Kisah Gayatri, Perempuan di Balik Layar Kejayaan Majapahit yang Tak Pernah Berkuasa
loading...
A
A
A
Di balik gemilangnya kejayaan Majapahit , ada sosok perempuan yang tak pernah berkuasa langsung namun memiliki peran krusial dalam mengantarkan kerajaan ini ke puncak kemasyhuran. Gayatri, anak terakhir dari Kertanagara Raja Singasari terakhir, adalah istri Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Meskipun tak pernah duduk di takhta, Gayatri memainkan peran penting dalam membimbing dan mempersiapkan penerus kepemimpinan yang membawa Majapahit mencapai masa keemasannya.
Bagaimana bisa hal itu terjadi? Gayatri dikenal sebagai mentor bagi anaknya, Tribhuwana Tunggadewi, dan Mahapatih Majapahit yang legendaris, Gajah Mada. Selain itu, ia juga mempersiapkan cucunya, Hayam Wuruk, untuk menjadi pemimpin yang bijaksana. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncak kejayaannya, meskipun Gayatri tak sempat menyaksikan cucunya bertahta karena wafat terlebih dahulu.
Tribhuwana Tunggadewi, yang merasa tak berhak lagi memerintah setelah kepergian ibunya, memutuskan untuk menyerahkan takhta kepada Hayam Wuruk. Sebelum mundur, Tribhuwana, dengan bimbingan Gayatri, berhasil membawa Majapahit ke arah kejayaan. Gayatri, yang dikenal dengan julukan Rajapatni, adalah sosok yang cantik tidak hanya secara paras, tetapi juga dari sisi intelektual dan kemampuan.
Mpu Prapanca, pujangga terkenal dari masa Majapahit, mendeskripsikan Gayatri sebagai perempuan spesial yang memiliki kecakapan dalam memutuskan kebijakan pemerintahan. Gayatri juga menjadi penasihat utama dalam pemerintahan Tribhuwana, dan peran pentingnya terlihat dalam pengangkatan Gajah Mada sebagai Mahapatih. Keputusan-keputusan kenegaraan sering kali merupakan hasil kolaborasi antara Tribhuwana dan Gajah Mada, yang keduanya mendapat bimbingan dari Gayatri.
Gayatri dikenal sangat cermat dalam setiap langkah yang diambilnya. Meskipun tidak berkuasa secara langsung, ia selalu memastikan keputusan yang diambil tepat dan bijaksana. Setelah Tribhuwana Tunggadewi mundur dan menyerahkan takhta kepada Hayam Wuruk, Gayatri terus membimbingnya hingga Hayam Wuruk menjadi salah satu raja terbesar dalam sejarah Majapahit.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Gayatri, Hayam Wuruk menggelar upacara besar-besaran yang disebut upacara Srada. Seluruh pegawai istana, pemuka kerajaan, rakyat, dan raja-raja dari berbagai negeri berkumpul di Majapahit untuk menghadiri upacara tersebut. Kecintaan rakyat terhadap Gayatri terlihat begitu besar, meskipun ia bukanlah ratu atau raja. Peranannya yang besar dalam mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaan tetap dikenang dan dihormati oleh banyak pihak.
Gayatri adalah bukti nyata bahwa kekuasaan bukanlah satu-satunya cara untuk mempengaruhi dan mengarahkan jalannya sejarah. Meskipun berada di balik layar, ia adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam membesarkan Majapahit, terutama setelah wafatnya suaminya, Prabu Kertarajasa atau Raden Wijaya. Gayatri adalah perempuan yang membuktikan bahwa kebijaksanaan, kecerdasan, dan kepemimpinan bisa ditemukan di mana saja, bahkan dari balik layar.
Bagaimana bisa hal itu terjadi? Gayatri dikenal sebagai mentor bagi anaknya, Tribhuwana Tunggadewi, dan Mahapatih Majapahit yang legendaris, Gajah Mada. Selain itu, ia juga mempersiapkan cucunya, Hayam Wuruk, untuk menjadi pemimpin yang bijaksana. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncak kejayaannya, meskipun Gayatri tak sempat menyaksikan cucunya bertahta karena wafat terlebih dahulu.
Tribhuwana Tunggadewi, yang merasa tak berhak lagi memerintah setelah kepergian ibunya, memutuskan untuk menyerahkan takhta kepada Hayam Wuruk. Sebelum mundur, Tribhuwana, dengan bimbingan Gayatri, berhasil membawa Majapahit ke arah kejayaan. Gayatri, yang dikenal dengan julukan Rajapatni, adalah sosok yang cantik tidak hanya secara paras, tetapi juga dari sisi intelektual dan kemampuan.
Mpu Prapanca, pujangga terkenal dari masa Majapahit, mendeskripsikan Gayatri sebagai perempuan spesial yang memiliki kecakapan dalam memutuskan kebijakan pemerintahan. Gayatri juga menjadi penasihat utama dalam pemerintahan Tribhuwana, dan peran pentingnya terlihat dalam pengangkatan Gajah Mada sebagai Mahapatih. Keputusan-keputusan kenegaraan sering kali merupakan hasil kolaborasi antara Tribhuwana dan Gajah Mada, yang keduanya mendapat bimbingan dari Gayatri.
Gayatri dikenal sangat cermat dalam setiap langkah yang diambilnya. Meskipun tidak berkuasa secara langsung, ia selalu memastikan keputusan yang diambil tepat dan bijaksana. Setelah Tribhuwana Tunggadewi mundur dan menyerahkan takhta kepada Hayam Wuruk, Gayatri terus membimbingnya hingga Hayam Wuruk menjadi salah satu raja terbesar dalam sejarah Majapahit.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Gayatri, Hayam Wuruk menggelar upacara besar-besaran yang disebut upacara Srada. Seluruh pegawai istana, pemuka kerajaan, rakyat, dan raja-raja dari berbagai negeri berkumpul di Majapahit untuk menghadiri upacara tersebut. Kecintaan rakyat terhadap Gayatri terlihat begitu besar, meskipun ia bukanlah ratu atau raja. Peranannya yang besar dalam mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaan tetap dikenang dan dihormati oleh banyak pihak.
Gayatri adalah bukti nyata bahwa kekuasaan bukanlah satu-satunya cara untuk mempengaruhi dan mengarahkan jalannya sejarah. Meskipun berada di balik layar, ia adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam membesarkan Majapahit, terutama setelah wafatnya suaminya, Prabu Kertarajasa atau Raden Wijaya. Gayatri adalah perempuan yang membuktikan bahwa kebijaksanaan, kecerdasan, dan kepemimpinan bisa ditemukan di mana saja, bahkan dari balik layar.
(hri)