Cerita Pasukan Gabungan Madiun Raya Halau Tentara VOC Pimpinan Kapten Tack
loading...
A
A
A
MADIUN - Perlawanan Bupati Madiun Raya terus dilakukan terhadap VOC Belanda. Medan di Pegunungan Wilis konon sempat menyulitkan pasukan VOC Belanda yang dipimpin oleh Kapten Tack. Apalagi pasukan lawan cukup banyak dengan persenjataan canggih.
Pasukan gabungan itu mencapai 14.587 di benteng Trunojoyo Kediri. Dari pasukan itu ada yang ikut bertempur di Ponorogo.Pasukan VOC Belanda harus terus bergerak untuk memerangi pasukan Madiun raya yang merupakan gabungan dari beberapa wilayah.
Kapten Tack dan pasukannya terus bergerak, hingga bertemu dengan pasukan lain dari VOC dengan pimpinan Hurdt.Pertemuan dua pasukan ini terjadi di sebuah desa di dekat Kali Klagen. Konon desa ini terletak di antara Madiun - Maospati, wilayah perbatasan Madiun dan Magetan.
Selanjutnya dari catatan residen Belanda, pasukan gabungan itu berangkat pada 6 Oktober.Pada pukul 2 siang konon pasukan VOC telah berada di wilayah Kincang, yang konon kini masuk daerah Jiwan, Kabupaten Madiun.
Dikutip dari “Antara Lawu dan Wilis: Arkeologi Sejarah dan Legenda Madiun Raya, Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Madiun 1934 – 1938”, setelah setengah jam mereka sudah sampai dan melewati Sungai Bengawan dengan Desa Caruban di sebelah kanan.
Saat malam hari, pasukan berkemah tanpa makanan. Sungai mana yang dilewati setelah perjalanan setengah jam dari Kajang tidak jelas. Diduga pasukan VOC ini menuju ke Utara Caruban.
Pada 7 Oktober, pasukan melewati hutan jati yang lebat sesudah menyeberangi cabang Sungai Kadong Panarang yang mengalir deras. Residen Lucien Adam menebak letak dan nama sungai ini. Kami hanya dapat menduga Kedung Banaran.
Tetapi nama ini juga tidak ditemukan lokasinya. Pada sore hari, setelah menjadi jelas bahwa pasukan sedang tersesat, mereka berbaris lagi masuk hutan dan menjadi rimbawan liar, melewati Sungai Ulo dan Sarangan.
Di Sungai Sarangan konon mengalir melalui hutan jati lebat di sebelah timur Madiun. Pada zaman kuno, hutan ini dilalui oleh jalur Madiun - Kediri dan sangat mungkin melewati Tunglur (wilayah di Nganjuk dekat perbatasan dengan Madiun).
Namun demikian, tidak mungkin pasukan Hurdt berada di utara Caruban-mereka pasti bergerak ke selatan, kecuali bila mereka berjalan memutar ke timur kemudian ke barat melalui hutan jati.
Namun hal itu pasti akan mengakibatkan kelelahan pasukan dan menyita waktu lebih dari dua hari perjalanan. Di Tunglur, pasukan Hurdt memasuki wilayah Keresidenan Kediri sekarang.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Pasukan gabungan itu mencapai 14.587 di benteng Trunojoyo Kediri. Dari pasukan itu ada yang ikut bertempur di Ponorogo.Pasukan VOC Belanda harus terus bergerak untuk memerangi pasukan Madiun raya yang merupakan gabungan dari beberapa wilayah.
Kapten Tack dan pasukannya terus bergerak, hingga bertemu dengan pasukan lain dari VOC dengan pimpinan Hurdt.Pertemuan dua pasukan ini terjadi di sebuah desa di dekat Kali Klagen. Konon desa ini terletak di antara Madiun - Maospati, wilayah perbatasan Madiun dan Magetan.
Selanjutnya dari catatan residen Belanda, pasukan gabungan itu berangkat pada 6 Oktober.Pada pukul 2 siang konon pasukan VOC telah berada di wilayah Kincang, yang konon kini masuk daerah Jiwan, Kabupaten Madiun.
Dikutip dari “Antara Lawu dan Wilis: Arkeologi Sejarah dan Legenda Madiun Raya, Berdasarkan Catatan Lucien Adam Residen Madiun 1934 – 1938”, setelah setengah jam mereka sudah sampai dan melewati Sungai Bengawan dengan Desa Caruban di sebelah kanan.
Saat malam hari, pasukan berkemah tanpa makanan. Sungai mana yang dilewati setelah perjalanan setengah jam dari Kajang tidak jelas. Diduga pasukan VOC ini menuju ke Utara Caruban.
Pada 7 Oktober, pasukan melewati hutan jati yang lebat sesudah menyeberangi cabang Sungai Kadong Panarang yang mengalir deras. Residen Lucien Adam menebak letak dan nama sungai ini. Kami hanya dapat menduga Kedung Banaran.
Tetapi nama ini juga tidak ditemukan lokasinya. Pada sore hari, setelah menjadi jelas bahwa pasukan sedang tersesat, mereka berbaris lagi masuk hutan dan menjadi rimbawan liar, melewati Sungai Ulo dan Sarangan.
Di Sungai Sarangan konon mengalir melalui hutan jati lebat di sebelah timur Madiun. Pada zaman kuno, hutan ini dilalui oleh jalur Madiun - Kediri dan sangat mungkin melewati Tunglur (wilayah di Nganjuk dekat perbatasan dengan Madiun).
Namun demikian, tidak mungkin pasukan Hurdt berada di utara Caruban-mereka pasti bergerak ke selatan, kecuali bila mereka berjalan memutar ke timur kemudian ke barat melalui hutan jati.
Namun hal itu pasti akan mengakibatkan kelelahan pasukan dan menyita waktu lebih dari dua hari perjalanan. Di Tunglur, pasukan Hurdt memasuki wilayah Keresidenan Kediri sekarang.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(ams)