Keroncong Svaranusa 2024 Jadi Roda Penggerak untuk Kemajuan Banyumas
loading...
A
A
A
Salah seorang penata musik Keroncong Svaranusa 2024, Wahyudin Maulana Dwi Ansar menyebut, kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap masa depan musik keroncong. Ia berharap ke depannya dapat diselenggarakan ajang musik keroncong yang lebih spektakuler.
Onik, salah satu masyarakat yang turut menyaksikan Keroncong Svaranusa 2024 mengungkapkan kekagumannya pada kegiatan ini sebab menampilkan harmonisasi irama yang luar biasa antara musik keroncong dan modern.
“Sangat bagus menyaksikan kolaborasi antara musik modern, ambyar, dan keroncong, kemudian antusias warga Banyumas memberikan rasa bangga. Kemudian konsep acaranya juga megah dihadirkan di Menara Pandang Purwokerto sebagai simbol kota, semoga Keroncong Svaranusa ada lagi di sini,” ujar Reza.
Masyarakat lainnya yang juga hadir, Ristiawati mengatakan, Keroncong Svaranusa 2024 memberikan kesan khusus yang amat menarik. Dia berharap, generasi muda dapat lebih menyukai lagi musik keroncong dan melestarikannya sebagai sebuah musik tradisional.
Sebanyak 30 musisi dari berbagai daerah di Pulau Jawa melakukan karantina selama tiga hari di Baturaden, Banyumas. Mereka diberi pelatihan meramu nada dan lirik, sehingga berhasil merekam delapan lagu baru bergenre keroncong asli yang dibawakan para musisi dan vokalis generasi muda.
Sejumlah maestro keroncong turut menyemarakkan Keroncong Svaranusa 2024 antara lain Tuti Maryati, Fajar Sopsan, Ndarboy Genk, diiringi simfoni orkestra keroncong pimpinan Komposer Puput Pramuditya.
Keroncong Svaranusa merupakan salah satu upaya Kemenristek terian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam menerjemahkan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang dalam salah satu tujuannya adalah untuk melestarikan warisan budaya bangsa.
Onik, salah satu masyarakat yang turut menyaksikan Keroncong Svaranusa 2024 mengungkapkan kekagumannya pada kegiatan ini sebab menampilkan harmonisasi irama yang luar biasa antara musik keroncong dan modern.
“Sangat bagus menyaksikan kolaborasi antara musik modern, ambyar, dan keroncong, kemudian antusias warga Banyumas memberikan rasa bangga. Kemudian konsep acaranya juga megah dihadirkan di Menara Pandang Purwokerto sebagai simbol kota, semoga Keroncong Svaranusa ada lagi di sini,” ujar Reza.
Masyarakat lainnya yang juga hadir, Ristiawati mengatakan, Keroncong Svaranusa 2024 memberikan kesan khusus yang amat menarik. Dia berharap, generasi muda dapat lebih menyukai lagi musik keroncong dan melestarikannya sebagai sebuah musik tradisional.
Sebanyak 30 musisi dari berbagai daerah di Pulau Jawa melakukan karantina selama tiga hari di Baturaden, Banyumas. Mereka diberi pelatihan meramu nada dan lirik, sehingga berhasil merekam delapan lagu baru bergenre keroncong asli yang dibawakan para musisi dan vokalis generasi muda.
Sejumlah maestro keroncong turut menyemarakkan Keroncong Svaranusa 2024 antara lain Tuti Maryati, Fajar Sopsan, Ndarboy Genk, diiringi simfoni orkestra keroncong pimpinan Komposer Puput Pramuditya.
Keroncong Svaranusa merupakan salah satu upaya Kemenristek terian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam menerjemahkan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang dalam salah satu tujuannya adalah untuk melestarikan warisan budaya bangsa.
(shf)