Kisah Batu Melintang, Gerombolan Kerbau Mengganggu Si Pahit Lidah Mandi
loading...
A
A
A
Kisah Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah yang begitu popular di masyarakat Sumsel seakan tak ada habisnya. Serunting mempunyai kesaktian dimana ucapannya konon laksana kutukan yang dapat mengubah apapun terutama menjadi batu, karenanya di masyarakat Sumsel begitu dikenal Si Pahit Lidah. Cerita rakyat itu terus terjaga hingga kini di era hampir serba online.
Hampir di setiap daerah terdapat “peninggalan kutukan” Si Pahit Lidah yang berupa batu berbentuk manusia maupun hewan dan benda lainnya.
Satu diantaranya yang juga disebutkan akibat dari ucapan Si Pahit Lidah, yakni Batu Melintang di Desa Maur Baru, Kecamatan Rupit, Musi Rawas Utara.
Datang, saksikan dan dengarkan sendiri ceritanya. Disebut Batu Melintang karena memang bentuknya melintang di Sungai Rupit, Desa Maur Baru.
Sungai Rupit sendiri merupakan anak Sungai Rawas yang bermuara di Sungai Musi. Sungai Rupit mengalir dari ulu Kecamatan Karang Jaya, kemudian ke Kecamatan Rupit dan bermuara di Sungai Rawas di Kelurahan Lawang Agung, Rupit, ibukota Kabupaten Muratara. (Baca: Bersama Wanita Seksi, Oknum Kemenhub Ditangkap Bawa Sabu)
Batu Melintang selain melintang di tengah sungai, bentuknya memang dari kejauhan menyerupai gerombolan kerbau sedang mandi atau berendam. Di daerah ini memang terkenal banyak kerbau sejak dahulu hingga saat ini.
Mungkin itu juga yang melatari Batu Melintang disebut gerombolan kerbau mandi yang dikutuk menjadi batu oleh Si Pahit Lidah. Konon, suatu saat di masa Si Pahit Lidah yang sakti dan suka mengembara melintasi Desa Maur.
Melihat air Sungai Rupit yang bening dan sejuk, Si Pahit Lidah hendak mandi sambil beristirahat. Namun saat menikmati segarnya air sungai datang gerombolan kerbau yang hendak berendam atau mandi.
Kerbau yang banyak membuat air sungai menjadi keruh. Si Pahit Lidah kaget dan terganggu dengan keberadaan yang membuat air sungai keruh dan kotor.
Si Pahit Lidah yang sedang bersantai di sungai dengan sedikit kesal pindah mencari lokasi yang lebih tenang dan jernih. Namun sambil beranjak, mulutnya bergumang kerbau menutupi sungai mengganggu seperti batu menutupi sungai.
Hampir di setiap daerah terdapat “peninggalan kutukan” Si Pahit Lidah yang berupa batu berbentuk manusia maupun hewan dan benda lainnya.
Satu diantaranya yang juga disebutkan akibat dari ucapan Si Pahit Lidah, yakni Batu Melintang di Desa Maur Baru, Kecamatan Rupit, Musi Rawas Utara.
Datang, saksikan dan dengarkan sendiri ceritanya. Disebut Batu Melintang karena memang bentuknya melintang di Sungai Rupit, Desa Maur Baru.
Sungai Rupit sendiri merupakan anak Sungai Rawas yang bermuara di Sungai Musi. Sungai Rupit mengalir dari ulu Kecamatan Karang Jaya, kemudian ke Kecamatan Rupit dan bermuara di Sungai Rawas di Kelurahan Lawang Agung, Rupit, ibukota Kabupaten Muratara. (Baca: Bersama Wanita Seksi, Oknum Kemenhub Ditangkap Bawa Sabu)
Batu Melintang selain melintang di tengah sungai, bentuknya memang dari kejauhan menyerupai gerombolan kerbau sedang mandi atau berendam. Di daerah ini memang terkenal banyak kerbau sejak dahulu hingga saat ini.
Mungkin itu juga yang melatari Batu Melintang disebut gerombolan kerbau mandi yang dikutuk menjadi batu oleh Si Pahit Lidah. Konon, suatu saat di masa Si Pahit Lidah yang sakti dan suka mengembara melintasi Desa Maur.
Melihat air Sungai Rupit yang bening dan sejuk, Si Pahit Lidah hendak mandi sambil beristirahat. Namun saat menikmati segarnya air sungai datang gerombolan kerbau yang hendak berendam atau mandi.
Kerbau yang banyak membuat air sungai menjadi keruh. Si Pahit Lidah kaget dan terganggu dengan keberadaan yang membuat air sungai keruh dan kotor.
Si Pahit Lidah yang sedang bersantai di sungai dengan sedikit kesal pindah mencari lokasi yang lebih tenang dan jernih. Namun sambil beranjak, mulutnya bergumang kerbau menutupi sungai mengganggu seperti batu menutupi sungai.