Waspada! 700 Ribu Meter Kubik Material Vulkanik Marapi Potensi Jadi Banjir Lahar
loading...
A
A
A
AGAM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi ancaman 700 ribu meter kubik material vulkanik Gunung Marapi. Material ini bisa berpotensi menjadi ancaman susulan banjir lahar dingin.
“Masih ada sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik pascaerupsi Gunung Marapi,” ujar Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh dalam keterangannya, dikutip Selasa (11/6/2024).
Udrekh mengatakan, pemasangan instrumen peringatan dini sangat penting untuk mengantisipasi potensi yang masih akan terjadi di wilayah terdampak.Sistem peringatan akan mengintegrasikan informasi cuaca, informasi aktivitas gunung api, informasi getaran dan sensor cuaca.
Berbagai informasi tersebut akan memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana.
Udrekh bersama tim dan dukungan BPBD Provinsi Sumbar akan melakukan survei sebagai langkah awal kegiatan pemasangan alat peringatan dini. Pihaknya telah mendapatkan data dan informasi spasial kondisi pascabencana lahar dingin.
Ia menambahkan, ini akan membantu tim untuk menentukan titik perangkat sebagai bagian dari sistem peringatan dini.
Selanjutnya, Udrekh menekankan juga pada aspek masyarakat setempat. Sistem peringatan dini tidak sebatas pada perangkat atau fasilitas teknologi yang digunakan, tetapi juga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat penerima manfaat.
“Hal tersebut bertujuan agar warga paham dan melakukan aksi dini apabila mendengar bunyi sirine peringatan dini. Di samping itu, sosialisasi juga membuat mereka turut merawatnya sehingga keberlanjutan fungsi perangkat dapat terjaga,” ujarnya.
Sebelumnya, bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi dari data BNPB per 29 Mei 2024 mencatat korban meninggal dunia sebanyak 63 orang dan 10 lain dinyatakan hilang.
Operasi pencarian pun telah dihentikan oleh tim SAR gabungan pada 8 Juni 2024 lalu. Sedangkan total kerusakan pada sektor pemukiman mencapai 503 unit, dengan rincian rusak berat 126, rusak sedang 43 dan rusak ringan 334.
“Masih ada sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik pascaerupsi Gunung Marapi,” ujar Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh dalam keterangannya, dikutip Selasa (11/6/2024).
Udrekh mengatakan, pemasangan instrumen peringatan dini sangat penting untuk mengantisipasi potensi yang masih akan terjadi di wilayah terdampak.Sistem peringatan akan mengintegrasikan informasi cuaca, informasi aktivitas gunung api, informasi getaran dan sensor cuaca.
Berbagai informasi tersebut akan memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana.
Udrekh bersama tim dan dukungan BPBD Provinsi Sumbar akan melakukan survei sebagai langkah awal kegiatan pemasangan alat peringatan dini. Pihaknya telah mendapatkan data dan informasi spasial kondisi pascabencana lahar dingin.
Ia menambahkan, ini akan membantu tim untuk menentukan titik perangkat sebagai bagian dari sistem peringatan dini.
Selanjutnya, Udrekh menekankan juga pada aspek masyarakat setempat. Sistem peringatan dini tidak sebatas pada perangkat atau fasilitas teknologi yang digunakan, tetapi juga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat penerima manfaat.
“Hal tersebut bertujuan agar warga paham dan melakukan aksi dini apabila mendengar bunyi sirine peringatan dini. Di samping itu, sosialisasi juga membuat mereka turut merawatnya sehingga keberlanjutan fungsi perangkat dapat terjaga,” ujarnya.
Sebelumnya, bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi dari data BNPB per 29 Mei 2024 mencatat korban meninggal dunia sebanyak 63 orang dan 10 lain dinyatakan hilang.
Operasi pencarian pun telah dihentikan oleh tim SAR gabungan pada 8 Juni 2024 lalu. Sedangkan total kerusakan pada sektor pemukiman mencapai 503 unit, dengan rincian rusak berat 126, rusak sedang 43 dan rusak ringan 334.
(ams)