Sejarah dan Asal Usul Nama Solok, Jejak Perjalanan Kota yang Kaya Akan Warisan
loading...
A
A
A
SOLOK, sebuah nama yang mengandung makna mendalam bagi penduduknya. Nama Solok memancarkan pesona sejarah yang kaya serta kekayaan budaya yang memikat.
Terletak di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, kota ini bukan hanya sebuah tempat, tetapi juga suatu cermin dari warisan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Lantas bagaimana sejarah dan asal-usul nama Solok? simak ulasannya sebagai berikut:
Dilansir dari laman resmi Kota Solok, asal-usul nama Solok berasal dari sebutan Nagari Solok, yang seiring waktu menjadi populer sebagai cara untuk menyebut asal daerah seseorang saat berada di luar daerahnya.
Meskipun orang tersebut sesungguhnya berasal dari Nagari Selayo, Koto Baru, Cupak, Talang, Singkarak, Koto Anau, Gauang, Panyakalan, Muara Panas, Kinari, Kayu Aro, Guguk, dan lain sebagainya.
Meskipun sebenarnya ada banyak daerah lain yang menjadi asal orang-orang tersebut. Konon, sebutan Solok memiliki arti saelok atau baik.
Daerah Solok awalnya berasal dari sejarah Kubuang Tigobaleh, ketika 13 datuk dari kerajaan Minangkabau diusir karena dianggap pembangkang oleh raja.
Mereka mencari daerah baru dari Pariangan Padang Panjang menuju Danau Singkarak, hingga sampai di daerah Aripan.
Di sana, mereka melihat hamparan datar di bawah dan berkata, "tampak nan raso kaelok" yang kemudian menjadi "Solok," yang konon berarti baik.
Sebuah rombongan perjalanan mengunjungi beberapa tempat ketinggian seperti Bukit Gurun dan Air Berangin, namun kemungkinan tempat asal nenek moyang orang Solok adalah Padang si ribu-ribu atau bukit di antara Teluk dan Tanjung Paku.
Dari tempat ini, mereka melihat dataran yang indah yang kemudian dijuluki “saelok - elok nyo”, berkembang menjadi nama Solok.
Sejarah nama daerah/nagari sering berasal dari cerita lisan serta minim catatan tertulis, namun menghasilkan banyak versi. Kebenaran sejarah sekarang cenderung diterima dari tambo dan cerita tokoh adat, kurang didukung oleh bukti sejarah tertulis.
Pada masa penjajahan, Onder Distrik Solok dipimpin oleh Demang. Era Distrik mengubah kepemimpinan menjadi Controleur di Solok dan Resisten Rest Indent untuk Afdeling Sawahlunto.
Setelah kemerdekaan, Solok menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang 12/1956. Kemudian, perubahan lebih lanjut terjadi melalui Undang-undang 22/1999 dan 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan bupati sebagai pemimpin.
Kota Solok terbentuk pada 16 Desember 1971, memisahkan diri dari Kabupaten Solok, namun Ibukota Kabupaten Solok tetap di Solok hingga Pemerintah No. 39/2004 memindahkan ke Kayu Aro-Sukarami.
Demikian sejarah dan asal usul nama Solok yang menarik untuk diulas, semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Terletak di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, kota ini bukan hanya sebuah tempat, tetapi juga suatu cermin dari warisan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Lantas bagaimana sejarah dan asal-usul nama Solok? simak ulasannya sebagai berikut:
Asal-Usul Nama Solok
Dilansir dari laman resmi Kota Solok, asal-usul nama Solok berasal dari sebutan Nagari Solok, yang seiring waktu menjadi populer sebagai cara untuk menyebut asal daerah seseorang saat berada di luar daerahnya.
Meskipun orang tersebut sesungguhnya berasal dari Nagari Selayo, Koto Baru, Cupak, Talang, Singkarak, Koto Anau, Gauang, Panyakalan, Muara Panas, Kinari, Kayu Aro, Guguk, dan lain sebagainya.
Meskipun sebenarnya ada banyak daerah lain yang menjadi asal orang-orang tersebut. Konon, sebutan Solok memiliki arti saelok atau baik.
Sejarah Solok
Daerah Solok awalnya berasal dari sejarah Kubuang Tigobaleh, ketika 13 datuk dari kerajaan Minangkabau diusir karena dianggap pembangkang oleh raja.
Mereka mencari daerah baru dari Pariangan Padang Panjang menuju Danau Singkarak, hingga sampai di daerah Aripan.
Di sana, mereka melihat hamparan datar di bawah dan berkata, "tampak nan raso kaelok" yang kemudian menjadi "Solok," yang konon berarti baik.
Sebuah rombongan perjalanan mengunjungi beberapa tempat ketinggian seperti Bukit Gurun dan Air Berangin, namun kemungkinan tempat asal nenek moyang orang Solok adalah Padang si ribu-ribu atau bukit di antara Teluk dan Tanjung Paku.
Dari tempat ini, mereka melihat dataran yang indah yang kemudian dijuluki “saelok - elok nyo”, berkembang menjadi nama Solok.
Sejarah nama daerah/nagari sering berasal dari cerita lisan serta minim catatan tertulis, namun menghasilkan banyak versi. Kebenaran sejarah sekarang cenderung diterima dari tambo dan cerita tokoh adat, kurang didukung oleh bukti sejarah tertulis.
Pada masa penjajahan, Onder Distrik Solok dipimpin oleh Demang. Era Distrik mengubah kepemimpinan menjadi Controleur di Solok dan Resisten Rest Indent untuk Afdeling Sawahlunto.
Setelah kemerdekaan, Solok menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang 12/1956. Kemudian, perubahan lebih lanjut terjadi melalui Undang-undang 22/1999 dan 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan bupati sebagai pemimpin.
Kota Solok terbentuk pada 16 Desember 1971, memisahkan diri dari Kabupaten Solok, namun Ibukota Kabupaten Solok tetap di Solok hingga Pemerintah No. 39/2004 memindahkan ke Kayu Aro-Sukarami.
Demikian sejarah dan asal usul nama Solok yang menarik untuk diulas, semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
(shf)