Kurang dari Sepekan, 2 Ulama di Jabar Dianiaya Pengidap Gangguan Jiwa

Jum'at, 02 Februari 2018 - 09:42 WIB
Kurang dari Sepekan, 2 Ulama di Jabar Dianiaya Pengidap Gangguan Jiwa
Kurang dari Sepekan, 2 Ulama di Jabar Dianiaya Pengidap Gangguan Jiwa
A A A
BANDUNG - Dalam kurun waktu kurang dari sepekan, dua ulama di Jawa Barat dianiaya. Salah seorang di antaranya bahkan meninggal dunia. Ada apa?

Peristiwa penganiayan terhadap dua ulama yang ada di Jawa Barat menyedot perhatian publik. Apalagi, pelakunya disebut orang yang mengalami gangguan jiwa.

Penganiayaan pertama dialami pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah Santiong, Kampung Sentiong RT 04/01, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri (60) yang akrab disapa Ceng Emon atau Mama Santiong.

Penganiayaan itu terjadi di Masjid Al-Hidayah, Pesantren Santiong. Saat itu, korban sedang duduk wirid atau berzikir seusai melaksanakan Salat Subuh berjamaah. Suasana di dalam masjid saat penganiayaan terjadi sedang sepi, karena seluruh santri telah kembali ke pondok masing-masing setelah Salat Subuh.

Akibat penganiayaan itu korban mengalami luka serius, hidung patah dan tengkorak kepala retak. Bahkan korban sempat tak sadarkan diri. Oleh para santri, korban dibawa ke RS AMC Cileunyi lalu dirujuk ke ke UGD Al Islam Bandung, Jalan Soekarno-Hatta.

Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk meringkus pelaku penganiayaan terhadap KH Emon. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, polisi akhirnya menetapkan tersangka penganiayaan terhadap kyai yang akrab disapa Ceng Emon itu.

Minggu (28/1/2018) malam, Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, pihaknya sudah mengamankan tersangka berinisial A (50). Tersangka diamankan dari sebuah musala sekitar 2 kilometer dari tempat kejadian.

Setelah dilakukan pemeriksaan awal oleh dokter spesialis kejiwaan, tersangka diketahui mengalami gangguan kejiwaan. Namun demikian polisi masih terus mendalami kasus ini.

Keesokan harinya, dokter ahli kesehatan jiwa RS Polri Sartika Asih dr Leony Widjaja memastikan A mengidap gangguan jiwa berat. Hal ini disimpulkan setelah melakukan observasi selama dua hari 28-29 Januari 2018. (Baca Juga: Psikiater: Penganiaya KH Emon Idap Gangguan Jiwa Berat dan Hipertensi
Untuk memproses hukum kasus penganiayaan pengasuh Ponpes Al Hidayah Santiong Cicalengka KH Umar Basyri atau Ceng Emon atau Mama Santiong, dengan tersangka A (55), Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar mengandalkan penyelidikan berdasarkan fakta ilmiah (scientific investigation).

Direktur Reskrimum Polda Jabar Kombes Pol Umar Fana mengatakan, kasus penganiayaan yang menimpa KH Emon cukup unik karena pelakunya dipastikan mengidap gangguan jiwa berat. Pria asal Kadungora, Kabupaten Garut itu bisa dinyatakan bebas dan hanya menjalani rehabilitasi karena tak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di muka hukum.

"Namun untuk sampai pada kesimpulan itu (A bebas dari jerat hukum) ada proses hukum yang harus ditempuh. Bebas atau tidaknya A harus melalui vonis majelis hakim di pengadilan," kata Umar di Mapolda Jabar, Kamis (1/2/2018).

Belum selesai kasus penganiayaan terhadap KH Emon, muncul lagi kasus penganiayaan terhadap ulama. Kali ini, korbannya adalah Ustaz R Prawoto, yang merupakan Komandan Brigade Persatuan Islam (Persis) Pusat.

Korban dianiaya Kamis (1/2/2018) pukul 07.00 WIB oleh Asep Maftuh (45). Ustaz Prawoto mengalami luka parah di kepala dan patah tangan kiri akibat dipukuli oleh Asep yang merupakan tetangganya di Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Ustaz Prawoto meninggal dunia pukul 17.30 WIB.

"Berdasarkan kesaksian warga, pelaku Asep Maftuh mengidap gangguan jiwa. Pelaku diduga depresi. Saat ini pelaku dilakukan observasi di RSJ Provinsi Jabar Cisarua, Lembang," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo. (Baca Juga: Ustaz di Bandung Dibunuh Tetangga yang Stres
Penganiayaan terhadap dua ulama itu pun membuat prihatin sejumlah pihak, termasuk politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. Ucapan dukacita disampaikan melalui akun twitternya,@hnurwahid.

"InnaliLlahi...Belum sembuh KH Umar Basri dari penganiayaan org yg katanya "sakit jiwa". Tadi Tokoh Umat dari Persis, HR Prawoto,SE, dianiaya olh yg katanya "sakit jiwa", bahkan Beliau wafat krnnya. Smoga Allah terima sbg syuhada. Tapi polisi perlu usut tuntas "modus" org gila ini."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5617 seconds (0.1#10.140)