Upaya Bupati Timor Tengah Utara Untuk Keluar dari Daerah Tertinggal

Jum'at, 10 Mei 2019 - 11:24 WIB
Upaya Bupati Timor Tengah...
Upaya Bupati Timor Tengah Utara Untuk Keluar dari Daerah Tertinggal
A A A
TIMOR TENGAH UTARA - Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandes menilai Kabupaten TTU dalam perjalanannya merupakan kabupaten tertinggal. Bahkan sampai sebelum ia memangku jabatan ini, TTU merupakan kabupaten yang angka kemiskinannya tertinggi. Dimana 62% kemiskinan Nusa Tenggara Timur ada di Kabupaten TTU.

Berangkat dari hal tersebut, Raymundus meramu sejumlah program unggulan khususnya untuk mendongkrak pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. “Program saya sederhana sekali. Karena saya melihat angka kemiskinan itu ada tiga hal pokok yang belum terpenuhi yaitu makan (pangan), pakaian (sandang) dan tinggal (papan),” Jelasnya.

Salah satu programnya untuk mengatasi masalah pangan adalah program Padat Karya Pangan. Yakni mengonversi beras raskin yang diberikan kepada KK miskin secara gratis oleh pemerintah daerah dengan kompensasi KK miskin tersebut harus menambah luas garapan pertaniannya seluas 25 Ha per-tahunnya. Kelak, lahan tersebut digunakan untuk kegiatan pertanian mereka sendiri.

Dari program ini maka dicanangkanlah gerakan Cinta Petani Menuju Pensiun Petani. "Gerakan ini satu-satunya di Indonesia,"ujarnya.

"Awalnya gerakan ini mengalami perdebatan terkait “pensiun petani”. Tetapi setelah saya jelaskan bahwa gerakan ini mengadopsi pada sistem penghasilan pegawai negeri yang sebelum datang masa pensiun maka sekian rupiah dari penghasilannya setiap bulan harus disisihkan untuk masa pensiunnya,"kenangnya.

Dengan pola Padat Karya Pangan ini lahan pertanian petani makin luas, sehingga produksi hasil pertaniannya pun makin meningkat. Kemudian hasil panen dari pertanian tersebut 15% wajib masuk ke tabungan pensiun petani. Tabungan dibuka oleh petani bersangkutan bekerjasama dengan lembaga keuangan, baik itu BRI, bank daerah maupun koperasi-koperasi yang ada dan tetap diawasi oleh pemerintah. Tabungan pensiun petani ini bisa digunakan pada saat petani sudah berusia 60 tahun untuk digunakan di masa tuanya.

"Ada juga simpanan dalam bentuk tanaman dan peternakan. Setiap KK diwajibkan menanam tanaman umur panjang di lahan mereka seluas 1 Ha seperti jati, kemiri, mahoni ataupun mete sesuai dengan kecocokan dengan lahannya,"ungkapnya.

Hal lain yang dilakukan Raymundus yakni memberikan dana sebesar Rp300 juta per-desa. Dana ini digunakan sebagai modal usaha bagi para kelompok tani dengan bunga 6% per-tahun. Bunga tersebut tidak dibayarkan untuk pemerintah daerah melainkan digunakan lagi oleh para kelompok tani tersebut. Sehingga pinjaman untuk modal usaha bisa lebih besar sehingga usaha taninya juga meningkat.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Bupati Raymundus, pencapaian keberhasilan dari program-programnya pada periode pertama baru mencapai 74,93%. "Karena adanya sebagian warga yang terprovokasi mengenai bantuan pemerintah yang beranggapan bisa digunakan begitu saja, sehingga dalam penggunaannya tidak dimanfaatkan secara maksimal,"Ungkapnya.

Untuk menggenapkan pencapaian keberhasilan programnya menuju 100%, maka Raymundus mulai melangkah lagi pada persoalan dasar masyarakat yang berikutnya yaitu papan atau rumah layak huni bagi masyarakat kabupaten TTU.

Memang agak sedikit terkendala di tahun pertama sampai ketiga yaitu kendala politik. "Berpindahnya saya dari PDIP ke Nasdem ini berdampak pada keputusan politik di DPRD, akhirnya program ini tersendat. Tapi dengan sisa waktu yang ada ini kami targetkan untuk dapat menyelesaikan 4000 rumah layak huni," ungkap Raymundus.

"Pangannya sudah tercukupi, ekonominya baik rumah juga sudah bagus, kemudian perlahan kita dorong masyarakat ini untuk berfikir agar dapat berwirausaha. Karena masyarakat kita ini ialah masyarakat yang konsumtif," ujarnya lagi.

Dari berbagai terobosan tersebut, tahun 2018 kabupaten TTU dinyatakan sebagai penerima penghargaan atas prestasinya dalam menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai 22,21% dari 65,62%. Penghargaan yang diterima Bupati Raymundus pada tahun 2018 lalu merupakan penghargaan TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementrian PAN-RB. Dimana Top 99 Inovasi ini adalah puncak penghargaan kepada daerah terbaik di Indonesia dalam hal inovasi.

Selain pangan, kesehatan dan pendidikan di TTU masih menjadi tantangan. Untuk kesehatan, selain memperbaiki infrastruktur, juga merevitalisasi berbagai hal yakni membangun polindes, menyebar tenaga kesehatan bidan-bidan desa ke desa-desa di TTU dan berkoordinasi dengan Kementrian Kesehatan untuk mengangkat mereka menjadi PNS melalui jalur khusus.

Tak jarang, Raymundus turun langsung ke desa-desa kemudian menginap selama dua malam di desa-desa. Di Desa-desa tersebut ia, melakukan penyuluhan kesehatan, membahas soal pertanian, peternakan dan pendidikan. "Jadi dalam satu aksi dapat memberikan berbagai macam pemahaman sekaligus. Dalam waktu dua tahun akhirnya pola pikir hidup sehat dapat dipahami dan diterapkan,"Katanya.

Sementara itu masalah pendidikan, kabupaten TTU dinilai juga masih rendah. Berbagai hal menjadi penyebabnya, diantaranya kurangnya tenaga pengajar. Sebagai contoh setiap SD di TTU hanya memiliki tiga guru pengajar. Begitu pula dengan sarana penunjang pendidikan yang masih kurang memadai dan jarak sekolah dengan warga yang cukup jauh.

Untuk mengatasinya, Kabupaten TTU menganggarkan APBD 20% untuk pendidikan yang dimanfaatkan untuk peningkatan mutu pendidikan, membangun infrastruktur sekolah dan sarana pendukung lainnya di luar honor tenaga kontrak. "Maka termasuk honor tenaga pendidikan kontrak secara keseluruhan APBD yang kami alokasikan untuk pendidikan ialah sebesar 32%,"ungkapnya.

Program lain yang tidak kalah penting menurut Bupati TTU yaitu penataan kota. "Kota itu harus rapi, bersih, lampu jalan harus bagus dan jalan-jalan di kota juga harus bagus. Sehingga dua tahun terakhir ini saya fokus untuk menyelesaikan jalan-jalan kota hingga ke gang-gang. Upaya lainnya ialah memberikan lampu jalan dan menjaga kebersihan kota dengan cara merekrut pasukan kuning yang setiap orang bertanggungjawab atas 500 meter untuk membersihkannya,"bebernya.

Sementara itu di sektor pariwisata Bupati TTU menilai potensinya sangat menjanjikan. "Tetapi saya belum menjamah itu karena masih ingin memfokuskan pada tiga hal pokok tadi," jelasnya.

"Harapan saya ini mengajak seluruh komponen untuk kita bekerja bersama, perbedaan pilihan politik itu kita hargai tapi setelah proses politik selesai kita ditugaskan untuk masuk pada lembaga-lembaga negara baik di DPRD maupun di pemerintahan atau apapun, kita punya tanggung jawab moril untuk mengeluarkan Kabupaten Timor Tengah Utara dari daerah tertinggal,"pungkasnya.
(atk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1065 seconds (0.1#10.140)