Dedi Mulyadi Temui Warga Lima Desa di Karawang

Senin, 19 Februari 2018 - 13:53 WIB
Dedi Mulyadi Temui Warga Lima Desa di Karawang
Dedi Mulyadi Temui Warga Lima Desa di Karawang
A A A
KARAWANG - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi warga di lima desa di Kabupaten Karawang, Senin (19/2/2018). Dedi mendengar langsung keluhan warga mulai dari masalah banjir hingga tingginya harga beras.

Dedi Mulyadi datang ke lima desa yaitu Desa Karangpawitan, Desa Warung Bambu, Desa Ciranggon, Desa Margasari, dan Desa Pasirjengkol. Di setiap desa yang dikunjungi, Dedi disambut ratusan warga setempat.

"Kegiatan ini untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat Jawa Barat sekaligus mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Dengan bertemu langsung masyarakat kami bisa mendengar langsung kesulitan mereka," kata Dedi.

Dedi mencontohkan, banjir yang terjadi di wilayah Karangpawitan yang menimpa warga yang tinggal di pinggiran sungai perlu diberikan solusi yang tepat. Dia menyarankan agar warga yang tinggal di bantaran sungai Citarum untuk mendirikan rumah panggung. Sebab, banjir juga bisa menyebabkan penyakit.

"Pada akhirnya biaya berobat bisa lebih tinggi daripada membangun rumah panggung." katanya.

Terkait tingginya harga beras, Dedi mengatakan pengelolaan pertanian saat ini tidak berorientasi pada penciptaan kedaulatan pangan. Hal ini dapat jelas terlihat dari pola pengupahan para buruh tani yang tidak lagi menggunakan sistem bagi hasil pertanian.

"Kenapa buruh tani hari ini diupah dengan uang? Padahal, zaman dulu mereka dapat menyimpan hasil panen padi yang mereka kelola."

Dedi menilai, seharusnya sistem pengupahan buruh tani dikembalikan ke masa lalu. Ia melihat sisi penting dari pengembalian sistem ini yakni mereka dapat memiliki cadangan pangan yang cukup untuk makan sehari-hari. Jadi, untuk sekadar memenuhi kebutuhan beras, buruh tani tersebut tidak harus membeli.

"Parahnya, petani kita harus membeli beras yang sebenarnya mereka produksi," ucapnya geram.

Saluran distribusi padi dan beras saat ini, menurut Dedi, sudah tidak sehat. Kondisi ini ia pandang sebagai penyebab mahalnya harga beras di pasaran.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5402 seconds (0.1#10.140)