IKA Unisma Malang Kritik Jokowi, Sebut Demokrasi Mati dan Presiden Harus Sadar Diri

Sabtu, 03 Februari 2024 - 15:39 WIB
loading...
IKA Unisma Malang Kritik Jokowi, Sebut Demokrasi Mati dan Presiden Harus Sadar Diri
Pembacaan pernyataan sikap IKA Unisma di Gedung Pasca Sarjana, Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/2/2024) siang. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Civitas Universitas Islam Malang (Unisma) Malang, Jawa Timur menyampaikan kritikan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait matinya demokrasi di negara. Kritikan ini menambah gelombang kritikan kepada Jokowi mengenai rendahnya demokrasi di Indonesia.

Puluhan orang dari Ikatan Keluarga Alumni Unisma (IKA UNISMA) yang memberikan pernyataan kritikan kepada Presiden Jokowi. IKA Unisma yang terdiri dari perwakilan dosen dan civitas civitas akademi ini membacakan pernyataan sikapnya usai pelantikan pengurus IKA Unisma di Gedung Pasca Sarjana, Sabtu (3/2/2024) siang.



Pernyataan 'Matinya Demokrasi: Presiden Harus Sadar Diri' ini dibacakan oleh Ketua IKA Unisma M Nuruddin yang membacakan pernyataan, dan diikuti oleh para civitas akademi, serta IKA Unisma.



Ketua IKA Unisma Nuruddin menyampaikan, pernyataan IKA Unisma ini didasarkan pada memprihatinkannya situasi demokrasi di Indonesia dari hari ke hari. Apalagi menjelang Pemilu Presiden Jokowi, demokrasi berubah layaknya panggung sandiwara dan mempertontonkan arogansi Presiden Jokowi.

"Situasi demokrasi di Indonesia kian hari kian memprihatinkan. Perhelatan demokrasi dalam wujud pemilihan umum Presiden tidak ubahnya panggung sandiwara yang mempertontonkan arogansi Presiden," kata Nuruddin, dalam pembacaan pernyataannya, pada Sabtu siang.

Gus Din, sapaan akrabnya juga menyatakan, Pemilu yang seharusnya dijalankan dengan prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan, seperti direkayasa sedemikian rupa untuk memenangkan salah satu pasangan calon (paslon).



Bahkan IKA Unisma menyoroti, segala sumber daya dan infrastruktur kekuasaan yang seharusnya digunakan menyejahterakan rakyat, digunakan membangun dinasti dan mematikan demokrasi.

"Rakyat hanya dijadikan sebagai sarana untuk melegitimasi kekuasaan, dan dibodohi dengan narasi-narasi yang tidak mendewasakan dalam berdemokrasi. Kondisi darurat ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja. IKA-UNISMA sebagai bagian dari masyarakat sipil, sangat prihatin dan menyayangkan adanya upaya mematikan demokrasi dan upaya mencederai Pemilu," tegas Gus Din.

Atas dasar itulah IKA UNISMA menyatakan sikap sebagai untuk mengajak seluruh elemen rakyat Indonesia untuk bersatu memastikan agar demokrasi di Indonesia tidak dibajak oleh kepentingan oligarki dan dinasti.

Kemudian mengajak seluruh elemen rakyat Indonesia untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur, adil dan rahasia serta bebas dari praktek dan perilaku koruptif.

"Mendesak dan meminta Presiden Jokowi sebagai penyelenggara tata kelola pemerintah bersikap netral, atau tidak memihak salah satu pasangan calon dalam perhelatan Pemilihan Umum 2024," ujarnya.

"Mendesak dan meminta Presiden sebagai Kepala Negara kembali fokus kepada tugas utamanya, yakni mewujudkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mendesak agar lembaga-lembaga negara bersikap dan bertindak hanya untuk kepentingan rakyat Indonesia," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2444 seconds (0.1#10.140)