Pupuk Indonesia Siap Pasok Kebutuhan Pupuk untuk Program Perluasan Areal Tanam dan Pompanisasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan pompanisasi seluas satu juta hektar yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. Program strategis ini dirancang untuk menjaga produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional, terutama selama musim kemarau. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, saat mendampingi kunjungan kerja Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, di Kabupaten Bandung, Rabu (7/8/2024).
Rahmad Pribadi mengungkapkan bahwa dengan adanya pompa air di seluruh lahan pertanian baru, para petani diharapkan dapat meningkatkan frekuensi panen menjadi tiga hingga empat kali setahun. Sebagai bentuk dukungan nyata, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi dan non-subsidi yang mencapai 1,7 juta ton untuk bulan Agustus 2024.
"Pada tahun 2024, pemerintah telah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, naik signifikan dari sebelumnya 4,7 juta ton. Jika ada petani yang belum terdaftar, mereka masih memiliki kesempatan untuk mendaftar hingga akhir tahun ini melalui revisi yang diizinkan setiap empat bulan," jelas Rahmad.
Rahmad juga menambahkan bahwa alokasi pupuk bersubsidi secara nasional sudah mencukupi kebutuhan petani. Oleh karena itu, ia mendorong para petani untuk segera melakukan penebusan agar produktivitas pertanian dapat dioptimalkan.
"Stok pupuk saat ini cukup melimpah, produksi mencukupi, dan kami memiliki cadangan yang melebihi ketentuan minimum. Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan pupuk untuk mendukung program penambahan lahan pertanian baru ini. Namun, kami mencatat bahwa banyak petani yang sudah terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi belum menebus hak mereka. Baru sekitar separuh dari mereka yang tercatat sudah menebus," tegas Rahmad.
Hingga 6 Agustus 2024, Pupuk Indonesia mencatat bahwa stok pupuk Urea mencapai 667.561 ton, atau 230 persen dari ketentuan minimum pemerintah. Sementara itu, stok Phonska sebesar 523.737 ton, atau 231 persen dari ketentuan minimum. Stok-stok ini tersebar di gudang-gudang lini I hingga lini III dan kios-kios, siap untuk ditebus oleh para petani.
Penebusan pupuk bersubsidi kini juga dipermudah melalui aplikasi iPubers yang tersedia di kios-kios. Petani hanya perlu membawa KTP untuk melakukan penebusan. Selain itu, Pupuk Indonesia terus meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1 Tahun 2024, yang mengharuskan petani tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), dan menggarap lahan maksimal dua hektare.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan penambahan lahan pertanian baru seluas satu juta hektar, dengan Jawa Barat memiliki target 117 hektar. Lahan ini sebelumnya tidak produktif, namun dengan bantuan pompanisasi, diharapkan lahan tersebut dapat panen hingga empat kali setahun, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pompa-pompa yang diberikan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh petani. Dengan frekuensi panen yang meningkat, kesejahteraan petani juga akan ikut terdongkrak,” tutup Sudaryono.
Rahmad Pribadi mengungkapkan bahwa dengan adanya pompa air di seluruh lahan pertanian baru, para petani diharapkan dapat meningkatkan frekuensi panen menjadi tiga hingga empat kali setahun. Sebagai bentuk dukungan nyata, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi dan non-subsidi yang mencapai 1,7 juta ton untuk bulan Agustus 2024.
"Pada tahun 2024, pemerintah telah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, naik signifikan dari sebelumnya 4,7 juta ton. Jika ada petani yang belum terdaftar, mereka masih memiliki kesempatan untuk mendaftar hingga akhir tahun ini melalui revisi yang diizinkan setiap empat bulan," jelas Rahmad.
Rahmad juga menambahkan bahwa alokasi pupuk bersubsidi secara nasional sudah mencukupi kebutuhan petani. Oleh karena itu, ia mendorong para petani untuk segera melakukan penebusan agar produktivitas pertanian dapat dioptimalkan.
"Stok pupuk saat ini cukup melimpah, produksi mencukupi, dan kami memiliki cadangan yang melebihi ketentuan minimum. Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan pupuk untuk mendukung program penambahan lahan pertanian baru ini. Namun, kami mencatat bahwa banyak petani yang sudah terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi belum menebus hak mereka. Baru sekitar separuh dari mereka yang tercatat sudah menebus," tegas Rahmad.
Hingga 6 Agustus 2024, Pupuk Indonesia mencatat bahwa stok pupuk Urea mencapai 667.561 ton, atau 230 persen dari ketentuan minimum pemerintah. Sementara itu, stok Phonska sebesar 523.737 ton, atau 231 persen dari ketentuan minimum. Stok-stok ini tersebar di gudang-gudang lini I hingga lini III dan kios-kios, siap untuk ditebus oleh para petani.
Penebusan pupuk bersubsidi kini juga dipermudah melalui aplikasi iPubers yang tersedia di kios-kios. Petani hanya perlu membawa KTP untuk melakukan penebusan. Selain itu, Pupuk Indonesia terus meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1 Tahun 2024, yang mengharuskan petani tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), dan menggarap lahan maksimal dua hektare.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan penambahan lahan pertanian baru seluas satu juta hektar, dengan Jawa Barat memiliki target 117 hektar. Lahan ini sebelumnya tidak produktif, namun dengan bantuan pompanisasi, diharapkan lahan tersebut dapat panen hingga empat kali setahun, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pompa-pompa yang diberikan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh petani. Dengan frekuensi panen yang meningkat, kesejahteraan petani juga akan ikut terdongkrak,” tutup Sudaryono.
(hri)