Jemaah Haji Lansia 2024 Cukup Banyak, Petugas Diminta Melayani dengan Totalitas
loading...
A
A
A
BANDA ACEH - Para petugas haji diminta untuk memiliki komitmen tinggi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji. Dalam musim haji kali ini, jumlah jemaah haji lansia pada 2024 cukup banyak, yakni mencapai sekitar 40 ribu lebih dari total jemaah haji yang mencapai 241.000 orang.
Sebagai langkah memberikan perhatian besar kepada lansia ini, tema penyelenggaraan haji 2024 'Haji Ramah Lansia' atau sama seperti pada tahun sebelumnya.
Instruksi ini disampaikan Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Wibowo Prasetyo saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis Terintegrasi Petugas Haji Kloter di Asrama Haji Banda Aceh, Minggu (25/2/2024).
Bimtek yang juga dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kemenag Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Azhari ini diikuti 96 peserta, antara lain terdiri dari ketua kloter, petugas pembimbing ibadah, kesehatan dan petugas haji daerah.
"Tahun ini, jumlah jemaah lansia masih mendominasi. Untuk itu, petugas haji harus totalitas dan sepenuhnya mendedikasikan dirinya untuk memperhatikan jemaah. Seperti disampaikan Gus Menteri Agama, anggaplah jemaah sebagai bapak, ibu, kakek atau nenek kita. Bertugaslah dengan tanpa pamrih atau berharap balasan apa pun kecuali hanya ridha dari Allah SWT," ujarnya.
Wibowo meminta para petugas haji kloter bekerja seprofesional mungkin. Profesional ini harus dilandasi dengan pengetahuan akan tugasnya secara tepat.
Disiplin dan paham betul akan tugas pokok dan fungsinya. Ini menjadi kunci. Dengan cara demikian, petugas tidak sampai kebingungan ketika menghadapi persoalan yang sangat mungkin begitu kompleks saat di lapangan.
"Kalau ada yang tidak profesional pasti kita pulangkan. Tahun lalu sudah ada yang kita pulangkan sebelum menjalani puncak haji karena mereka itu petugas malah jadinya merepotkan jemaah. Petugas nggak boleh justru malah merepotkan jemaah," tegasnya.
"Saya sendiri juga ditugasi langsung oleh Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas untuk memonitor kinerja para petugas. Jika tak profesional, maka saya pasti akan rekomendasikan untuk dipulangkan. Sekali lagi, dedikasikan hanya untuk jemaah haji. Jemaah haji harus mendapat layanan terbaik dari petugas," tandasnya.
Wibowo mengapresiasi dedikasi petugas haji pada 2023 yang sangat membanggakan. Ini setidaknya ditandai dengan indeks kepuasan jemaah haji yang masih dalam kategori baik.
Selain itu, petugas haji Indonesia juga dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia sehingga selalu menjadi contoh bagi banyak negara lain.
Dia meminta agar prestasi yang sudah baik ini bisa terjaga terus di masa mendatang, bahkan lebih ditingkatkan.
Dalam kesempatan tersebut, Wibowo juga meminta para petugas bisa menjadi duta bangsa Indonesia. Untuk itu, petugas harus menjaga betul marwah sebagai petugas dengan sebaik-baiknya.
"Yang lebih penting, petugas haji saatnya menjadi humas yang baik. Semuanya harus menyampaikan informasi faktual dan sekaligus yang menenangkan bagi jemaah. Petugas harus jadi penjernih informasi atau clearance atas berita fake dan hoaks," pintanya.
"Manfaatkan akun-akun media sosial masing-masing. Petugas harus memikiki akun media sosial. Buat berita pendek, video testimoni kepuasaan jemaah, narasi positif, dan lain-lain yang membuat jemaah atau keluarganya di Tanah Air merasa tenang karena jemaah terlayani dengan baik," ujarnya.
Sebagai langkah memberikan perhatian besar kepada lansia ini, tema penyelenggaraan haji 2024 'Haji Ramah Lansia' atau sama seperti pada tahun sebelumnya.
Instruksi ini disampaikan Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Wibowo Prasetyo saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis Terintegrasi Petugas Haji Kloter di Asrama Haji Banda Aceh, Minggu (25/2/2024).
Bimtek yang juga dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kemenag Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Azhari ini diikuti 96 peserta, antara lain terdiri dari ketua kloter, petugas pembimbing ibadah, kesehatan dan petugas haji daerah.
"Tahun ini, jumlah jemaah lansia masih mendominasi. Untuk itu, petugas haji harus totalitas dan sepenuhnya mendedikasikan dirinya untuk memperhatikan jemaah. Seperti disampaikan Gus Menteri Agama, anggaplah jemaah sebagai bapak, ibu, kakek atau nenek kita. Bertugaslah dengan tanpa pamrih atau berharap balasan apa pun kecuali hanya ridha dari Allah SWT," ujarnya.
Wibowo meminta para petugas haji kloter bekerja seprofesional mungkin. Profesional ini harus dilandasi dengan pengetahuan akan tugasnya secara tepat.
Disiplin dan paham betul akan tugas pokok dan fungsinya. Ini menjadi kunci. Dengan cara demikian, petugas tidak sampai kebingungan ketika menghadapi persoalan yang sangat mungkin begitu kompleks saat di lapangan.
"Kalau ada yang tidak profesional pasti kita pulangkan. Tahun lalu sudah ada yang kita pulangkan sebelum menjalani puncak haji karena mereka itu petugas malah jadinya merepotkan jemaah. Petugas nggak boleh justru malah merepotkan jemaah," tegasnya.
"Saya sendiri juga ditugasi langsung oleh Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas untuk memonitor kinerja para petugas. Jika tak profesional, maka saya pasti akan rekomendasikan untuk dipulangkan. Sekali lagi, dedikasikan hanya untuk jemaah haji. Jemaah haji harus mendapat layanan terbaik dari petugas," tandasnya.
Wibowo mengapresiasi dedikasi petugas haji pada 2023 yang sangat membanggakan. Ini setidaknya ditandai dengan indeks kepuasan jemaah haji yang masih dalam kategori baik.
Selain itu, petugas haji Indonesia juga dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia sehingga selalu menjadi contoh bagi banyak negara lain.
Dia meminta agar prestasi yang sudah baik ini bisa terjaga terus di masa mendatang, bahkan lebih ditingkatkan.
Dalam kesempatan tersebut, Wibowo juga meminta para petugas bisa menjadi duta bangsa Indonesia. Untuk itu, petugas harus menjaga betul marwah sebagai petugas dengan sebaik-baiknya.
"Yang lebih penting, petugas haji saatnya menjadi humas yang baik. Semuanya harus menyampaikan informasi faktual dan sekaligus yang menenangkan bagi jemaah. Petugas harus jadi penjernih informasi atau clearance atas berita fake dan hoaks," pintanya.
"Manfaatkan akun-akun media sosial masing-masing. Petugas harus memikiki akun media sosial. Buat berita pendek, video testimoni kepuasaan jemaah, narasi positif, dan lain-lain yang membuat jemaah atau keluarganya di Tanah Air merasa tenang karena jemaah terlayani dengan baik," ujarnya.
(shf)