Nelayan Aceh Barat Daya Rasakan Manfaat Program Konservasi Terumbu Karang oleh PDC

Senin, 24 Agustus 2020 - 20:22 WIB
loading...
Nelayan Aceh Barat Daya Rasakan Manfaat Program Konservasi Terumbu Karang oleh PDC
Kelompok nelayan di Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, mengaku merasakan manfaat dari program konservasi terumbu karang yang dilaksanakan oleh Pusong Dive Club (PDC). Dokumen/SINDOnews
A A A
ACEH - Kelompok nelayan di Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, mengaku merasakan manfaat dari program konservasi terumbu karang yang dilaksanakan oleh Pusong Dive Club (PDC), komunitas selam yang mempunyai visi dan misi pada kecintaan lingkungan khususnya kawasan laut dan pesisir.

"Yang saya rasakan jarak tempuh untuk mencari ikan menjadi dekat sehingga bahan bakar bisa dihemat kalau dulu butuh empat jerigen, kini cukup satu jerigen sudah bisa mendapat ikan," kata Ajuwir, salah seorang nelayan Susoh Aceh melalui telekonferensi.

Ajuwir mengatakan dengan adanya terumbu karang ini hasil tangkapan rata-rata nelayan di Susoh meningkat 30 sampai 40 persen.

Hal senada juga dikemukakan Panglima Laot Aceh Barat Daya, Hasanuddin yang menyebut hadirnya program konservasi sejak tahun 2018 membuat kesejahteraan nelayan Susoh meningkat.

Hasanudin sebagai ketua lembaga yang memimpin adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan, dan penyelesaian sengketa di wilayah Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh itu berharap program pelestarian bawah laut terus ditingkatkan karena manfaatnya akan dirasakan masyarakat nelayan itu sendiri.

Ketua PDC Erijal mengatakan program konservasi terumbu karang tersebut bertujuan untuk melindungi, merehabilitasi, dan memanfaatkan ekosistem terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar ekosistem tersebut melalui penguatan kapasitas pengelolaan sumberdaya laut.

Lokasi program konservasi terumbu karang ini berada di Kabupaten Aceh Barat Daya, dimana tepatnya di Kecamatan Susoh, terdapat pulau kecil yang disebut Pulau Gosong dengan luasnya hanya kurang lebih 1 hektare, jelas Erijal.

"Sejak 2018 kami bekerja sama dengan PT Mifa Bersaudara yang merupakan anak usaha PT ABM Investama Tbk mengerjakan program konservasi terumbu karang ini. Kami berharap kegiatan yang banyak memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat nelayan ini mendapat dukungan yang lebih luas baik dari Pemerintah maupun pihak swasta," ujarnya.

Mengenai kesulitan, Erijal mengatakan pekerjaan ini membutuhkan ketekunan karena harus bekerja di kedalaman 15 meter di bawah permukaan laut. "Di kedalaman itu kami harus mengikat karang-karang itu menjadi apartemen ikan. Kalau ikatan kurang kuat bisa lepas. Kemudian kedalaman juga menentukan pertumbuhan karang," jelas Erijal.

Mengenai pelaksanaan program, Erijal mengatakan pada tahun 2018 PDC dan Mifa Bersaudara fokus melakukan transplantasi terumbu karang mulai dari tahap pemilihan bibit, pemotongan, perawatan, penempatan bibit, dan penanaman melalui media khusus. Tahun berikutnya dilakukan monitoring sembari menempatkan apartemen ikan di area tempat transplantasi terumbu karang dibuat. Kegiatan ini dilakukan secara periodik dan berkelanjutan.

"Dari hasil kegiatan monitoring pada tahun 2020 ini diperoleh data pertumbuhan karang yang cukup baik dimana rata-rata pertumbuhan mencapai empat sampai enam centimeter. Ini menandakan perairan laut area konservasi tersebut cukup baik," terang Erijal.

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan mendukung setiap usaha konservasi terhadap terumbu karang. Suharso menerangkan Terumbu karang (coral reef) yang sehat tidak hanya menyangkut aspek kelestarian lingkungan, melainkan mampu menjadi solusi dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi.

"Pelestarian sumber daya pesisir, dalam hal ini terumbu karang dapat menjadi salah satu contoh nyata bagaimana upaya menjaga lingkungan dapat sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat dan nasional," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

Berdasarkan penelitian para ahli kelautan, terumbu karang yang sehat mampu mendongkrak kekuatan ekonomi nasional sekaligus menyejahterakan masyarakat. Sebaliknya, jika terumbu karang rusak atau bahkan mati maka aset nilai ekonomi terumbu karang tak dapat dipetik manfaatnya.

Berdasarkan hitungan United Nations Environment Programme atau UNEP, apabila seluruh ekosistem terumbu karang dikelola dengan baik, valuasi aset terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang (coral triangle) Indonesia mencapai USD37 miliar atau setara dengan Rp540 triliun pada 2030. (Baca: Puting Beliung Mengamuk di Batanghari Jambi, 3 Ruma Porak Poranda).

Ekosistem terumbu karang menjadi tempat bermain, berlindung, dan sumber pakan bagi sekelompok ikan. Tak hanya itu, terumbu karang juga mampu meredam energi arus laut sehingga dapat mencegah abrasi pantai.

Indonesia yang dikenal sebagai negara mega marine biodiversity terbesar di dunia diharapkan mampu menggerakkan ekonomi nasional sekaligus menyejahterakan masyarakat melalui terumbu karang, mengingat luasnya mencapai 25.000 km2 dengan 69% jenis terumbu karang di dunia ditemukan di perairan Indonesia.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0940 seconds (0.1#10.140)