Sepak Terjang Aminullah Raih CEO BUMD Awards on Crisis Management

Senin, 24 Agustus 2020 - 14:38 WIB
loading...
Sepak Terjang Aminullah Raih CEO BUMD Awards on Crisis Management
Ibarat kata pepatahUsaha tak pernah mengkhianati hasil, pengabdian Aminullah Usman selama 27 tahun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh membuahkan kegemilangan yang mungkin nyaris mustahil disamai oleh siapa pun.
A A A
BANDA ACEH - Ibarat kata pepatah 'usaha tak pernah mengkhianati hasil', pengabdian Aminullah Usman selama 27 tahun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh membuahkan kegemilangan yang mungkin nyaris mustahil disamai oleh siapa pun.

Paling tidak, ada tiga tantangan besar yang dihadapi Aminullah terutama saat menjabat sebagai Dirut BPD Aceh (kini Bank Aceh Syariah). Pertama, krisis moneter 1999, konflik bersenjata antara RI dan GAM, gempa bumi dan tsunami 2004.

Aminullah Usman mulai bekerja sebagai pegawai di BPD Aceh pada 1 April 1984, ketika BPD di bawah dirut Drs Syamsunan Mahmud. Tampil dengan loyalitas dan integritas tinggi, Aminullah dipercayakan dalam berbagai jabatan, sampai akhirnya ia dipercayakan menjadi direktur utama BPD pada tahun 2000 hingga 2010.

Sebuah tantangan besar bagi seorang Aminullah Usman saat pertama duduk dikursi nomor satu BPD, apalagi di Aceh mulai hadir gerakan sparatisme yang membuncah pasca DOM berakhir pada 1998. Tantangannya pun berlanjut saat empat tahun ia menjabat dengan musibah besar gempa dan tsunami 2004.

Masalah Bank Aceh saat itu cukup rumit, BUMD itu pun sempat ditangani oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).

Cavital Adequacy Ratio (CAR) minus 25 persen, yang dimana seharusnya diatas 8 persen. Kredit macet diatas lebih 15 persen, secara prosedur harus di bawah 5 persen. Dimana kondisi sdm tidak produktif, kesulitan likwiditas dan bank dalam kategori tidak sehat, BPD Aceh cukup terpuruk dan dalam keadaan rugi.

Namun, semua masalah mampu ia hadapi dan membawa Bank Aceh bangkit dalam kurun waktu 10 tahun.

Alumni Magister Management Unsyiah ini berhasil membesarkan Bank Aceh, dari jumlah aset awal Rp660 miliar menjadi Rp13 triliun. Dan bank ini juga menjadi sehat hasil penilaian BI, meraih WTP penilaian akuntan publik.

Juga seluruh ratio keuangan bank, mulai dari CAR, NPL, LDR, BOPO, dan lain-lain semuanya sehat, dan bank mampu meraih keuntungan besar saat itu hingga mencapai keuntungan Rp1 milliar per hari.

Jumlah pegawai meningkat, dari sebelumnya 400, kini menjadi 1.600 orang pegawai. Kantor cabang dari awalnya 35, pada masa Aminullah pun berdiri menjadi 101 kantor (kantor cabang, cabang pembantu, kantor kas dan kantor pusat).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)