HUT Jateng, Rumah Warga di Lereng Gunung Merapi Diperbaiki

Minggu, 16 Agustus 2020 - 17:41 WIB
loading...
HUT Jateng, Rumah Warga di Lereng Gunung Merapi Diperbaiki
Sutarno (50), warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo Klaten, tampak bahagia setelah dibangunkan rumah. Foto Istimewa
A A A
KLATEN - Gurat bahagia tak dapat disembunyikan dari wajah Sutarno (50), warga Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo Klaten, saat bantuan material pembuatan rumah dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tiba. Tepat di saat HUT Jateng ke-70, Sabtu (15/8/2020), janji orang nomor satu di Jawa Tengah itu terlunasi.

Ganjar sempat menginjakkan kaki di Girpasang, pada Idhul Adha, Sabtu (1/8/2020). Ia berbagi daging kurban kepada warga lereng Gunung Merapi itu. Selain itu, ia juga menjanjikan akan membantu perbaikan rumah Sutarno. (Baca: Tanpa Pesta Rakyat, Peringatan HUT Ke-70 Jawa Tengah Berlangsung Sederhana)

"Pak Ganjar kala wingi rawuh Ten gubug Kula. Jagongan Ten mriki Ajeng bantu kula. Niki jendelane didhuwurke nggih. (Kemarin Pak Ganjar ke rumah saya, bilang mau bantu perbaikan rumah saya. Jendelanya suruh meninggikan)," kenang Sutarno, Minggu (16/8/2020).

Bantuan dari Gubernur Jateng, didistribusikan melalui sebuah gondola melewati jurang berkedalaman 200 meter. Setelah sampai, di Dusun Girpasang, Sutarno lantas memanggul sak semen ukuran 50 kilogram, diatas kepala, menuju rumahnya. Rumah Sutarno berada di wilayah paling Utara Dusun Girpasang. Tepat berada di lereng Gunung (bukit) Bibi, yang dipercaya sebagai pelindung warga dikala erupsi Merapi.

Di kampung itu, hanya tinggal 12 kepala keluarga, dengan 37 jiwa penduduk. Untuk mencapai Girpasang, harus melewati ribuan anak tangga, yang dibuat menuruni tepian jurang berkedalaman sekitar 200 meter. Perlu waktu sekitar 15-30 menit mencapai perkampungan, tentu saja itu sesuai kondisi fisik.

Jika ditempuh dari pusat Kabupaten Klaten, jaraknya lebih kurang 20 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Ini karena, kondisi jalan yang dilalui acapkali berpapasan dengan truk pengangkut pasir. Hal itu, memengaruhi pada kondisi jalan yang tidak rata.

Bekerja serabutan, rumah pria beranak dua ini sangat sederhana. Bersama istrinya Waginem, total ada enam orang, berikut anak mantu dan cucu dari anak pertamanya, yang mendiami rumah sekira 7x10 meter itu. Dinding rumah Sutarno terbuat dari anyaman bambu. Sementara lantainya masih tanah. Di rumahnya, tidak ada ranjang. Yang adalah adalah lincak (bangku besar anyaman bambu) yang diberi alas untuk tidur.

Di belakang, ada dapur sederhana berikut tungku untuk memasak. Sutarno berencana untuk membangun rumahnya menggunakan batako. "Niki mangkih Kula pindah samping. La griya Kula niki, kula kanggekaken menda. (Rumah saya yang baru nanti di pekarangan sebelah rumah. Rumah lama saya untuk beternak)," paparnya.

Tidak hanya bantuan material, namun juga uang sebesar Rp 12 juta dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Jateng, diterima langsung oleh Sutarno, Ngatiyem dan Darmo Suwito. Ketiganya warga Dusun Girpasang, yang rumahnya masih sangat sederhana berlantai tanah, berdinding bambu.

Ia mengaku untuk membangun rumah, ia telah mengumpulkan dana sekitar Rp 40 juta. Dengan bantuan itu, ia merasa terbantu karena dapat mengurangi bebannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2799 seconds (0.1#10.140)