26 Pendukung Pasangan Akur Gunduli Kepala

Kamis, 28 Juni 2018 - 15:21 WIB
26 Pendukung Pasangan Akur Gunduli Kepala
26 Pendukung Pasangan Akur Gunduli Kepala
A A A
BANDUNG BARAT - Pendukung dan relawan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB) nomor urut 3, Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan (Akur), menggunduli kepala mereka, Kamis (28/6/2018). Aksi ini sebagai bentuk rasa syukur atas kemenangan sementara Akur dari hasil penghitungan cepat di Pilkada KBB dengan raihan suara 47,8% melewati Emas 23,0%, dan Kado 29,2%.

Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Ujang Rohman mengatakan, hasil hitung cepat yang dilakukan tim internal bisa dipertanggungjawabkan dan akurat sehingga yakin raihan suara Akur tidak akan terkejar. Dirinya meminta keberhasilan ini jangan dirayakan secara berlebihan.

"Aksi ini sebagai bentuk nazar tim relawan dan pendukung. Kenapa menggunduli kepala, karena ini simbol bahwa KBB ke depan harus bersih dari korupsi dan praktik-praktik yang menyengsarakan rakyat," ucapnya.

Aksi nazar ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin Ketua Tim Relawan Akur Jajang Solihin dan dihadiri perwakilan koalisi partai pendukung. Ritual menggunduli kepala dilakukan secara simbolis oleh Ketua MPI dan tokoh pemekaran KBB Asep Ado. Kemudian, prosesnya dilanjutkan oleh satu orang tukang cukur yang secara bergantian menggunduli total 26 orang pendukung Akur.

Tokoh pemekaran KBB mengilustrasikan, aksi menggunduli kepala ini juga sebagai ritual untuk mengingatkan bupati dan wakil bupati terpilih untuk memimpin dengan bersih. Dipilihnya 26 orang sebagai simbol sesuai dengan jumlah pejabat eselon II dan III di Pemda KBB yang telah dipanggil KPK terkait OTT Bupati Bandung Barat Abubakar.

"Angka 26 ini sesuai dengan jumlah pejabat di KBB yang telah dipanggil KPK karena persoalan korupsi," tegasnya.

Untuk itu, dia meminta Aa Umbara Sutisna dan Hengki Kurniawan harus berani untuk tidak memakai mereka yang tersangkut kasus korupsi dalam kabinetnya. Jangan ada titipan ataupun pemaksaan jabatan karena hal itu bisa menghambat laju birokrasi di KBB nantinya.

"Mereka yang sudah 'tercemar', sebaiknya tidak dipakai lagi. Masih banyak pejabat bersih dan memiliki kemampuan yang dapat diberdayakan untuk menopang kerja bupati dan wakilnya," kata dia.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7949 seconds (0.1#10.140)