Nasi Minyak, Sajian Buka Puasa Khas di Masjid Raya Magat Sari Jambi
loading...
A
A
A
Warga lainnya mengaku sudah sering sekali buka puasa di Masjid Raya Magat Sari.
"Sudah sering ke sini setiap bulan Ramadan untuk buka puasa. Ini bersama istri, kami hobi makan nasi minyak. Rasanya enak dan berkah makan nasi minyak disini," tukasnya.
Ketua Harian Masjid Raya Magat Sari, KH Yahya HA Qadir mengatakan, makan nasi minyak ini merupakan sudah tradisi masjid sejak puluhan tahun lalu.
"Sudah tradisi. Kalau dulu, pembuatan nasi minyaknya masih dimasak sendiri di samping masjid. Tapi, sekarang sudah ada dapur umumnya," tuturnya.
Terkait anggarannya, kata dia, banyak orang yang menyumbang dari mana saja.
"Alhamdulillah, tiap tahunnya selalu bertambah jamaahnya. Awal Ramadan ini 150 orang dan biasanya pada akhir-akhir Ramadan bisa 200 orang," imbuh Yahya.
Dirinya juga menuturkan, jamaah yang datang bermacam-macam orang, kebanyakan dari musafir dari maba saja, bahkan ada yang datang dari luar Provinsi Jambi.
"Mereka ini tidak diundang, datang sendiri. Alhamdulillah bisa dilaksanakan dengan baik," ucapnya.
Menu nasi minyak ini, sambungnya, hanya disuguhkan setiap satu pekan sekali.
"Setiap harinya, jamaah disuguhi makan nasi putih dengan bermacam-macam aneka lauk," tandas Yahya.
"Sudah sering ke sini setiap bulan Ramadan untuk buka puasa. Ini bersama istri, kami hobi makan nasi minyak. Rasanya enak dan berkah makan nasi minyak disini," tukasnya.
Ketua Harian Masjid Raya Magat Sari, KH Yahya HA Qadir mengatakan, makan nasi minyak ini merupakan sudah tradisi masjid sejak puluhan tahun lalu.
"Sudah tradisi. Kalau dulu, pembuatan nasi minyaknya masih dimasak sendiri di samping masjid. Tapi, sekarang sudah ada dapur umumnya," tuturnya.
Terkait anggarannya, kata dia, banyak orang yang menyumbang dari mana saja.
"Alhamdulillah, tiap tahunnya selalu bertambah jamaahnya. Awal Ramadan ini 150 orang dan biasanya pada akhir-akhir Ramadan bisa 200 orang," imbuh Yahya.
Dirinya juga menuturkan, jamaah yang datang bermacam-macam orang, kebanyakan dari musafir dari maba saja, bahkan ada yang datang dari luar Provinsi Jambi.
"Mereka ini tidak diundang, datang sendiri. Alhamdulillah bisa dilaksanakan dengan baik," ucapnya.
Menu nasi minyak ini, sambungnya, hanya disuguhkan setiap satu pekan sekali.
"Setiap harinya, jamaah disuguhi makan nasi putih dengan bermacam-macam aneka lauk," tandas Yahya.