Kisah Raja Ranggawuni Pindahkan Ibu Kota Tumapel di Kotaraja ke Singasari

Senin, 08 Juli 2024 - 07:14 WIB
loading...
Kisah Raja Ranggawuni...
Candi Singasari merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari. Foto/Kebudayaan Kemdikbud
A A A
Pemerintahan awal Kerajaan Singasari tidaklah tenang dan diwarnai sejumlah peristiwa saling bunuh. Ken Arok yang menjadi pendiri sekaligus raja pertama Singasari, mendapatkan tahtanya dari hasil menghabisi nyawa Tunggul Ametung, yang berstatus akuwu Tumapel.

Ken Arok lantas dibunuh Anusapati, anak tirinya hasil pernikahan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung yang dibunuh Ken Arok. Hukum kausalitas pun terjadi. Di mana, siapa yang membunuh akan dibunuh.

Ken Arok membunuh Akuwu Tunggul Ametung dibunuh orang Batil, suruhan Anusapati, yang merupakan putra Tunggul Ametung dan Ken Dedes.



Anusapati merupakan dalang pembunuhan Ken Arok, kemudian dibunuh oleh Apanji Tohjaya, merupakan putra Ken Arok dan Ken Umang, istri pertamanya. Anusapati pula yang sebelumnya menggantikan Ken Arok naik tahta sebagai raja di Singasari.

”Selajutnya Mapanji Tohjaya yang membunuh Anusapati dibunuh oleh Ranggawuni, atau yang dikenal juga dengan Wisnuwardhana, putra Anusapati,” demikian dikutip dari buku "Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa: Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita".

Perihal perseteruan berdarah di lingkungan keluarga istana Singhasari tersebut hanya dikisahkan di dalam Serat Pararaton. Sementara Kakawin Nagarakretagama tidak menyebutkan peristiwa perseteruan berdarah di lingkungan keluarga istana Singasari.

Naskah tersebut hanya mengungkapkan bahwa Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra, atau Ken Arok memiliki putra kandung Bhatara Anusapati. Dengan demikian, Anusapati tidak membunuh Ken Arok baik langsung maupun melalui suruhan.



Kakawin Nagarakreatagama tidak menyebutkan tokoh Sanjaya.Mengacu pada naskah tersebut, maka Anusapati tidak dibunuh oleh Sanjaya. Sekalipun demikian, tokoh Sanjaya yang dikisahkan dalam Serat Pararaton itu benar- benar ada.

Tetapi menurut Prasasti Mula Malurung (1255) bukan sebagai raja di Tumapel, melainkan raja Kadiri yang menggantikan Guningbhaya. Sebab itu, Tohjaya tidak sepenuhnya dapat diklaim pernah berperang melawan Wisnuwardhana karena perebutan takhta kekuasaan Tumapel.

Sesudah kemangkatan Anusapati, menurut Kakawin Nagarakretagama, Wisnuwardhana (Ranggawuni) putranya naik takhta. Di masa pemerintahan Wisnuwardhana, Ibu Kota Tumapel dipindahkan dari Kotaraja ke Singasari. Sejak itu, Tumapel dikenal dengan Singasari.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1475 seconds (0.1#10.140)