Kementan Pacu Semangat Generasi Muda Kembangkan Pertanian Lewat Melon Borneo
loading...
A
A
A
TANAH LAUT - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menggelar Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) On the Spot dari lahan pertanian milik petani milenial sukses Prastio Kuntoro, Selasa 2 April 2024 lalu.
Ngobras On the Spot bertema “Melon Borneo, Saranghaeyo” digelar untuk memacu semangat generasi muda di sektor pertanian.
Memang, pertanian jadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun dalam beberapa tahun terakhir tren keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian telah mengalami perubahan.
Partisipasi generasi muda memiliki potensi untuk mengubah wajah sektor pertanian dan memberikan dampak positif pada ketahanan pangan serta pembangunan ekonomi sebagai tulang punggung masa depan sebuah negara.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan tema diskusi yakni terinspirasi dari kata sarangheyo yang artinya “I love atau Jatuh Cinta” kepada Melon Borneo.
Saat ini, kata dia, Kementan sedang berupaya untuk melahirkan wirausaha muda di sektor pertanian, salah satunya adalah Prastio Kuntoro dari Tanah Laut, yang berkecimpung di budidaya Melon.
“Melon borneo bisa menghasilkan duit yang banyak, dengan rumah kaca 10 x 30 meter hasilnya 3 ton, jadi kalau 1 hektar itu berarti hasilnya 100 ton, dengan harga kira-kira 35.000/kg. Berarti 1 bulan bisa mencapai 2M, artinya duitnya gede, siapa yang tidak cinta, siapa yang tidak mau jadi petani seperti ini," ujar Dedi dikutip, Jumat (5/4/2024).
Dedi menjelaskan, Prastio Kuntoro ini salah satu alumni dari magang di Korea Selatan, yang merupakan kerja sama Kementan dengan Pemerintah Korea. Tentu teknologi yang ada di Korsel untuk dapat diterapkan di Indonesia.
“Selama di Korea Selatan, mereka berlatih apa itu smart farming, varietasnya, green housenya, fertigasinya, nutrisinya, hidroponiknya, teknik budidaya. Kemudian petani milenial ini berkunjung ke smart farming yang ada disana, dan berbagai komoditas. Setelah Kembali ke Indonesia, mereka kemudian membangun seperti yang ada disana," jelas Dedi.
Ngobras On the Spot bertema “Melon Borneo, Saranghaeyo” digelar untuk memacu semangat generasi muda di sektor pertanian.
Memang, pertanian jadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun dalam beberapa tahun terakhir tren keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian telah mengalami perubahan.
Partisipasi generasi muda memiliki potensi untuk mengubah wajah sektor pertanian dan memberikan dampak positif pada ketahanan pangan serta pembangunan ekonomi sebagai tulang punggung masa depan sebuah negara.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan tema diskusi yakni terinspirasi dari kata sarangheyo yang artinya “I love atau Jatuh Cinta” kepada Melon Borneo.
Saat ini, kata dia, Kementan sedang berupaya untuk melahirkan wirausaha muda di sektor pertanian, salah satunya adalah Prastio Kuntoro dari Tanah Laut, yang berkecimpung di budidaya Melon.
“Melon borneo bisa menghasilkan duit yang banyak, dengan rumah kaca 10 x 30 meter hasilnya 3 ton, jadi kalau 1 hektar itu berarti hasilnya 100 ton, dengan harga kira-kira 35.000/kg. Berarti 1 bulan bisa mencapai 2M, artinya duitnya gede, siapa yang tidak cinta, siapa yang tidak mau jadi petani seperti ini," ujar Dedi dikutip, Jumat (5/4/2024).
Dedi menjelaskan, Prastio Kuntoro ini salah satu alumni dari magang di Korea Selatan, yang merupakan kerja sama Kementan dengan Pemerintah Korea. Tentu teknologi yang ada di Korsel untuk dapat diterapkan di Indonesia.
“Selama di Korea Selatan, mereka berlatih apa itu smart farming, varietasnya, green housenya, fertigasinya, nutrisinya, hidroponiknya, teknik budidaya. Kemudian petani milenial ini berkunjung ke smart farming yang ada disana, dan berbagai komoditas. Setelah Kembali ke Indonesia, mereka kemudian membangun seperti yang ada disana," jelas Dedi.