Kisah Unik Hayam Wuruk, Raja Majapahit yang Hobi Menari dan Suka Melawak
loading...
A
A
A
Hayam Wuruk naik tahta menggantikan ibunya Tribhuwana Tunggadewi sebagai Raja Majapahit. Saat itu Tribhuwana Tunggadewi tercatat sebagai perempuan pertama yang memerintah dan berkuasa di Jawa bagian timur.
Ia merupakan garis keturunan langsung dari Raden Wijaya sang pendiri Kerajaan Majapahit. Hayam Wuruk naik tahta di Majapahit konon masih dalam usia sangat muda, bahkan belum beristri.
Sosoknya merupakan anak dari Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Kertawardhana Bhre Tumapel (Cakradara). Ia merupakan cucu Raden Wijaya dari Gayatri, atau cucu dari Kebo Anabrang dari garis ayah.
Catatan yang menarik dari Hayam Wuruk adalah semasa kelahirannya, di mana Hayam Wuruk saat itu ditandai dengan letusan Gunung Kelud dan gempa bumi di Panbanyu pada tahun 1334 Masehi.
Selain itu, ketika Hayam Wuruk lahir Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa-nya, yang menyatukan nusantara. Berdasarkan kisah di “13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa”, Hayam Wuruk muda memiliki beberapa hobi agak aneh.
Sejumlah hobi mulai dari menari, dalang, pelawak dalam wayang. Hayam Wuruk suka menari dengan memainkan peran wanita sebagai Pager Antimun dan menjadi dalang dengan gelar Tirtaraju.
Selain itu, Hayam Wuruk suka menjadi pelawak dalam pertunjukan wayang dengan memainkan peran Gagak Ketawang.
Sosoknya naik tahta di usia 17 tahun, ketika ibunya Tribhuwana Wijayatunggadewi turun tahta untuk kembali menjabat sebagai Bhre Kahuripan, yang tergabung ke dalam Saptaprabhu pada tahun 1351 M.
Pada tahun tersebut, Gayatri Rajapatni nenek dari Hayam Wuruk berpulang ke alam kelanggengan atau mangkat.
Menurut Nagarakretagama yang ditulis Mpu Prapanca, bahwa Hayam Wuruk memerintah Kerajaan Majapahit selama 39 tahun itu menggunakan gelar Abhiseka Maharaja Sri Rajasanagara.
Dari nama gelar ini dapat disimpulkan, bahwa Hayam Wuruk masih merupakan Rajasa, suatu dinasti yang memiliki garis keturunan Ken Arok bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.
Ia merupakan garis keturunan langsung dari Raden Wijaya sang pendiri Kerajaan Majapahit. Hayam Wuruk naik tahta di Majapahit konon masih dalam usia sangat muda, bahkan belum beristri.
Sosoknya merupakan anak dari Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Kertawardhana Bhre Tumapel (Cakradara). Ia merupakan cucu Raden Wijaya dari Gayatri, atau cucu dari Kebo Anabrang dari garis ayah.
Catatan yang menarik dari Hayam Wuruk adalah semasa kelahirannya, di mana Hayam Wuruk saat itu ditandai dengan letusan Gunung Kelud dan gempa bumi di Panbanyu pada tahun 1334 Masehi.
Selain itu, ketika Hayam Wuruk lahir Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa-nya, yang menyatukan nusantara. Berdasarkan kisah di “13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa”, Hayam Wuruk muda memiliki beberapa hobi agak aneh.
Sejumlah hobi mulai dari menari, dalang, pelawak dalam wayang. Hayam Wuruk suka menari dengan memainkan peran wanita sebagai Pager Antimun dan menjadi dalang dengan gelar Tirtaraju.
Selain itu, Hayam Wuruk suka menjadi pelawak dalam pertunjukan wayang dengan memainkan peran Gagak Ketawang.
Sosoknya naik tahta di usia 17 tahun, ketika ibunya Tribhuwana Wijayatunggadewi turun tahta untuk kembali menjabat sebagai Bhre Kahuripan, yang tergabung ke dalam Saptaprabhu pada tahun 1351 M.
Pada tahun tersebut, Gayatri Rajapatni nenek dari Hayam Wuruk berpulang ke alam kelanggengan atau mangkat.
Menurut Nagarakretagama yang ditulis Mpu Prapanca, bahwa Hayam Wuruk memerintah Kerajaan Majapahit selama 39 tahun itu menggunakan gelar Abhiseka Maharaja Sri Rajasanagara.
Dari nama gelar ini dapat disimpulkan, bahwa Hayam Wuruk masih merupakan Rajasa, suatu dinasti yang memiliki garis keturunan Ken Arok bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.
(ams)