Melihat Cenderawasih di Bird Watching Isyo Hills

Kamis, 29 Agustus 2019 - 21:07 WIB
Melihat Cenderawasih di Bird Watching Isyo Hills
Melihat Cenderawasih di Bird Watching Isyo Hills
A A A
SENTANI - Di Kabupaten Jayapura ada sebuah tempat pengamatan burung yang dikenal seantero dunia. Lokasinya di Nimbokrang yang hanya 1 jam dari Sentani, Bird Watching Isyo Hills. Namanya seperti asing di telinga kita. Padahal tempat pengamatan burung ini ada di Kabupaten Jayapura. Tepatnya di kampung Rephang Muaif Distrik Nimbokrang. Untuk mencapai lokasi, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam saja dari Bandara Sentani dengan jalan darat.

Tempat ini dibangun oleh Alex Waisimon untuk tempat pengamatan burung, terutama burung icon Papua: burung Cenderawasih. Alex merangkul masyarakat adat setempat untuk boleh mengelola hutan adat yang berada di antara Kampung Rephang dan Muaif, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, sejak 2015.

Alex sebelumnya bekerja sebagai pemandu wisata dan kerja di organisasi non pemerintah dan tinggal di Bali. Tapi suatu hari dia terinspirasi oleh banyaknya minat orang untuk melihat burung Cenderawasih dari jarak dekat. Oleh karena itu Alex kembali ke kampung halamannya untuk mengembangkan wisata pengamatan burung.

Berhari-hari Alex mempelajari kebiasaan mahluk hidup yang ada di hutan itu, terutama Cenderawasih. Alex lantas mengembangkan Ekowisata Bird Watching Isyo Hills. Alex mendatangi habitat Cenderawasih yang berada di kawasan hutan seluas 100 hektare tersebut. Ia mengamati pola makan dan kebiasaan Cenderawasih dari pagi hingga sore.

Menurut Alex terdapat sekitar 30 jenis Cenderawasih di Indonesia, 28 jenis di antaranya dapat ditemukan di Papua. Dan delapan macam spesies burung cenderawasih yang berhasil diidentifikasi di tempat ini, empat di antaranya bisa dilihat langsung di Isyo Hills.

Sebagai ganjaran atas keberhasilannya menjaga lingkungan hutan Rephang Muaif dan pelestarian burung Cenderawasih, pada 2017 Alex mendapat piala Kalpataru. Dan pada 2018 dapat Juara Satu Anugerah Pesona Indonesia Kategori Ekowisata Terpopuler.
Dan ratusan pengamat burung dari dalam dan luar negeri sudah datang di tempat ini.

Untuk meningkatkan Ekowisata Bird Watching, Alex melengkapi berbagai fasilitas yang bisa dipakai oleh tamu yang datang dan ingin melihat burung Cenderawasih secara langsung. Misalnya, dengan membangun tower pengamatan.

Bird Watching Isyo Hills dilengkapi dengan penginapan yang cukup baik. Alex dan kawan-kawan selain menyiapkan tempat penginapan, juga menyediakan makan dan minum. Para wisatawan yang ingin melihat cenderawasih harus menginap di tempat itu. Karena burung surga itu hanya bisa dilihat di pagi hari atau kalau cuaca bagus dilihat sore hari. Tapi waktu bertengger cenderawasih di sore hari lebih pendek. Jadi disarankan mengintipknya pada pagi hari saja.

Ada beberapa pos pengamatan yang dibuat oleh Alex Wosimon. Setiap pos pengamatan berbeda pula jenis cenderawasih yang bertengger. Untuk bisa sampai ke semua pos, maka pengunjung harus berangkat jam 04.30 pagi

Untuk mencapai pos 1, memerlukan waktu 20 menit jalan kaki dengan sedikit mengendap-endap. Di Pos 1, pengunjung sudah bisa melihat burung cenderawasih. Tak lebih berjalan sekitar 1 kilometer perjalanan kita sampai pada pos pengamatan II. Di pos II ada gardu pandang setinggi sekitar 20 meter.

Dari gardu pandang ini, pengunjung bisa melihat burung cenderawasih jenis “Cenderawasih 12 Antena” atau bahasa setempat di sebut “Cenderawasih Mati Kawat”. Burung ini mulai bertengger sekitar pukul 05.30 di batang pohon mati yang hanya sekitar 20 meter dari gardu pandang. Cenderawasih ini unik. Ekornya berupa bulu serupa kawat hitam. Jumlahnya 12 helai. Warna hitam kebiruan dan dadanya berbulu kuning.

Beberapa menit saja kita bisa melihat Cenderawasih Mati Kawat. Karena kalau terlalu lama akan kehilangan momen di pos yang lain. Di Pos pengamatan III yang jaraknya kurang lebih 1 km. Kita akan bisa melihat burung “Cenderawasih Paruh Sabit”. Kenapa dinamakan Cenderawasih Paruh Sabit, karena paruhnya mirip sekali sabit, melengkung.

Di pos IV tidak ada gardu pandang. Tapi pengunjung bisa mengamati burung cenderawasih di bawah pohon besar. Di tempat ini kita bisa melihat jenis burung Cenderawasih Apoda (Ekor Emas). Corak Cenderawasih Apoda ini biasa kita lihat karena bulunya dipakai sebagai hiasan kepala (sekarang dilarang).

Dan ternyata, burung-burung Cenderawasih punya siklus “jam main”. Di pos pos yang ditandai oleh Alex itu burung-burung hanya bermain tak lebih dari 30 menit. Setelah itu mereka berpindah tempat dan lokasi. Sorenya, mereka baru kembali ke lokasi-lokasi ini, sebelum akhirnya mereka istirahat.
(atk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4717 seconds (0.1#10.140)