tanda sinyal bahwa program deradikalisasi ini harus dilakukan di Undip,” sambungnya.



Kombes Indra menyebut timnya awal Agustus telah menemui sejumlah petinggi di kampus Undip untuk berdialog dan memaparkan langkah-langkah yang bisa dikerjakan bersama pada konteks deradikalisasi.

Ini seiring dengan perubahan pola di Densus 88/AT, yakni mengedepankan deradikalisasi dalam penanganan terorisme. Program deradikalisasi, sebut Kombes Indra, merupakan program pemolisian yang dikedepankan di tahun 2024 – 2029 oleh Mabes Polri.

Sebab itu, program deradikalisasi ini tidak bisa dilaksanakan hanya sendiri oleh Densus.

“Ini memerlukan banyak kerja sama dengan semua pihak, pendekatan pentahelix, ada lima komponen punya peran sama dalam program deradikalisasi ini salah satunya dari pihak akademisi,” jelasnya.

“Oleh karena itu kami berharap dari Pak Rektor, meningkat kesadarannya untuk membuat program-program yang aplikatif ke depannya dan itu bisa kita lakukan bersama, kita (Densus) siap melakukan pendampingan,” lanjut Kombes Indra.



Diketahui, Undip sendiri sebelumnya telah mempunyai Tim Anti-Radikalisme Undip (Timaru).
Mantan Ketua Timaru M. Adnan membenarkan sebelumnya bersama beberapa pejabat kampus Undip ada pertemuan dengan Densus 88.

“Sudah saya pertemukan dengan ketuanya (yang menangani) yang baru sekarang, cuma namanya saya dengar sekarang berubah nggak Timaru lagi, nah itu yang agak mengaburkan, itu yang saya sayangkan,” kata M. Adnan saat ditemui di Kampus FISIP Undip.

Tim Undip yang baru itu, tidak hanya mengurusi radikal teror, namun juga beberapa hal lain di antaranya soal narkoba.

“Itu yang nggak fokus. Kalau ada 3 masalah yang dihadapi ya bikin 3 wadah. Yang kompeten, untuk tangani masing-masing, kalau 3 persoalan digabung ditangani 1 orang padahal keahliannya di satu bidang, nggak fokus,” lanjut M. Adnan

Sementara itu, di Kampus FISIP Undip Tembalang digelar bedah buku dan seminar bertajuk “Radikalisme – Terorisme: Problem Kekerasan Berbasis Agama dan Sketsa Kelompok Garis Keras di Dunia”.

Buku yang dibedah karya M. Adnan berjudul “Kekerasan Berbasis Agama” dan Radikalisme dan Terorisme: Sketsa Kelompok-Kelompok Garis Keras di Dunia”.

Wakil Kepala Badan Intelijen Negara tahun 2000 – 2011 K.H. As’ad Said Ali jadi salah satu pembicaranya, selain M. Adnan dan Prof. Mudjahirin Thohir.

As’ad Ali mengemukakan ada beberapa kampus, tak terkecuali Undip punya benang merah dan history dengan kelompok radikalisme.

Dia mencontohkan Parawijayanto alumni Undip yang kemudian menjadi pimpinan tertinggi kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Para, kini dipenjara setelah ditangkap Densus 88.

“Gerakan kampus sudah nggak kayak dulu lagi (perubahan pola rekrutmen), dulu ABB (Abu Bakar Baasyir) membuat kelompok-kelompok studi, sekarang udah nggak kan. Saya katakan menurun, tapi tetap waspada,” tandas Asad Ali yang merupakan Wakil Ketua BIN Periode Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Sukarnoputri dan Presiden SBY.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)