Miris! Bappeda Sebut 16 Kecamatan di Jabar Sama Sekali Tak Punya SMA/SMK
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jabar mencatat, ada 144 kecamatan yang tersebar di kabupaten/kota yang tidak memiliki sekolah SMA/ SMK negeri. Dari jumlah itu, ada 16 kecamatan yang sama sekali tidak memiliki sekolah negeri dan swasta.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, 16 kecamatan itu tersebar di lima kabupaten, dengan jumlah paling banyak berada di Kabupaten Kuningan.
"Di Ciamis ada tiga kecamatan. Kabupaten Garut satu kecamatan, Kabupaten Kuningan yang agak banyak, kemudian Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Sumedang," ucap Lendra usai kegiatan Berwara Jawa Barat (Beja) di Gedung Sate, Selasa (9/1/2024).
Dengan kondisi itu, kata Iendra, Pemprov Jabar akan fokus membangun sekolah baru di 16 kecamatan. Adapun dari 144 kecamatan yang tidak memiliki sekolah SMA dan SMK negeri, 128 di antaranya sudah ada sekolah swasta.
"Kami akan fokus yang di 16 kecamatan itu. Karena 128 kecamatan sudah ada sekolah swasta, kalau 16 itu sama sekali tidak ada SMA/SMK negeri dan swasta," ungkapnya.
Selain fokus untuk membangun sekolah baru, Iendra mengatakan, Pemprov Jabar juga akan mendirikan bangunan sekolah di kabupaten/kota yang masih menumpang. Sebab, ada sekolah di Jabar yang tidak memiliki bangunan dan menumpang ke sekolah lainnya.
"Kami juga ngin menyelesaikan atau membenahi SMA-SMK yang sekarang sudah terbangun tapi di lahan orang lain. Jadi sekolahnya ada, tapi tidak punya gedung sekolah. Nah, ini yang kita dorong," katanya.
Iendra mengungkapkan, pembangunan 144 SMA/SMK baru itu nantinya akan dilakukan secara bertahap. Adapun anggaran untuk membangun satu sekolah satu kecamatan ini jumlahnya mencapai Rp11,48 miliar.
"Pembangunan satu sekolah minimal Rp3 miliar. Itu yang kita bertahap kita bangun. Total sekitar 11,48 miliar di tahun 2024," ujarnya.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Sekda Jabar, Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan, target pembangunan satu sekolah SMA/SMK negeri di 144 kecamatan ini akan rampung dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, pembangunan paling dulu akan disesuaikan dengan aset daerah masing-masing.
"Lima tahun ke depan itu harus sudah selesai yang 144. Kami rencanakan dan kami harapkan. Tapi syaratnya tadi aset harus clear and clean baru kita bisa atur sedemikian rupa," kata Taufiq.
Dia menambahkan, SDM guru honorer dan ASN di sekolah baru itu juga akan disesuaikan sesuai kebutuhan. Taufiq memastikan, nantinya sekolah baru itu akan dilengkapi sarana dan prasarana yang baik.
"Pertama mungkin ada penyesuaian dari tugas guru, kemudian tidak hanya guru sarpras kita siapkan tempat duduk, meja. Nah ini kita juga akan sesuaikan kapan penyediaan itu akan siapkan termasuk kalau ada tambahan guru ya," tandasnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, 16 kecamatan itu tersebar di lima kabupaten, dengan jumlah paling banyak berada di Kabupaten Kuningan.
"Di Ciamis ada tiga kecamatan. Kabupaten Garut satu kecamatan, Kabupaten Kuningan yang agak banyak, kemudian Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Sumedang," ucap Lendra usai kegiatan Berwara Jawa Barat (Beja) di Gedung Sate, Selasa (9/1/2024).
Dengan kondisi itu, kata Iendra, Pemprov Jabar akan fokus membangun sekolah baru di 16 kecamatan. Adapun dari 144 kecamatan yang tidak memiliki sekolah SMA dan SMK negeri, 128 di antaranya sudah ada sekolah swasta.
"Kami akan fokus yang di 16 kecamatan itu. Karena 128 kecamatan sudah ada sekolah swasta, kalau 16 itu sama sekali tidak ada SMA/SMK negeri dan swasta," ungkapnya.
Selain fokus untuk membangun sekolah baru, Iendra mengatakan, Pemprov Jabar juga akan mendirikan bangunan sekolah di kabupaten/kota yang masih menumpang. Sebab, ada sekolah di Jabar yang tidak memiliki bangunan dan menumpang ke sekolah lainnya.
"Kami juga ngin menyelesaikan atau membenahi SMA-SMK yang sekarang sudah terbangun tapi di lahan orang lain. Jadi sekolahnya ada, tapi tidak punya gedung sekolah. Nah, ini yang kita dorong," katanya.
Iendra mengungkapkan, pembangunan 144 SMA/SMK baru itu nantinya akan dilakukan secara bertahap. Adapun anggaran untuk membangun satu sekolah satu kecamatan ini jumlahnya mencapai Rp11,48 miliar.
"Pembangunan satu sekolah minimal Rp3 miliar. Itu yang kita bertahap kita bangun. Total sekitar 11,48 miliar di tahun 2024," ujarnya.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Sekda Jabar, Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan, target pembangunan satu sekolah SMA/SMK negeri di 144 kecamatan ini akan rampung dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, pembangunan paling dulu akan disesuaikan dengan aset daerah masing-masing.
"Lima tahun ke depan itu harus sudah selesai yang 144. Kami rencanakan dan kami harapkan. Tapi syaratnya tadi aset harus clear and clean baru kita bisa atur sedemikian rupa," kata Taufiq.
Dia menambahkan, SDM guru honorer dan ASN di sekolah baru itu juga akan disesuaikan sesuai kebutuhan. Taufiq memastikan, nantinya sekolah baru itu akan dilengkapi sarana dan prasarana yang baik.
"Pertama mungkin ada penyesuaian dari tugas guru, kemudian tidak hanya guru sarpras kita siapkan tempat duduk, meja. Nah ini kita juga akan sesuaikan kapan penyediaan itu akan siapkan termasuk kalau ada tambahan guru ya," tandasnya.
(shf)