Ziarahi Makam KH Mashum di Magelang, Ganjar Pelajari Ilmu Kemasyarakatan

Senin, 18 Desember 2023 - 10:41 WIB
loading...
Ziarahi Makam KH Mashum di Magelang, Ganjar Pelajari Ilmu Kemasyarakatan
Calon Presiden Ganjar Pranowo menyempatkan sowan ke Ponpes Al Mashum di Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Foto/Istimewa
A A A
MAGELANG - Melawat ke Jawa Tengah, Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyempatkan sowan ke Ponpes Al Mashum di Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang pada Minggu 17 Desember 2023.

Pada kesempatan itu, Ganjar diterima langsung oleh KH Sholihun selaku pimpinan Ponpes Al Mashum. Setelah sowan, Ganjar langsung jalan kaki untuk berziarah ke makam KH Mashum yang berada tidak jauh dari kompleks ponpes. Saat ziarah, Ganjar juga didampingi KH Sholihun.

Capres berambut putih itu mengungkapkan, KH Mashum adalah sosok guru bagi para tokoh dan kiai-kiai besar. Namun di balik kebesarannya, KH Mashum memilih lebih sering di pesantren.



”Beliau (KH Mashum) itu gurunya para tokoh, kalau di pondok istilahnya yang tidak banyak keluar jadi tidak banyak orang mengenal tapi ternyata banyak kiai-kiai besar yang dulu mondok di sini, maka kita ikut mendoakan,” kata Ganjar.

Adapun peziarah yang datang ke makam KH Mashum berasal dari banyak daerah. Menurut Ganjar, hal itu dikarenakan KH Mashum merupakan kiai yang banyak memberikan nilai pelajaran hidup secara langsung.

Contohnya, kata Ganjar, dulu area sekitar Ponpes Al Mashum termasuk daerah yang pertanian dan irigasinya kurang maksimal. Namun berkat KH Mashum, pertanian dan irigasi sawah menjadi lebih hidup.



”Tadi diceritakan sejarah bagaimana membangun kemasyarakatan, sosial bahkan legendanya dulu datang ke sini karena area ini kering, begitu beliau datang pertaniannya, pengairannya hidup,” jelas Ganjar.

Ganjar menyebutkan, KH Mashum telah mengajarkan dan memberikan banyak manfaat semasa hidupnya khususnya untuk kehidupan bermasyarakat. Menurut Ganjar, pelajaran hidup dari KH Mashum dapat menjadi inspirasi dan motivasi baginya dan juga seluruh masyarakat.

”Jadi kiai zaman dulu juga berpikir kemasyarakatan, bahkan teknis. Bayangkan pengairan pertanian sudah dipikirkan pada zaman itu. Ini sebuah pelajaran untuk kita bisa punya cita-cita yang bisa menyejahterakan banyak orang dengan ikhtiar apapun,” tukasnya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 4.4167 seconds (0.1#10.140)