Meletus Gunung Agung Muntahkan Abu Setinggi 2.000 Meter
A
A
A
KARANGASEM - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali meletus pada Rabu malam (27/6/2018) sekitar pukul 22.21 WIT dengan mengeluarkan kolom abu setinggi 2.000 meter di atas puncak gunung tersebut. Erupsi Gunung Agung dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak atau 5.142 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 1 menit 9 detik," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana.
Dia menerangkan, saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Dengan situasi ini PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada serta tidak melakukan pendakian, aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Selain itu masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 1 menit 9 detik," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana.
Dia menerangkan, saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Dengan situasi ini PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada serta tidak melakukan pendakian, aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Selain itu masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
(sms)