7 Fakta Kerajaan Kutai Kartanegara, Salah Satunya Pernah Dikuasai Kerajaan Lain

Kamis, 01 Agustus 2024 - 15:01 WIB
loading...
7 Fakta Kerajaan Kutai...
Kerajaan Kutai Kartanegara dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua yang ada di nusantara. Salah satu peninggalannya berupa Prasasti Yupa. Foto/Dok.Kebudayaan Kemendikbud
A A A
KERAJAAN Kutai Kartanegara dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua yang ada di nusantara. Sejarah panjang yang dimiliki, membuat kerajaan Hindu satu ini memiliki sejumlah fakta menarik.

Kerajaan ini telah melalui berbagai gejolak, mulai dari masa kejayaan hingga pada akhirnya runtuh. Bukti dari Kerajaan Kutai Kertanegara pernah ada ditemukan melalui sejumlah peninggalan kerajaan berupa prasasti.

Fakta Kerajaan Kutai Kartanegara

1. Berdiri di Kalimantan Timur


Kerajaan Kutai memiliki akar sejarah yang sangat tua, bahkan sebelum abad ke-4 Masehi. Pada abad ke-4 Masehi, Kerajaan Kutai dikenal sebagai salah satu kerajaan tertua di wilayah Kalimantan Timur.



Menurut informasi yang didapat dari salah satu prasasti Kerajaan Kutai yang ditemukan, yakni Prasasti Yupa menjelaskan bahwa Raja Kudungga dikenal sebagai pendiri kerajaan Kutai.

2. Berdampingan dengan Kutai Martapura


Diketahui jika Kerajaan Kutai tidak hanya ada di Kartanegara namun juga Martapura. Menurut sejarah, Kerajaan Kutai Martapura memerintah berdampingan dengan Kutai Kartanegara.

Namun kedua kerajaan tersebut dikatakan pernah bersatu pada abad ke-16 ketika Kutai Kartanegara yang dipimpin Anum Panji Mendapa berhasil menaklukkan Maharaja Dharma Setia, penguasa Kutai Martadipura.

3. Raja Mulawarman Antarkan Kutai ke Masa Kejayaan


Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya. Raja ini dikenal sebagai sosok yang baik hati dan kuat. Di masa pemerintahannya, ekonomi kerajaan berkembang pesat, terutama sektor pertanian dan perdagangan.



Hal tersebut disebabkan oleh letak geografisnya yang strategis, seperti terungkap dalam Prasasti Yupa. Prasasti tersebut juga mengungkapkan jika Mulawarman memiliki kekuasaan yang besar dan kuat.

4. Aspek Politik dan Ekonomi Kutai Kartanegara Pada Masa Jaya


Dari aspek politik, pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik di Kerajaan Kutai terjaga dengan baik, dan sistem politiknya menjadi kekuatan dominan yang mempengaruhi.

Sedangkan dari aspek ekonomi adalah sistem penarikan hadiah diterapkan untuk pedagang luar yang ingin berdagang di kerajaan ini, mirip dengan pajak modern, memberikan pemasukan tambahan bagi Kerajaan Kutai.

5. Islam Mulai Masuk ke Kutai


Sejumlah sejarawan menduga Islam telah masuk ke lingkungan Kutai jauh sebelum masa Raja Mahkota. Bahkan, raja ketiga Kutai Kartanegara yang bernama Maharaja Sultan jelas menandakan pengaruh Islam. Penguasa ini memerintah pada periode 1370-1420.

Lepas dari perdebatan siapakah penguasa Kutai pertama yang bersyahadat, dakwah Islam berkembang pesat sejak era Raja Mahkota. Begitu menjadi muslim, dia memerintahkan pembangunan masjid sebagai pusat penyebaran Islam di Kutai. Dia mendidik putranya, Aji Batara Agung Paduka Nirta, untuk menjadi pengikut Islam yang taat.

6. Pernah Dikuasai Kerajaan Lain


Kerajaan Kutai tercatat pernah diduduki oleh kerajaan-kerajaan lain. Etnolog Belanda Pieter Johannes Veth berpendapat, Kerajaan Kutai tersebut merupakan bagian dari kekuasaan Majapahit yang berekspansi pada abad ke-14.

Kemudian sejak 1620, Kerajaan Kutai Kartanegara berada di bawah kendali Kesultanan Makassar. Saat itu, Makassar merupakan saingan Kerajaan Banjar.

7. Nama Kutai Bukanlah Nama Asli Kerajaan Tersebut


Dalam jurnal "Kajian Etimologis Kerajaan (Kutai) Martapura di Muara Kaman, Kalimantan Timur", disebutkan jika nama Kutai yang disematkan sesungguhnya hanya pendekatan atau asumsi berdasarkan lokasi penemuan prasasti yupa di wilayah Kesultanan Kutai.

Sehingga asumsi nama Kutai yang disematkan untuk kerajaan Dinasti Mulawarman bukan pilihan yang tepat karena itu adalah nama kerajaan lain yang berdiri di muara Sungai Mahakam sekitar sembilan abad setelah prasasti yupa didirikan.

Naskah historiografi tradisional Salasilah Kutai menyebut istilah ing Martapura pada akhir nama raja Kutai Kartanegara yang menganeksasi Muara Kaman.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1819 seconds (0.1#10.140)