Ternyata Ini Filosofi Ceramah Bahasa Semut Abuya Mama Ghufron yang Bikin Kontroversi
loading...
A
A
A
Terlebih dari perintah Allah di Alquran manusia juga diminta saling menjaga dan mendoakan sesama makhluk hidup, tidak hanya ke manusia saja, tetapi juga ke hewan dan tumbuhan yang sama-sama makhluk hidup ciptaan Allah SWT.
"Perintah harus kasih sayang di muka bumi, tidak hanya sesama manusia saja. Itu menunjukkan bahwa setiap manusia ini ketika ketemu dengan makhluk yang lain itu didoakan dan bertasbih, timbal baliknya kita mau enggak mendoakan makhluk-makhluk yang lain itu. Tapi yang ada di video itu potongan, ceramahnya dipotong," paparnya.
Ubad menambahkan, bila ceramah di potongan video itu merupakan kajian rutinan, pengajian di Ponpes UNIQ Nusantara yang dilakukan pada malam hari setiap pukul 20.00 WIB hingga 1-2 jam. Di mana biasanya dihadiri oleh santri dan jemaah sekitar Ponpes dengan total sekitar 300 orang.
"Itu pengajian umum, memang bahasanya seperti itu. Bahasanya kadang-kadang nggak bisa (dimengerti) retorikanya, perlu dikaji ulang kalau orang-orang yang paham, kalau Abuya ini memang sesat dari dulu atau sudah harus dibubarkan Ponpes UNIQ," terangnya.
Pihaknya menduga ada pihak-pihak yang sengaja melakukan serangan ke Abuya Mama Ghufron usai dilantik menjadi kasepuhan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) untuk meluruskan sejarah perkembangan Islam dan Nusantara di Indonesia.
"Kita sudah lama pengajian kayak gitu di media sosial, cuma memang baru satu bulan ini sebenarnya kalau di media viralnya. Abuya ini dinilai merugikan pihak-pihak yang punya kepentingan, baru bulan ini saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Ponpes UNIQ Nusantara menjadi perhatian usai ceramah Abuya Mama Ghufron, atau bernama asli Abdul Ghufron Al Bantani, disebut kontroversial. Pada ceramahnya Abuya Mama Ghufron menyebut bisa berbahasa Suryani, berbahasa semut, hingga menjadi penjaga neraka.
Video itu disebut telah dipotong-potong oleh orang tak bertanggung jawab di media sosial. Potongan video itu merupakan ceramah dan kajian agama yang diadakan rutin di Ponpes UNIQ Nusantara, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
"Perintah harus kasih sayang di muka bumi, tidak hanya sesama manusia saja. Itu menunjukkan bahwa setiap manusia ini ketika ketemu dengan makhluk yang lain itu didoakan dan bertasbih, timbal baliknya kita mau enggak mendoakan makhluk-makhluk yang lain itu. Tapi yang ada di video itu potongan, ceramahnya dipotong," paparnya.
Ubad menambahkan, bila ceramah di potongan video itu merupakan kajian rutinan, pengajian di Ponpes UNIQ Nusantara yang dilakukan pada malam hari setiap pukul 20.00 WIB hingga 1-2 jam. Di mana biasanya dihadiri oleh santri dan jemaah sekitar Ponpes dengan total sekitar 300 orang.
"Itu pengajian umum, memang bahasanya seperti itu. Bahasanya kadang-kadang nggak bisa (dimengerti) retorikanya, perlu dikaji ulang kalau orang-orang yang paham, kalau Abuya ini memang sesat dari dulu atau sudah harus dibubarkan Ponpes UNIQ," terangnya.
Pihaknya menduga ada pihak-pihak yang sengaja melakukan serangan ke Abuya Mama Ghufron usai dilantik menjadi kasepuhan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) untuk meluruskan sejarah perkembangan Islam dan Nusantara di Indonesia.
"Kita sudah lama pengajian kayak gitu di media sosial, cuma memang baru satu bulan ini sebenarnya kalau di media viralnya. Abuya ini dinilai merugikan pihak-pihak yang punya kepentingan, baru bulan ini saja," pungkasnya.
Sebelumnya, Ponpes UNIQ Nusantara menjadi perhatian usai ceramah Abuya Mama Ghufron, atau bernama asli Abdul Ghufron Al Bantani, disebut kontroversial. Pada ceramahnya Abuya Mama Ghufron menyebut bisa berbahasa Suryani, berbahasa semut, hingga menjadi penjaga neraka.
Video itu disebut telah dipotong-potong oleh orang tak bertanggung jawab di media sosial. Potongan video itu merupakan ceramah dan kajian agama yang diadakan rutin di Ponpes UNIQ Nusantara, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
(shf)