Kisah Ki Ageng Pamanahan Taklukkan Keangkeran Alas Mentaok Tempat Tinggal Dedemit
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Sultan Pajang Hadiwijaya menghadiahkan Alas Mentaok ke Ki Ageng Pamanahan usai mengalahkan Arya Penangsang. Ki Ageng Pamanahan atau yang juga terkenal dengan Ki Pamanahan pun akhirnya boyongan pindah dari Pajang ke Hutan Mentaok.
Konon saat itu hutan Mentaok masih cukup lebat dan tidak pernah dijamah manusia.Hal ini membuat Alas Mentaok terkenal angker, sehingga sempat menyebabkan Sultan Hadiwijaya beralasan tidak mau menunaikan janjinya, ketika bertemu Sunan Kalijaga.
Konon lokasi Alas Mentaok ini merupakan bekas dari Kerajaan Mataram Kuno dahulu.
Hal itu sebagaimana dikisahkan dalam “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II”, Kerajaan Mataram Kuno yang runtuh karena bencana alam terkubur di sana.
Lantas tanah itu akhirnya kembali menjadi hutan belantara setelah beberapa abad kemudian. Ki Ageng Pamanahan dan Ki Juru Martani bersama rombongan dari Pajang yang pindahan ke Mentaok pun membuka hutan.
Lalu Mentaok berubah menjadi sebuah kampung dengan nama Mataram. Di sinilah akhirnya Ki Ageng Pamanahan dilantik menjadi kepala desa pertama, dengan gelar Ki Ageng Mataram. Adapun status Desa Mataram, desa perdikan atau daerah bebas pajak.
Ki Ageng Mataram hanya punya kewajiban menghadap ke Pajang. Dengan menghadap ini menandakan bahwa Mataram tunduk dan setia terhadap Pajang.Mataram termasuk tanah yang subur.
Permukaan tanahnya datar, banyak sumber air dan tanaman. Segala tanaman bisa tumbuh subur di tanah Mataram. Segala macam binatang, baik di air maupun darat, juga banyak.
Konon saat itu hutan Mentaok masih cukup lebat dan tidak pernah dijamah manusia.Hal ini membuat Alas Mentaok terkenal angker, sehingga sempat menyebabkan Sultan Hadiwijaya beralasan tidak mau menunaikan janjinya, ketika bertemu Sunan Kalijaga.
Konon lokasi Alas Mentaok ini merupakan bekas dari Kerajaan Mataram Kuno dahulu.
Hal itu sebagaimana dikisahkan dalam “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II”, Kerajaan Mataram Kuno yang runtuh karena bencana alam terkubur di sana.
Lantas tanah itu akhirnya kembali menjadi hutan belantara setelah beberapa abad kemudian. Ki Ageng Pamanahan dan Ki Juru Martani bersama rombongan dari Pajang yang pindahan ke Mentaok pun membuka hutan.
Lalu Mentaok berubah menjadi sebuah kampung dengan nama Mataram. Di sinilah akhirnya Ki Ageng Pamanahan dilantik menjadi kepala desa pertama, dengan gelar Ki Ageng Mataram. Adapun status Desa Mataram, desa perdikan atau daerah bebas pajak.
Ki Ageng Mataram hanya punya kewajiban menghadap ke Pajang. Dengan menghadap ini menandakan bahwa Mataram tunduk dan setia terhadap Pajang.Mataram termasuk tanah yang subur.
Permukaan tanahnya datar, banyak sumber air dan tanaman. Segala tanaman bisa tumbuh subur di tanah Mataram. Segala macam binatang, baik di air maupun darat, juga banyak.