Kisah Sunan Kalijaga Curi Hati Nyi Roro Kidul di Perang Pajajaran dan Cirebon
loading...
A
A
A
Sunan Kalijaga menerima, namun sang Dewi mengajukan syarat sebelum pernikahan. Syarat tersebut adalah membawa tasbih Kecubung atau Wulung dari Laut Merah. Sunan Gunung Jati segera mengutus Sunan Kalijaga untuk memenuhi syarat tersebut.
Sunan Kalijaga kemudian pergi ke Gunung Ciremai, melakukan tafakur, dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Tidak lama kemudian, Sunan Kalijaga mendapat sebuah isyarat misterius yang mengarahkannya untuk menemukan tasbih Wulung.
Setelah menemukan tasbih tersebut, Sunan Kalijaga kembali dan melangsungkan pernikahan dengan Dewi Nawang Wulan. Dengan pernikahan tersebut, pusaka yang diinginkan pun diberikan.
Peperangan antar saudara tidak dapat dielakkan, dan dengan bantuan pusaka sakti tersebut, Sunan Kalijaga berhasil mengalahkan Prabu Siliwangi. Kekalahan ini membawa Prabu Siliwangi untuk memeluk agama Islam.
Hal itu menandai akhir dari perang saudara dan permulaan era baru dalam kerajaan tersebut.
Demikianlah, kisah cinta antara Sunan Kalijaga dan Nyi Roro Kidul tidak hanya merupakan kisah asmara biasa, namun juga menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan dan penyebaran Islam di tanah Jawa.
Sunan Kalijaga kemudian pergi ke Gunung Ciremai, melakukan tafakur, dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Tidak lama kemudian, Sunan Kalijaga mendapat sebuah isyarat misterius yang mengarahkannya untuk menemukan tasbih Wulung.
Setelah menemukan tasbih tersebut, Sunan Kalijaga kembali dan melangsungkan pernikahan dengan Dewi Nawang Wulan. Dengan pernikahan tersebut, pusaka yang diinginkan pun diberikan.
Peperangan antar saudara tidak dapat dielakkan, dan dengan bantuan pusaka sakti tersebut, Sunan Kalijaga berhasil mengalahkan Prabu Siliwangi. Kekalahan ini membawa Prabu Siliwangi untuk memeluk agama Islam.
Hal itu menandai akhir dari perang saudara dan permulaan era baru dalam kerajaan tersebut.
Demikianlah, kisah cinta antara Sunan Kalijaga dan Nyi Roro Kidul tidak hanya merupakan kisah asmara biasa, namun juga menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan dan penyebaran Islam di tanah Jawa.
(ams)