Pemadaman Kebakaran 8.000 Ton Batu Bara di Muaro Jambi Terkendala Cuaca
loading...
A
A
A
MUARO JAMBI - Kebakaran besar yang melanda ribuan ton batu bara milik PT Bumi Borneo Inti (BBI) di Desa Sungaigelam, Kabupaten Muaro Jambi , semakin sulit dipadamkan. Teriknya matahari di musim kemarau memperburuk upaya tim gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD, dan Manggala Agni untuk mengendalikan api yang membakar sekitar 8.000 ton batubara tersebut.
Meskipun telah menggunakan alat berat untuk mengurai tumpukan batubara serta pompa air dari mobil BPBD, panas yang dihasilkan dari bongkahan batu bara tetap tak kunjung padam. Ferdinand, perwakilan perusahaan, mengakui kesulitan yang dihadapi dalam upaya pemadaman.
"Lahan ini terbakar sejak musim kemarau dimulai. Awalnya, api hanya kecil, namun kini telah membesar dan membakar sekitar 7.000 hingga 8.000 ton batubara," ujarnya pada Kamis (8/8/2024).
Ia menambahkan bahwa meskipun tim gabungan telah bekerja keras, api masih terus muncul kembali setelah sempat padam. "Setiap kali kita siram, api padam sementara, namun dalam beberapa hari kemudian muncul kembali," jelasnya.
Kapolsek Sungaigelam, Iptu Usaha Sitepu, juga menyampaikan bahwa hingga kini, tim gabungan masih berjuang untuk menjinakkan api. "Kami telah menggunakan segala upaya, termasuk alat berat, namun api masih sulit dikendalikan," tuturnya.
Upaya pemadaman ini telah berlangsung selama lebih dari seminggu, namun hasilnya masih jauh dari harapan. Akibat kebakaran ini, seluruh aktivitas batubara di lokasi tersebut terpaksa dihentikan sementara waktu.
Sitepu berharap, usaha yang dilakukan dapat mengurangi titik-titik hotspot dan asap yang dihasilkan dari tumpukan batubara, agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Sementara itu, Ferdinand mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Pj Bupati, tim BPBD, TNI-Polri, serta Manggala Agni.
"Kami berharap kebakaran ini segera bisa diatasi, sehingga aktivitas warga dan perusahaan bisa kembali berjalan normal," imbuhnya.
Meskipun telah menggunakan alat berat untuk mengurai tumpukan batubara serta pompa air dari mobil BPBD, panas yang dihasilkan dari bongkahan batu bara tetap tak kunjung padam. Ferdinand, perwakilan perusahaan, mengakui kesulitan yang dihadapi dalam upaya pemadaman.
"Lahan ini terbakar sejak musim kemarau dimulai. Awalnya, api hanya kecil, namun kini telah membesar dan membakar sekitar 7.000 hingga 8.000 ton batubara," ujarnya pada Kamis (8/8/2024).
Ia menambahkan bahwa meskipun tim gabungan telah bekerja keras, api masih terus muncul kembali setelah sempat padam. "Setiap kali kita siram, api padam sementara, namun dalam beberapa hari kemudian muncul kembali," jelasnya.
Kapolsek Sungaigelam, Iptu Usaha Sitepu, juga menyampaikan bahwa hingga kini, tim gabungan masih berjuang untuk menjinakkan api. "Kami telah menggunakan segala upaya, termasuk alat berat, namun api masih sulit dikendalikan," tuturnya.
Upaya pemadaman ini telah berlangsung selama lebih dari seminggu, namun hasilnya masih jauh dari harapan. Akibat kebakaran ini, seluruh aktivitas batubara di lokasi tersebut terpaksa dihentikan sementara waktu.
Sitepu berharap, usaha yang dilakukan dapat mengurangi titik-titik hotspot dan asap yang dihasilkan dari tumpukan batubara, agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Sementara itu, Ferdinand mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Pj Bupati, tim BPBD, TNI-Polri, serta Manggala Agni.
"Kami berharap kebakaran ini segera bisa diatasi, sehingga aktivitas warga dan perusahaan bisa kembali berjalan normal," imbuhnya.
(hri)