Viral! Video Oknum Anggota Ormas Intimidasi Warga Pelapor Pungli di Kebumen
loading...
A
A
A
KEBUMEN - Sebuah video yang menunjukkan aksi arogan oknum anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas) viral di media sosial . Video tersebut memperlihatkan seorang pria mendapat ancaman pengusiran dari sekelompok orang yang diduga ormas setelah melaporkan praktik pungutan liar (pungli) di sebuah sekolah dasar negeri (SDN) di Jawa Tengah.
Kasus ini mencuat setelah video amatir yang terjadi di Desa Menganti, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Minggu, 30 Juni 2024 beredar di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @lagi.viral pada Selasa (23/7/2024), tampak sejumlah anggota ormas mengintimidasi seorang warga yang diduga melaporkan kasus pungli.
"Permasalahannya apa, kalau bisa dibicarakan baik-baik, jangan main lapor begitu saja," ujar salah satu anggota ormas yang dikenal dengan nama Supono.
Meski mendapatkan intimidasi, pria bernama Sugiyono tetap teguh tidak akan mencabut laporannya terkait kasus pungli tersebut. Dalam narasi video itu, Sugiyono merupakan anggota sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendampingi orang tua murid terkait kasus pungli yang diduga terjadi di sekolah.
"Sebagai anggota Pemuda Pancasila, saya berharap bisa mengamankan Pancasila. Saya tidak akan mencabut laporan itu," tegas Sugiyono.
"Oh begitu, kalau tidak mau mencabut laporan, besok pagi kamu harus keluar dari Desa Menganti karena sudah membuat keributan," ancam anggota ormas sembari menunjuk seorang wanita yang diduga orang tua murid.
Di tengah perdebatan, anggota ormas tersebut juga terang-terangan mengaku bahwa kedatangannya adalah untuk membela pihak sekolah. Hal ini terungkap saat pria yang terlibat cekcok menanyakan tujuan kedatangannya.
"Apakah Anda membela sekolah?" tanya Sugiyono.
"Iya, saya membela sekolah," jawabnya.
"Siapa nama Anda?" tanya Sugiyono lagi.
"Ini nama saya," balas pria tersebut sambil menunjuk tulisan nama di seragam ormasnya.
"Oh, Supono, silakan membela sekolah, tidak masalah. Ada pengadilan," ujar Sugiyono.
"Lah, kalau keberatan kenapa, itu sekolah negeri," tambahnya.
Lantaran kemauannya tidak dipenuhi, anggota ormas itu terlihat membentak-bentak dan menepuk badan Sugiyono sambil berkacak pinggang. Meski mendapat intimidasi, Sugiyono tetap tenang dan tidak gentar.
"Mau habisi saya? Tidak masalah, santai saja. Kalau berani, habisi saja," ujarnya sambil berdiri.
Sugiyono juga mengaku tidak masalah jika ada orang tua murid yang diusir dari rumah akibat melaporkan kasus pungli di SD tersebut. Dia menegaskan akan terus melindungi orang tua murid yang melaporkan kasus pungli tersebut.
"Saya akan tetap melindungi masyarakat," tegasnya.
Sementara itu, Sugiyono saat dikonfirmasi awak media menyatakan bahwa kejadian tersebut diduga akibat laporannya kepada Polres Kebumen terkait dugaan pungli yang dikeluhkan oleh orang tua murid di SDN 1 Jati Mulyo, Sruweng, Kebumen, Jawa Tengah.
"Pihak yang memberi kuasa dan kepercayaan kepada Lembaga Perlindungan Konsumen terkait dugaan pungli di SD Negeri Jatimulyo, mengatakan bahwa mereka dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai Kepala Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, bernama Pak Sabit. Pak Sabit menyampaikan bahwa rumah mereka akan didatangi oleh Kepala Desa Menganti dan Pemuda Pancasila terkait laporan tersebut," jelas Sugiyono.
Mendengar kabar itu, Sugiyono segera merekam percakapan tersebut dan mengirimkannya ke Polres Kebumen agar jika terjadi sesuatu, dapat segera diketahui oleh pihak berwenang. Namun, hingga dugaan intimidasi terjadi, tidak ada satu pun polisi yang datang atau menghubungi.
Sugiyono dengan tegas menolak permintaan oknum Pemuda Pancasila untuk mencabut laporannya terkait pungli di sekolah dasar tersebut. "Saya tidak akan mencabut laporan itu kapan pun," ujarnya.
Kasus ini mencuat setelah video amatir yang terjadi di Desa Menganti, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Minggu, 30 Juni 2024 beredar di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @lagi.viral pada Selasa (23/7/2024), tampak sejumlah anggota ormas mengintimidasi seorang warga yang diduga melaporkan kasus pungli.
"Permasalahannya apa, kalau bisa dibicarakan baik-baik, jangan main lapor begitu saja," ujar salah satu anggota ormas yang dikenal dengan nama Supono.
Meski mendapatkan intimidasi, pria bernama Sugiyono tetap teguh tidak akan mencabut laporannya terkait kasus pungli tersebut. Dalam narasi video itu, Sugiyono merupakan anggota sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendampingi orang tua murid terkait kasus pungli yang diduga terjadi di sekolah.
"Sebagai anggota Pemuda Pancasila, saya berharap bisa mengamankan Pancasila. Saya tidak akan mencabut laporan itu," tegas Sugiyono.
"Oh begitu, kalau tidak mau mencabut laporan, besok pagi kamu harus keluar dari Desa Menganti karena sudah membuat keributan," ancam anggota ormas sembari menunjuk seorang wanita yang diduga orang tua murid.
Di tengah perdebatan, anggota ormas tersebut juga terang-terangan mengaku bahwa kedatangannya adalah untuk membela pihak sekolah. Hal ini terungkap saat pria yang terlibat cekcok menanyakan tujuan kedatangannya.
"Apakah Anda membela sekolah?" tanya Sugiyono.
"Iya, saya membela sekolah," jawabnya.
"Siapa nama Anda?" tanya Sugiyono lagi.
"Ini nama saya," balas pria tersebut sambil menunjuk tulisan nama di seragam ormasnya.
"Oh, Supono, silakan membela sekolah, tidak masalah. Ada pengadilan," ujar Sugiyono.
"Lah, kalau keberatan kenapa, itu sekolah negeri," tambahnya.
Lantaran kemauannya tidak dipenuhi, anggota ormas itu terlihat membentak-bentak dan menepuk badan Sugiyono sambil berkacak pinggang. Meski mendapat intimidasi, Sugiyono tetap tenang dan tidak gentar.
"Mau habisi saya? Tidak masalah, santai saja. Kalau berani, habisi saja," ujarnya sambil berdiri.
Sugiyono juga mengaku tidak masalah jika ada orang tua murid yang diusir dari rumah akibat melaporkan kasus pungli di SD tersebut. Dia menegaskan akan terus melindungi orang tua murid yang melaporkan kasus pungli tersebut.
"Saya akan tetap melindungi masyarakat," tegasnya.
Sementara itu, Sugiyono saat dikonfirmasi awak media menyatakan bahwa kejadian tersebut diduga akibat laporannya kepada Polres Kebumen terkait dugaan pungli yang dikeluhkan oleh orang tua murid di SDN 1 Jati Mulyo, Sruweng, Kebumen, Jawa Tengah.
"Pihak yang memberi kuasa dan kepercayaan kepada Lembaga Perlindungan Konsumen terkait dugaan pungli di SD Negeri Jatimulyo, mengatakan bahwa mereka dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai Kepala Desa Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, bernama Pak Sabit. Pak Sabit menyampaikan bahwa rumah mereka akan didatangi oleh Kepala Desa Menganti dan Pemuda Pancasila terkait laporan tersebut," jelas Sugiyono.
Mendengar kabar itu, Sugiyono segera merekam percakapan tersebut dan mengirimkannya ke Polres Kebumen agar jika terjadi sesuatu, dapat segera diketahui oleh pihak berwenang. Namun, hingga dugaan intimidasi terjadi, tidak ada satu pun polisi yang datang atau menghubungi.
Sugiyono dengan tegas menolak permintaan oknum Pemuda Pancasila untuk mencabut laporannya terkait pungli di sekolah dasar tersebut. "Saya tidak akan mencabut laporan itu kapan pun," ujarnya.
(hri)