Prihatin Faskes Minim, Oktafiandi Janji Wakafkan Gajinya Setahun Jika Ganjar-Mahfud Terpilih
loading...
A
A
A
CIAMIS - Jurkamnas TPN Ganjar-Mahfud, Oktafiandi terus melakukan kerja-kerja kerakyatan dengan menyapa masyarakat, baik melalui forum-forum diskusi maupun secara door to door.
Setelah berkeliling di Jawa Barat, Oktafiandi mengaku banyak warga yang mengeluhkan minimnya fasilitas kesehatan (Faskes), sehingga harus dirujuk ke Purwokerto, Jawa Tengah.
Hal ini ia sampaikan ketika mengukuhkan dan melaksanakan Training of Trainer (ToT) tim Baraya Kang Okta (BKO) Kecamatan Pamarican dan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
"Di samping fasilitas kesehatan yang minim, nakes (tenaga kesehatan) juga tidak memenuhi, sehingga antrean untuk berobat jadi panjang, dan juga ketika dirujuk ambulans susah," kata Oktafiandi dalam keterangannya di Ciamis, Senin (8/1/2024).
Dia mengaku sangat prihatin atas kesulitan pelayanan kesehatan seperti yang dirasakan warga.
"Saya merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat, karena saya pernah mengalami hal itu ketika saya kecil. Ayah saya sakit dan tidak ada ambulans mau dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia," kenangnya.
Oktafiandi menjelaskan, kesulitan yang dirasakan warga Jabar tersebut merupakan kesulitan yang juga banyak dirasakan rakyat Indonesia lainnya.
Setelah berkeliling di Jawa Barat, Oktafiandi mengaku banyak warga yang mengeluhkan minimnya fasilitas kesehatan (Faskes), sehingga harus dirujuk ke Purwokerto, Jawa Tengah.
Hal ini ia sampaikan ketika mengukuhkan dan melaksanakan Training of Trainer (ToT) tim Baraya Kang Okta (BKO) Kecamatan Pamarican dan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
"Di samping fasilitas kesehatan yang minim, nakes (tenaga kesehatan) juga tidak memenuhi, sehingga antrean untuk berobat jadi panjang, dan juga ketika dirujuk ambulans susah," kata Oktafiandi dalam keterangannya di Ciamis, Senin (8/1/2024).
Dia mengaku sangat prihatin atas kesulitan pelayanan kesehatan seperti yang dirasakan warga.
"Saya merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat, karena saya pernah mengalami hal itu ketika saya kecil. Ayah saya sakit dan tidak ada ambulans mau dibawa ke rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia," kenangnya.
Oktafiandi menjelaskan, kesulitan yang dirasakan warga Jabar tersebut merupakan kesulitan yang juga banyak dirasakan rakyat Indonesia lainnya.