Permintaan Khusus Untung Surapati sebelum Gugur ke Anak Cucunya
loading...
A
A
A
Untung Surapati , pahlawan nasional Indonesia yang dikenal memiliki kesaktian itu harus tumbang usai terjangan peluru emas VOC Belanda. Tembakan peluru emas itu didapat Untung Surapati saat berperang di Bangil, Pasuruan.
Saat itu memang gabungan pasukan VOC Belanda dengan pasukan Sampang dan Surabaya tengah memasuki wilayah Pasuruan di bawah kekuasaan Untung Surapati. Konon usai bertarung lebih dari 40 hari, Untung Surapati gugur.
Pertarungan antar pasukan itu konon awalnya berjalan sengit. Bahkan pasukan yang dipimpin oleh Untung Surapati berhasil membunuh banyak pasukan gabungan dari tiga unsur itu. Banyaknya korban juga dialami oleh kubu pasukan Untung Surapati yang dibantu Bali. Padahal sebenarnya peperangan ini merupakan perang saudara antara Sultan Amangkurat III dan Sultan Pakubuwana
Peperangan kian sengit, apalagi ada lesatan panah - panah api. Desingan peluru juga melesat dari beberapa penjuru senapan yang dibawa oleh kedua kubu. Menariknya strategi pasukan gabungan Sampang, Surabaya, dan Belanda cukup cerdas sehingga memisahkan pasukan Pasuruhan dan Bali, dengan pasukan Untung Surapati.
Alhasil, sebagaimana dikutip dari "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati: Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak hingga Pahlawan", sesudah terpisahnya dua pasukan itu, tentara Belanda berhasil merangsak masuk.
Bahkan pimpinan pasukan VOC Belanda Mayor Goovert Knole menembakkan peluru emas ke tubuh Untung Surapati. Untung Surapati yang terkenal kesaktiannya pun mengalami luka, kendati tak langsung gugur.
Tetapi ia langsung melarikan diri dari pertarungan dengan kuda Kiai Pakeling-nya. Untung Surapati meninggalkan arena peperangan dalam kondisi luka dan pulang ke Pasuruhan. Sejarah mencatat pertarungan hebat itu terjadi selama 40 hari. Sesudah peluru emas menembus tubuhnya Untung Surapati jatuh sakit ketika pulang ke Pasuruhan.
Pada saat sakit, Untung Surapati berpesan kepada seluruh istri, anak, dan cucunya. Pertama, hendaklah anak-turunnya kelak tidak bekerja sama dengan Kompeni. Siapa yang melanggar wasiatnya bakal hidup menderita.
Kedua, apabila sudah meninggal, hendaklah ia dikubur tanpa batu nisan. Tanah kuburannya hendaklah dibuat rata dan jangan dibuat gundukan. Usai memberikan pesan kepada seluruh istri, anak, dan cucunya, Untung Surapati wafat.
Selepas arwah Untung Surapati dimakamkan, langit Pasuruhan tampak berselimutkan awan tebal. Seluruh istri, anak, dan cucunya dirundung duka cita. Seluruh penggawa dan rakyat Pasuruhan merasa kehilangan seorang perwira yang kelak dicatat sebagai salah satu pahlawan bangsa.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Saat itu memang gabungan pasukan VOC Belanda dengan pasukan Sampang dan Surabaya tengah memasuki wilayah Pasuruan di bawah kekuasaan Untung Surapati. Konon usai bertarung lebih dari 40 hari, Untung Surapati gugur.
Pertarungan antar pasukan itu konon awalnya berjalan sengit. Bahkan pasukan yang dipimpin oleh Untung Surapati berhasil membunuh banyak pasukan gabungan dari tiga unsur itu. Banyaknya korban juga dialami oleh kubu pasukan Untung Surapati yang dibantu Bali. Padahal sebenarnya peperangan ini merupakan perang saudara antara Sultan Amangkurat III dan Sultan Pakubuwana
Peperangan kian sengit, apalagi ada lesatan panah - panah api. Desingan peluru juga melesat dari beberapa penjuru senapan yang dibawa oleh kedua kubu. Menariknya strategi pasukan gabungan Sampang, Surabaya, dan Belanda cukup cerdas sehingga memisahkan pasukan Pasuruhan dan Bali, dengan pasukan Untung Surapati.
Alhasil, sebagaimana dikutip dari "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati: Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak hingga Pahlawan", sesudah terpisahnya dua pasukan itu, tentara Belanda berhasil merangsak masuk.
Bahkan pimpinan pasukan VOC Belanda Mayor Goovert Knole menembakkan peluru emas ke tubuh Untung Surapati. Untung Surapati yang terkenal kesaktiannya pun mengalami luka, kendati tak langsung gugur.
Tetapi ia langsung melarikan diri dari pertarungan dengan kuda Kiai Pakeling-nya. Untung Surapati meninggalkan arena peperangan dalam kondisi luka dan pulang ke Pasuruhan. Sejarah mencatat pertarungan hebat itu terjadi selama 40 hari. Sesudah peluru emas menembus tubuhnya Untung Surapati jatuh sakit ketika pulang ke Pasuruhan.
Pada saat sakit, Untung Surapati berpesan kepada seluruh istri, anak, dan cucunya. Pertama, hendaklah anak-turunnya kelak tidak bekerja sama dengan Kompeni. Siapa yang melanggar wasiatnya bakal hidup menderita.
Kedua, apabila sudah meninggal, hendaklah ia dikubur tanpa batu nisan. Tanah kuburannya hendaklah dibuat rata dan jangan dibuat gundukan. Usai memberikan pesan kepada seluruh istri, anak, dan cucunya, Untung Surapati wafat.
Selepas arwah Untung Surapati dimakamkan, langit Pasuruhan tampak berselimutkan awan tebal. Seluruh istri, anak, dan cucunya dirundung duka cita. Seluruh penggawa dan rakyat Pasuruhan merasa kehilangan seorang perwira yang kelak dicatat sebagai salah satu pahlawan bangsa.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(hri)