KSAD dan Wakapolri Turun Tangan Rancang Strategi Hadapi COVID-19 di Jabar

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 17:26 WIB
loading...
KSAD dan Wakapolri Turun...
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono bertemu Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam upaya memetakan penanganan COVID-19 di Provinsi Jabar, Jumat (21/8/2020). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono mulai merancang strategi perang melawan COVID-19 di Provinsi Jawa Barat .

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa yang juga Wakil Ketua Pelaksana I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan Komjen Gatot Eddy Pramono, keduanya hadir di Gedung Sate, Kota Bandung dan bertemu Gubernur Jabar yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Ridwan Kamil, Jumat (21/8/2020).

Dalam kesempatan itu, KSAD dan Wakapolri menyerap sebanyak-banyaknya informasi dari Ridwan Kamil dalam penanganan COVID-19 dan dampaknya di Jabar selama ini.

"Kita hadir di sini, saya dan Wakapolri sebagai anggota Tim Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Intinya, kami berdua hanya ingin mendapatkan update dulu tentang penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi daerah di sini," ungkap Andika.

Andika melanjutkan, meski sudah mendapatkan banyak informasi terkait penanganan COVID-19 dan dampaknya di Jabar, namun pihaknya belum menyimpulkan strategi khusus bagi Jabar dalam perang melawan COVID-19. (BACA JUGA: Dikecam Presiden, Departement Store Singapura Batal Larang Karyawan Pakai Jilbab)

"Kalau menyimpulkan belum. Kami meyakini bahwa variabel di tiap daerah berbeda dan Pak Gubernur sejak awal pandemi muncul menanganani. Kami yakin, Pak Gubernur punya knowledge yang lebih akurat tentang apa yang terjadi di sini dan bagaimana menanganainya," katanya.

Andika menekankan, upaya pemetaan penanganan COVID-19 dan dampaknya di Jabar itu akan sangat berguna sebagai landasan kebijakan yang akan dikeluarkan KPCPEN untuk menuntaskan perang melawan COVID-19 di Jabar.

"Ini semua sangat berguna untuk kami himpun dan kami laporkan kepada pak ketua dan komite kebijakannya," katanya.

Senada dengan Andika, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono pun mengatakan, pihaknya sengajak hadir dalam rangka orientasi permasalahan penanganan COVID-19 di Jabar. Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterimanya, sudah cukup banyak inovasi yang dilakukan Jabar dalam penanganan COVID-19.

"Dan ini akan kami sampaikan kepada ketua. Kalau positif, nanti akan disampaikan untuk daerah lain," katanya seraya menambahkan bahwa penanganan COVID-19 tidak akan sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. (BACA JUGA: Diperkenalkan di Paris Airshow, Tumbang saat Krisis Moneter dan Berakhir di Museum)

Sementara itu, Ridwan Kamil mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, pihaknya melaporkan bahwa hingga saat ini, pihaknya sudah melaksanakan 198.000 swab test. Namun, diakuinya, secara persentase, jumlah tersebut belum maksimal mengingat besarnya jumlah penduduk Jabar yang hampir 50 juta jiwa.

Dengan kondisi tersebut, pihaknya meminta KPCPEN memfasilitasi bantuan alat swab test dengan metode polymerase chain reaction (PCR) maupun anggaran, agar kapasitas dan persentase swab test di Jabar dapat dimaksimalkan.

"Kami memohon kepada beliau untuk memberikan dukungan dalam bentuk (alat) PCR atau anggaran, agar kami bisa mengetes melalui lembaga swasta yang menyediakan karena kapasitas laboratorium kami yang jumlahnya 20 laboratorium sudah maksimal di angka 15.000-20.000 per minggu. Padahal, idealnya di angka 40.000," paparnya. (BACA JUGA: Gibran Dapat Lawan di Pilwalkot Solo, Ini Penantangnya)

Dalam rangka membangkitkan perekonomian, pria yang akrab disapa Kang Emil itu memastikan bahwa seluruh lini ekonomi di Provinsi yang dipimpinnya sudah dibuka dengan penerapan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

"Namun sejauh ini, tingkat kedisiplinannya masih 50 persen. Karenanya, kami meminta pihak TNI dan Polri ikut membantu mendisiplinkan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan," katanya.

"Kami juga laporkan bahwa wilayah Jabar mayoritas risiko sedang dan rendah, hanya Depok yang merah. Kami mohon dukungan untuk menguatkan (kedisipinan) di zona merah," tandas Kang Emil.
(vit)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1873 seconds (0.1#10.140)