Memilukan, Anak Gajah di Riau Mati Terjerat Tali Nilon
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Seekor gajah (Elephas Maximus Sumatranus) liar kembali ditemukan mati di Kabupaten Pelalawan, Riau. Hewan berbelalai yang itu mati berjenis kelamin jantan dan usianya diperkirakan masih dua tahun alias masih gajah anakan.
Gajah ini merupakan salah satu kelompok penghuni Taman Nasional Tesso Nilo di Pelalawan. Saat ditemukan terdapat luka parah pada kaki gajah yang menyebabkan infeksi dan akhirnya harus menghembuskan napas terakhir.
"Gajah yang mati itu diperkirakan berusia 2 tahun dan memiliki bobot 500 Kg. Dia merupakan gajah Tesso Tenggara," kata Kepala Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Ujanng Holsudin Selasa (28/11/2023).
Dari hasil pemeriksaan, bahwa gajah jantan itu mengalami luka serius pada kaki kanan depan akibat tali nilon. Diduga tali nilon ini milik penjerat.
"Luka pada bagian kaki gajah itu akibat tali nilon. Lilitan nilon diperirakan sudah lama sehingga menyebabkan sehingga membuat luka sangat dalam sehingga menyisakan persendian," ucapnya,
Apakah tali nilon itu sengaja dipasangan oleh pemburu, Ujang tidak bisa memastikan. Namun dugaan kuat itu memang tali nilon jebakan untuk menangkap hewan.
"Tapi bisanya kalau tali nilon ini tidak untuk gajah. Biasanya untuk binatang lain mungkin," tukasnya.
Dijelaskannya bahwa pihak BBKSDA Riau mendapat informasi dari pihak perusahaan pemegangang konsesi kalau ada gajah yang terluka pada 14 November 2023. Diduga karena sakit, gajah itu tertinggal dari rombongan.
Pihaknya pun langsung melakukan pengecekan. Setelah memastikan tim dokter pun langsung melakukan tindakan medis terhadap hewan bertubuh bongsor itu.
Keesokan hari ini, tim medis berupaya melakukan pengobatan susulan. Namun sang gajah berusaha untuk menghindar.
"Saat dicoba melakukan pembiusan, sang gajah berusaha mengindar. Anak gajah itu terlihat lebih agresif. Hasil observasi, ada pembekakan pada kaki persendiannya yang luka tersebut semakin merenggang karena otot dan tendornya putus dan sepertinya akan lepas. Terhadap luka itu dilakukan tindakan medis dengan memberikan vitamin, antibiotik dan obat," ucapnya.
Setelah diberikan pengobatan, kondisi gajah membaik. Hari demi hari, tim medis terus melakukan pementauan terhadap gajah liar itu. Belakangan anak gajah itu kembali ke rombongan.
Terakhir gajah tersebut terlihat mandi bersama rombongan. Kemudian terdegar jeritan sang gajah. Melihat hal itu, kawanan gajah meninggalkan anak gajah yang sedang sakit itu. Setelah memastikan aman tim medis bersama pawang gajah(mahout) mendekati gajah yang masih berendam.
"Pawang gajah berusaha mengerahkan agar gajah naik ke darat agar dilakukan pengobatan. Namun gajah tersebut tidak dan mengeluarkan suara keras dan akhir gajah itu roboh. Petugaspun lansung turun ke sungai dan dipastikan gajah tersebut telah mati," sebutnya.
Gajah ini merupakan salah satu kelompok penghuni Taman Nasional Tesso Nilo di Pelalawan. Saat ditemukan terdapat luka parah pada kaki gajah yang menyebabkan infeksi dan akhirnya harus menghembuskan napas terakhir.
"Gajah yang mati itu diperkirakan berusia 2 tahun dan memiliki bobot 500 Kg. Dia merupakan gajah Tesso Tenggara," kata Kepala Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Ujanng Holsudin Selasa (28/11/2023).
Dari hasil pemeriksaan, bahwa gajah jantan itu mengalami luka serius pada kaki kanan depan akibat tali nilon. Diduga tali nilon ini milik penjerat.
"Luka pada bagian kaki gajah itu akibat tali nilon. Lilitan nilon diperirakan sudah lama sehingga menyebabkan sehingga membuat luka sangat dalam sehingga menyisakan persendian," ucapnya,
Apakah tali nilon itu sengaja dipasangan oleh pemburu, Ujang tidak bisa memastikan. Namun dugaan kuat itu memang tali nilon jebakan untuk menangkap hewan.
"Tapi bisanya kalau tali nilon ini tidak untuk gajah. Biasanya untuk binatang lain mungkin," tukasnya.
Dijelaskannya bahwa pihak BBKSDA Riau mendapat informasi dari pihak perusahaan pemegangang konsesi kalau ada gajah yang terluka pada 14 November 2023. Diduga karena sakit, gajah itu tertinggal dari rombongan.
Pihaknya pun langsung melakukan pengecekan. Setelah memastikan tim dokter pun langsung melakukan tindakan medis terhadap hewan bertubuh bongsor itu.
Keesokan hari ini, tim medis berupaya melakukan pengobatan susulan. Namun sang gajah berusaha untuk menghindar.
"Saat dicoba melakukan pembiusan, sang gajah berusaha mengindar. Anak gajah itu terlihat lebih agresif. Hasil observasi, ada pembekakan pada kaki persendiannya yang luka tersebut semakin merenggang karena otot dan tendornya putus dan sepertinya akan lepas. Terhadap luka itu dilakukan tindakan medis dengan memberikan vitamin, antibiotik dan obat," ucapnya.
Setelah diberikan pengobatan, kondisi gajah membaik. Hari demi hari, tim medis terus melakukan pementauan terhadap gajah liar itu. Belakangan anak gajah itu kembali ke rombongan.
Terakhir gajah tersebut terlihat mandi bersama rombongan. Kemudian terdegar jeritan sang gajah. Melihat hal itu, kawanan gajah meninggalkan anak gajah yang sedang sakit itu. Setelah memastikan aman tim medis bersama pawang gajah(mahout) mendekati gajah yang masih berendam.
"Pawang gajah berusaha mengerahkan agar gajah naik ke darat agar dilakukan pengobatan. Namun gajah tersebut tidak dan mengeluarkan suara keras dan akhir gajah itu roboh. Petugaspun lansung turun ke sungai dan dipastikan gajah tersebut telah mati," sebutnya.
(shf)