Kisah Panembahan Senopati Sambut 2 Utusan Pajang dengan Penuh Tipu Daya

Jum'at, 23 Februari 2024 - 08:34 WIB
loading...
Kisah Panembahan Senopati Sambut 2 Utusan Pajang dengan Penuh Tipu Daya
Pejabat istana Kerajaan Pajang membocorkan rencana kunjungan dua utusan ke Mataram. Saat itu memang Panembahan Senopati tengah membangkang tak mau menghadap ke Sultan Hadiwijaya. Foto/Ist
A A A
Pejabat istana Kerajaan Pajang membocorkan rencana kunjungan dua utusan ke Mataram. Saat itu memang Panembahan Senopati tengah membangkang tak mau menghadap ke Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir, karena mendengar ramalan dari Sunan Giri.

Pejabat bernama Pangalasan ini memang memiliki kedekatan dengan Panembahan Senopati. Atas dasar hubungan baik itu kemudian bersedia menjadi mata-mata Senopati di Istana Pajang.

Segala informasi yang ada di Pajang, utamanya terkait dengan Mataram, disampaikan oleh Pangalasan kepada Senopati. Maka, ketika Pangalasan tahu bahwa Kanjeng Sultan telah mengirimkan utusan ke Mataram untuk memeriksa kondisi Mataram, ia langsung memberikan informasi itu kepada Senopati, sebagaimana dikisahkan pada "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II".

Menariknya sebelum ketiga utusan itu sampai ke Mataram, Pangalasan terlebih dahulu mengutus anak buahnya ke Mataram guna menyampaikan kabar tersebut kepada Senopati. Mendengar utusan Pajang bakal datang yang dipimpin oleh sang pangeran sendiri, maka Senopati segera mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya.



Ketika Pangeran Benawa putra Sultan Hadiwijaya, dan rombongannya baru sampai di kampung bernama Randu Lawang, Senopati sudah memberikan sambutan yang meriah. Senopati kemudian membawa Pangeran Banawa ke Mataram.

Di rumah Senopati ini, Pangeran Benawa bersama dengan rombongannya disambut mewah oleh sang tuan rumah. Segala makanan enak, arak yang terbaik dan tari-tarian yang indah disuguhkan kepada Pangeran Benawa dan rombongannya.

Pada sebuah percakapannya dengan Pangeran Banawa, Senopati mengatakan, bahwa apa yang selama ini ia capai di Mataram sepenuhnya karena jasa dan pemberian Kanjeng Sultan. Karenanya Mataram seluruhnya, dikatakan Senopati kepada Pangeran Benawa, bukan miliknya melainkan milik Kanjeng Sultan Pajang.

Setelah itu, Pangeran Benawa langsung dijamu makan-makanan yang enak. Mereka pun makan bersama dengan orang-orang Mataram. Setelah perut mereka kenyang, arak pilihan dengan kualitas terbaik pun dihidangkan.

Semua pesta pora ini sepenuhnya diperuntukkan untuk memuliakan Pangeran Benawa dan rombongannya. Sebab, kata Senopati kepada sang pangeran, semua orang Mataram sangat hormat dan tunduk pada Pajang, termasuk kepada Kanjeng Sultan dan keluarganya.

Melihat penyambutan yang meriah dan agung, disertai dengan pernyataan manis dari mulut Senopati, Pangeran Benawa langsung berkata kepada Tumenggung Mancanegara, bahwa apa yang dilaporkan oleh para bupati tempo hari, bahwa Mataram hendak melakukan permusuhan dengan Pajang sebenarnya bohong besar.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1253 seconds (0.1#10.140)