Cara Unik Raden Wijaya Menarik Rakyatnya Menetap di Majapahit
loading...
A
A
A
Raden Wijaya terus melakukan upaya demi mengumpulkan rakyat di wilayah baru Kerajaan Majapahit. Perlahan tapi pasti Raden Wijaya mulai bisa menarik hati orang-orang baru untuk menetap di Kerajaan Majapahit .
Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit terus berupaya untuk mengajak masyarakat tinggal di lahan yang ia buka. Cara-cara menarik pun ditempuh Raden Wijaya demi menarik hati orang-orang baru itu menetap di Kerajaan Majapahit.
Konon saat itu banyak orang Daha dan Tumapel, juga menetap di wilayah Majapahit. Caranya Raden Wijaya dengan memberikan penghargaan dan menaikkan pangkat rakyatnya di kerajaan yang baru didirikannya.
Sejarawan Prof Slamet Muljana dalam bukunya "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit", mengisahkan bagaimana raja pertama Majapahit itu memilih sejumlah para pendatang untuk menetap di Tarik. Selanjutnya ia memberikan kenaikan pangkat dan nama baru.
Penganugerahan nana baru oleh Raden Wijaya itu disesuaikan dengan watak dan rupa mereka. Orang yang matanya membelalak diberi nama Agra Pawaka.
Orang yang kelihatannya tahu akan sastra diberi nama Suprayata, sedangkan orang yang tampaknya sangat berani dan pantas menjadi senapati perang diberi nama Jagawastra. Orang yang bergodeg lebat diberi nama Kapal Asoka, yang suaranya galak diberi nama Januwak.
Sedangkan yang kelihatannya sangat pemberani diberi nama Sura Sampana, orang yang paling gendut, matanya bundar, diberi nama Tunjung Tutur. Orang kecil, bergodeg panjang, polatannya seram, diberi nama Wirasanta.
Orang yang matanya bundar, badannya kekar kuat, tetapi pendek, diberi nama Jejaka Pidikan.Dua orang bersaudara anak akuwu Sidabawana diberi nama Singa Anuwuk dan Singa Andaka.
Orang dari Lawor, ucapannya sangat manis, tindak tanduknya sangat meresapkan hati diberi nama Parijata.Kemudian pemuda yang berbetis keras, bergodeg dan berkumis diberi nama Carita Angsana.
Seorang perempuan tani yang sudah beranak lima orang diberi nama Subiksa, sedangkan seorang perempuan muda yang berparas cantik diberi nama Rara Sindura.Setelah itu, Raden Wijaya meninggalkan paseban.
Mereka yang menghadap merasa puas karena mendapat perhatian dari Raja Majapahit Raden Wijaya. Para warga pun bubar, cara itu dapat menarik simpati dari para penghuni baru yang datang dari berbagai dusun di daerah Singasari dan Kediri.
Hal ini diperkuat dengan sikap sangat ramah para pemuda dusun. Dari uraian tersebut nyata sekali bahwa Kota Majapahit mulai dengan rumah bambu sederhana yang berpagar bambu.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit terus berupaya untuk mengajak masyarakat tinggal di lahan yang ia buka. Cara-cara menarik pun ditempuh Raden Wijaya demi menarik hati orang-orang baru itu menetap di Kerajaan Majapahit.
Konon saat itu banyak orang Daha dan Tumapel, juga menetap di wilayah Majapahit. Caranya Raden Wijaya dengan memberikan penghargaan dan menaikkan pangkat rakyatnya di kerajaan yang baru didirikannya.
Sejarawan Prof Slamet Muljana dalam bukunya "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit", mengisahkan bagaimana raja pertama Majapahit itu memilih sejumlah para pendatang untuk menetap di Tarik. Selanjutnya ia memberikan kenaikan pangkat dan nama baru.
Penganugerahan nana baru oleh Raden Wijaya itu disesuaikan dengan watak dan rupa mereka. Orang yang matanya membelalak diberi nama Agra Pawaka.
Orang yang kelihatannya tahu akan sastra diberi nama Suprayata, sedangkan orang yang tampaknya sangat berani dan pantas menjadi senapati perang diberi nama Jagawastra. Orang yang bergodeg lebat diberi nama Kapal Asoka, yang suaranya galak diberi nama Januwak.
Sedangkan yang kelihatannya sangat pemberani diberi nama Sura Sampana, orang yang paling gendut, matanya bundar, diberi nama Tunjung Tutur. Orang kecil, bergodeg panjang, polatannya seram, diberi nama Wirasanta.
Orang yang matanya bundar, badannya kekar kuat, tetapi pendek, diberi nama Jejaka Pidikan.Dua orang bersaudara anak akuwu Sidabawana diberi nama Singa Anuwuk dan Singa Andaka.
Orang dari Lawor, ucapannya sangat manis, tindak tanduknya sangat meresapkan hati diberi nama Parijata.Kemudian pemuda yang berbetis keras, bergodeg dan berkumis diberi nama Carita Angsana.
Seorang perempuan tani yang sudah beranak lima orang diberi nama Subiksa, sedangkan seorang perempuan muda yang berparas cantik diberi nama Rara Sindura.Setelah itu, Raden Wijaya meninggalkan paseban.
Mereka yang menghadap merasa puas karena mendapat perhatian dari Raja Majapahit Raden Wijaya. Para warga pun bubar, cara itu dapat menarik simpati dari para penghuni baru yang datang dari berbagai dusun di daerah Singasari dan Kediri.
Hal ini diperkuat dengan sikap sangat ramah para pemuda dusun. Dari uraian tersebut nyata sekali bahwa Kota Majapahit mulai dengan rumah bambu sederhana yang berpagar bambu.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(ams)