Kisah Cinta Terlarang Raden Pabelan Tiduri Putri Raja Pajang Sekar Kedaton
loading...
A
A
A
Raden Pabelan, adik ipar Panembahan Senopat i penguasa Mataram menerima tantangan ayahnya untuk meniduri anak Raja Pajang. Saat itu Pajang masih penguasa wilayah Mataram, misi Panembahan Senopati menunjukkan pembangkangannya ke Sultan Hadiwijaya.
Raden Pabelan sendiri akhirnya diantar oleh ayahnya Tumenggung Mayang, yang menikah dengan adik kandung dari Panembahan Senopati. Di hari yang ditentukan Raden Pabelan masuk ke dalam keputren di istana Kerajaan Pajang.
Memang Putri Sekar Kedaton, anak dari Sultan Hadiwijaya tidak pernah keluar dari keputren. Hal ini membuat Tumenggung Mayang, turut membantu anaknya menerima tantangannya, meniduri putri cantik Raja Pajang.
Dikutip dari "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", untuk masuk ke dalam keraton ini, Raden Pabelan disuruh melompati tembok benteng.
Tumenggung Mayang lalu mengunci secara mistis agar putranya itu tidak bisa lagi keluar dari kaputren.
Hal ini karena Tumenggung Mayang memang berharap supaya putranya itu diganyang oleh pengawal Keraton. Tujuan yang dirancangnya ini tidak diketahui oleh anaknya.
Setelah masuk ke kaputren secara sembunyi-sembunyi, bertemulah Raden Pabelan dengan Putri Sekar Kedaton.
Melihat ketampanan Pabelan, sang putri hatinya langsung luluh. Raden Pabelan langsung digandeng sang putri ke tempat tidurnya. Pada malam itu juga kedua anak muda itu langsung bercinta dengan puasnya, tanpa ada yang mengetahui.
Di malam berikutnya, Pabelan hendak kembali ke rumah. Tetapi karena lingkungan benteng tempat ia masuk itu sudah dikunci secara spiritual oleh ayahnya, maka ia pun kebingungan dan tidak bisa keluar.
Karena terkunci, maka Pabelan pun secara sembunyi-sembunyi kembali lagi ke kaputrian, tepatnya ke kamar Putri Sekar Kedaton. Ia pun berhasil kembali ke kamar sang putri Raja Pajang itu. Ia di kamar sang putri itu sudah satu minggu.
Selama itu pula Pabelan dan Putri Sekar Kedaton bermesra - mesraan memadu cinta.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Raden Pabelan sendiri akhirnya diantar oleh ayahnya Tumenggung Mayang, yang menikah dengan adik kandung dari Panembahan Senopati. Di hari yang ditentukan Raden Pabelan masuk ke dalam keputren di istana Kerajaan Pajang.
Memang Putri Sekar Kedaton, anak dari Sultan Hadiwijaya tidak pernah keluar dari keputren. Hal ini membuat Tumenggung Mayang, turut membantu anaknya menerima tantangannya, meniduri putri cantik Raja Pajang.
Dikutip dari "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II", untuk masuk ke dalam keraton ini, Raden Pabelan disuruh melompati tembok benteng.
Tumenggung Mayang lalu mengunci secara mistis agar putranya itu tidak bisa lagi keluar dari kaputren.
Hal ini karena Tumenggung Mayang memang berharap supaya putranya itu diganyang oleh pengawal Keraton. Tujuan yang dirancangnya ini tidak diketahui oleh anaknya.
Setelah masuk ke kaputren secara sembunyi-sembunyi, bertemulah Raden Pabelan dengan Putri Sekar Kedaton.
Melihat ketampanan Pabelan, sang putri hatinya langsung luluh. Raden Pabelan langsung digandeng sang putri ke tempat tidurnya. Pada malam itu juga kedua anak muda itu langsung bercinta dengan puasnya, tanpa ada yang mengetahui.
Di malam berikutnya, Pabelan hendak kembali ke rumah. Tetapi karena lingkungan benteng tempat ia masuk itu sudah dikunci secara spiritual oleh ayahnya, maka ia pun kebingungan dan tidak bisa keluar.
Karena terkunci, maka Pabelan pun secara sembunyi-sembunyi kembali lagi ke kaputrian, tepatnya ke kamar Putri Sekar Kedaton. Ia pun berhasil kembali ke kamar sang putri Raja Pajang itu. Ia di kamar sang putri itu sudah satu minggu.
Selama itu pula Pabelan dan Putri Sekar Kedaton bermesra - mesraan memadu cinta.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(ams)