Keren! 2 Disabilitas Lulus dengan Prestasi Meyakinkan dari Universitas Brawijaya, Bekerja di Perusahaan Australia

Senin, 22 Januari 2024 - 11:30 WIB
loading...
Keren! 2 Disabilitas Lulus dengan Prestasi Meyakinkan dari Universitas Brawijaya, Bekerja di Perusahaan Australia
Dua dari 763 wisudawan UB Malang menarik perhatian karena penyandang disabilitas yang memiliki prestasi akademis yang mentereng. Foto/Humas UB
A A A
MALANG - Dua dari 763 wisudawan Universitas Brawijaya (UB) Malang , Jawa Timur menarik perhatian karena merupakan penyandang disabilitas yang memiliki prestasi akademis yang mentereng.

Duwi Purnama Sidik, lulusan dari program studi (Prodi) Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer (Filkom); dan Elo Kusuma Alfred Mandeville, dari Prodi Desain Grafis, Fakultas Vokasi berhasil lulus dari jenjang S-1 dan Diploma UB dengan prestasi meyakinkan.


Duwi Purnama Sidik yang biasa dipanggil Duwik lulus dan meraih gelar S.Kom dengan IPK 3,65 dengan masa studi 3 tahun 11 bulan dari Fakultas Ilmu Komputer, Prodi Teknik Informatika.

Saat ini dia tengah melanjutkan studi S2 Ilmu Komputer dengan Program Fast Track.

Keren! 2 Disabilitas Lulus dengan Prestasi Meyakinkan dari Universitas Brawijaya, Bekerja di Perusahaan Australia


“Sebagai mahasiswa daksa kursi roda, saya ingin ke depannya bisa bekerja dengan duduk, dan jurusan Teknik Informatika menjadi salah satu opsi. Selain itu dari kecil saya suka segala hal yang berbau teknologi dan prospek kerja jurusan ini bagus,” ucap Duwi Purnama Sidik dikonfirmasi pada Senin pagi (22/1/2024).

Selama berkuliah di UB, dia mengaku mendapatkan banyak kemudahan, baik dalam hal akademik maupun non akademik. Duwik juga aktif mengikuti berbagai organisasi dan kepanitiaan untuk menambah relasi dan mengasah soft skill-nya.



Ia tercatat pernah menjadi anggota Pusat Komunikasi dan Informasi di Eksekutif Mahasiswa (EM), menjadi Ketua Departemen Humas di Badan Internal Olahraga dan Seni (BIOS), mengikuti kepanitiaan seperti Informatics Education and Learning for Society Enhancement, Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa Baru, Olahraga dan Seni, serta Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar.

“UB memiliki Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang membantu memudahkan perkuliahan. FILKOM juga menyediakan banyak akses untuk kursi roda, sehingga memudahkan mobilisasi. Dosen dan Tenaga Kependidikan juga sangat support perkuliahan. Kalau ada kendala saya sampaikan saja, pasti dibantu,” kata pria asal Banyuwangi ini.

Duwik berpesan kepada teman-teman difabel yang ingin melanjutkan studi agar tidak takut, karena di banyak orang baik yang akan membantu apabila kita menyampaikan kesulitan.

“Tunjukan apa yang kau mampu, maka orang akan melihat kemampuanmu bukan keadaanmu,” kata dia.

Sementara satu wisudawan dari diploma yakni Elo Kusuma Alfred Mandeville dengan gelar S.Tr Ds, disabilitas ini sudah diterima bekerja di dua instansi berbeda.

Satu instansi bahkan, memiliki kantor pusat di Australia, dan satu lagi merupakan industri kreatif berlokasi di Malang, sebagai sosial media officer dan content making. Bahkan Elo lulus dengan predikat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,47.

Elo, disabilitas daksa selama ini tidak memiliki tangan, tapi semangatnya untuk menempuh pendidikan hingga lulus di perguruan tinggi negeri tak membatasi dirinya.

Bahkan selama perkuliahan Elo selalu aktif mengikuti berbagai organisasi di antaranya, Eksekutif Mahasiswa (EM) pada bidang Advokasi, dan UKM Forum Mahasiswa Peduli Inklusi (FORMAPI) di bidang Humas.

Ia bahkan pernah didapuk menjadi MC di konferensi internasional yang diadakan oleh AIDRAN-FH UB pada tahun 2019 yang mengantarkannya diterima bekerja di NGO tersebut.

“Konferensi yang diadakan tentang Interns Conference on Disability Rights. Saat itu saya satu-satunya mahasiswa difabel yang fasih berbicara bahasa Inggris di depan banyak orang, sehingga diminta menjadi MC. Selanjutnya saya beberapa kali terlibat dalam kegiatan AIDRAN, dan sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan bekerja,” terang pria asal Denpasar, Bali ini.

Dengan minatnya di bidang video editing, ke depannya Elo ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di bidang minat perfilman.

Ia pun memberikan semangat bagi para penyandang disabilitas lain untuk tidak takut menempuh pendidikan di perguruan tinggi, serta beraktivitas sosial.

“Semoga teman-teman difabel bisa lebih semangat dalam meraih impian apapun itu. Karena saat ini lingkungan sosial dan kampus mulai menyediakan fasilitas dan akses untuk teman-teman disabilitas. Dengan adanya akomodasi tersebut, jangan sampai disia-siakan, karena kesuksesan berawal dari hal kecil,” pungkas Elo.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0964 seconds (0.1#10.140)